Laman

Wednesday, April 10, 2013

Tuhanlah Kekuatanku

Sebuah Refleksi Pribadi
Bahan Bacaan Alkitab: Keluaran 15 : 1 - 21


Dalam menjalani hidup ini, tidak ada satu pun dari manusia yang bebas dari segala tantangan dan pencobaan. Namun masing-masing orang memiliki cara atau strategi untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan atau tantangan tersebut. Tetapi tidak jarang juga orang yang tidak mampu menghadapi tekanan hidup sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan cara mencelakakan dirinya sendiri atau mencelakakan orang lain.

Namun demikian, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus tetap memiliki keyakinan yang teguh bahwa dalam kondisi apa pun juga; baik itu suka maupun duka, kasih dan kesetiaan Tuhan tidak pernah beranjak dari setiap orang yang menaruh harap kepadaNya. Keyakinan inilah yang memotivasi kita untuk terus melangkah menyusuri lorong-lorong kehidupan. Dan yang pasti, jika kita melangkah dalam iman, maka banyak perkara besar yang dapat kita selesaikan, karena Tuhanlah yang memberi kemenangan bagi setiap anak-anakNya. Inilah dasar keyakinan Rasul Paulus sehingga ia berkata: "Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaKU (Flp. 4:13)".

Sebenarnya perjalanan sejarah bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan adalah cerminan perjalanan kehidupan. Sepanjang perjalanan dari Mesir ke Kanaan, bangsa Israel jatuh bangun dalam keyakinannya. Namun demikian, kasih dan kesetiaan Tuhan tidak pernah beranjak dari kehidupan anak-anak Israel. Sepanjang sejarah perjalanan padang gurun, bangsa Israel mengalami pergumulan dan penderitaan yang berat, dan hal ini tidak dapat mereka hindari tetapi harus mereka hadapi dan mereka taklukkan. Tidakkah hal yang sama sering menjadi bahagian dari perjalanan hidup kita. Kita sering jatuh bangun dalam kehidupan iman. Ketika keadaan aman, kita mudah menyatakan syukur dan memberi kesaksian bahwa Tuhan itu baik. Tetapi ketika keadaan berbalik, lingkungan yang tidak bersahabat, kebutuhan jasmaniah tak terpenuhi, berbagai tekanan hidup lainnya datang selih berganti; mulailah kita bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan. Tapi nyatanya, Tuhan tidak pernah beranjak dari kehidupan anak-anakNya. Ia tetap setia dalam ketidak setiaan umatNya.

Dalam keadaan yang terjepit sekali pun, Tuhan tidak akan membiarkan umatNya mengalami penderitaan yang tidak dapat mereka tanggung. Ya....Tuhan tidak akan membiarkan umat ketebusanNya tenggelam dalam kebinasaan. Melalui perikop bacaan kita, nampak jelas bagaimana Tuhan dengan cara yang ajaib meluputkan Israel dari bahaya kematian. Tuhan menyeberangkan mereka dan mengeringkan lautan itu, sehingga ada tempat bagi mereka untuk berpijak. Air sebelah-menyebelah menggunung seperti tembok, Israel berjalan di tempat yang kering dan rata, sehingga mereka selamat sampai ke seberang. Tetapi tentara Mesir justru terperosok ke dalam lumpur, sehingga laju kereta mereka menjadi lambat dan pada akhirnya Tuhan menenggelamkan mereka dan tak satu pun yang selamat. Karena itu, Musa dan seluruh umat Israel bersukacita dan penuh syukur memuliakan nama Tuhan (Kel. 15:2).

Sekali lagi, perjalanan umat Israel sebenarnya menjadi cerminan perjalanan umat Tuhan sepanjang zaman. Tantangan dan persoalan silih berganti memberi warna di setiap jejak-jejak langkah kita. Terkadang timbul rasa kuatir dan takut, hati kita diselimuti kegalauan; dan saat kita mengalaminya, maka tak jarang kita mulai terjebak dalam keputus-asaan. Tak jarang kita pasrah menerima keadaan dan memandang hal tersebut sebagai "SURATAN NASIB". Memang, harus kita akui bahwa di dalam menghadapi berbagai kesulitan, kita butuh pertolongan dari pihak yang lebih kuat. Tapi persoalannya ialah, siapa yang kita harapkan untuk mendampingi kita di saat kesulitan datang melanda? Apakah kita mengandalkan hikmat dan kekuatan yang kita miliki? Ataukah kita mengandalkan sesama kita manusia? Ataukah kita hanya mengandalkan Tuhan?

Hanya satu jawabannya bagi setiap orang yang sungguh percaya, yakni "TUHAN". Keberadaan kita saat ini menjadi bukti bahwa IA tetap mendampingi kita dalam menjalani kehidupan dengan segala realita yang ada. Dan dalam menjalani hidup, ada kekuatan dan kuasa yang dikaruniakan kepada kita sehingga kita terus mengisi kehidupan ini dengan berbagai rutinitas pekerjaan. Dan dalam semuanya itu, IA menyatakan berkat-berkatNya dalam berbagai bentuk, baik berkat jasmani maupun berkat rohani.

Saudaraku.................
Perjalanan kehidupan masih panjang. Mungkin ke depan, tantangan dan persoalan semakin berat menekan kehidupan kita. Tetapi bagi kita, Tuhan Yesus menyarankan: "Hadapi semuanya itu dengan iman. Sebab hanya dengan iman, kita dapat berkata kepada pohon itu, terbantunlah dan tercampaklah ke dalam laut, maka hal itu akan terjadi". Perkataan ini adalah perkataan Tuhan Yesus, sehingga jika kita menyambut dan meyakini sepenuhnya, maka akan begitu banyak perkara-perkara besar yang dapat kita selesaikan, sebab bagi Tuhan dan juga bagi orang yang percaya kepadaNya: "Tidak ada perkara yang tidak mungkin".

Sekarang, apakah kita telah sungguh-sungguh percaya bahwa hanyalah Tuhan kekuatan kita? Dalam segala jerih dan juang kita, bahkan dalam segala pergumulan dan penderitaan kita, apakah kita hanya mengandalkan kemampuan, kekuatan, kedudukan, harta dan kepandaian kita, ataukah kita hanya mengandalkan Tuhan? Jika kita berkata: "Hanya Tuhan saja sandaranku dan andalanku", maka baiklah kita dengan bersungguh hati berserah kepadaNya dan menuruti apa yang dikehendakiNya. Yesus Kristus yang tidak pernah berubah, baik kemarin maupun hari ini bahkan sampai selama-lamanya, Dialah yang akan mewujudkan semua harapan dan kerinduan kita untuk menikmati sebuah kehidupan yang lebih baik dan sempurna melebihi apa yang sudah kita rasakan pada hari-hari yang sudah berlalu.


No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love