Sebuah Refleksi Jiwa Untuk Perayaan 100th IMT
Konon, Tempo Doeloe........
Nun jauh di pedalaman, kampoeng halamanku berada.
Sebuah udik yang tersembunyi.......
Terbungkus belantara terkurung di antara pegunungan
Tak ada mata yang melirik, tiada hati yang terpikat
Ketampanannya hanyalah keluguan, keagungannya hanyalah sebuah kebodohan
Derita masyarakatnya adalah sebuah guyonan, gaya hidup manusianya adalah sebuah lawakan
Moyangku bodoh tak berpendidikan, primitif di tengah gaung kemajuan
Terlindas oleh roda perkembangan, hidup dalam kemelaratan di tengah kelimpahan
Penguasa hanya minat pada kekayaan alamnya, dikeruk habis tanpa belas kasihan
Anak-anak negeriku jadi budak rodi, dengan perut yang lapar bekerja untuk kebahagiaan orang lain
Konon, Tempo Doeloe......
Nun jauh di seberang sana, di balik samudera luas tak bertepi
Tersiar berita tentang derita moyangku,
Terbesik kabar tentang tangisan anak-anak negeriku
Seperti Israel yang mengerang karena derita sebagai budak di Mesir,
Demikianlah erangan moyangku sampai keharibaanMu
Seperti Musa telah Engkau tetapkan untuk menyatakan kuasa pembebasanMu
Demikianlah Engkau menetapkan A.A. van de Loosdrecht melawat moyangku dalam derita
KasihMu tak terhalang samudera luas, kuasaMu tak terbendung belantara raya
Melawan takdir Engkau menuntun hambaMu,
Melintasi waktu Engkau antar dia ke negeriku
Tanpa menuntut upah ia berkarya bagi moyangku,
Tertumpah darahnya demi martabat kaumku
Diagungkanlah namamu di antara segala bangsa
Sebab benih Injil yang kau tabur tak tumbuh dengan percuma
Sebab dulu kampoeng kami tak diinginkan
Wajah negeri kami jadi cela
Kemiskinan dan kebodohan jadi kisahnya
Menjual diri jadi budak itulah lagunya
100 tahun telah berlalu..........
Cahaya Injil telah bersinar
Sangkakala sorgawi telah ditiup, beiringan tabuhan genderang kemenangan
Lembaran hidup baru kini dimulai
Buluh yang terkulai kini ditegakkan
Semangat yang patah kini telah bangkit
100 tahun telah terlewatkan...........
Kampoengku kini bak primadona
Laksana tuan putri yang cantik gemulai, menebar pesona bagi kaum jejaka
Kampoengku kini jadi rebutan, menebar pesona bagi masyarakat dunia
Dikagumi bangsa-bangsa, jadi kebanggaan ibu pertiwi
100 tahun telah terlewatkan.................
Moyangku kini pintar dan anak cucunya cerdik cendikia
Terhormat di antara suku, bermartabat di antara bangsa dan mulia di tengah jagat raya
Ia tidak lagi jadi cela dan aib, tetapi disegani dan dihargai
Yang lama telah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang
Karena Injil negeriku makmur.
Karena Injil masyarakatku sejahtera
Karena Injil moyangku bermartabat
Karena Injil anak negeriku jadi kebanggaan
Kusyukuri kebaikanMu Tuhan
Hatiku dan jiwaku bertepik sorak karena kuasa kasihMu
Tak terjangkau oleh akal budiku akan kuasaMu
Dengan bersujud beriring airmata bahagia kuserukan namaMu
Kiranya 100 tahun ke depan
Anak cucuku turut merasakan apa yang kurasakan
Kiranya 100 tahun ke depan
Mereka pun menceritakan hal yang sama
Salam 100th IMT
Bravo Toraja
Bravo Injil
No comments:
Post a Comment