Bacaan : Kis. 1 : 1 - 11
Ada waktu untuk bersama, ada waktu untuk tidak bersama lagi. Ada waktu untuk bertemu, namun ada waktu untuk berpisah. Ya...untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun yang ada di bawah kolong langit ini, ada waktunya (Pengkh. 3:1). Demikianlah juga antara Tuhan Yesus dengan murid-muridNya. Setelah 40 hari masa-masa penampakan diri pasca peristiwa kebangkitanNya, maka tiba saatnya IA kembali ke sorga. Masa penampakan diri 40 hari lamanya adalah masa yang sangat penting bagi para murid untuk memulihkan perasaan takut dan kuatir yang mereka alami ketika Tuhan Yesus disalibkan.
Masa penampakan 40 hari pasca kebangkitan, menjadi moment kebangkitan kembali semangat yang dahulu sirna karena peristiwa penyaliban itu. 40 hari adalah masa pemulihan, sehingga para murid sungguh yakin bahwa keputusan mereka menjadi pengikut Tuhan Yesus adalah keputusan yang tepat. Karena itu, mereka tidak perlu takut dan kuatir lagi, ketika Tuhan Yesus meninggalkan amanat ini: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU (Mat. 28:19)". Masa 40 hari adalah masa pembentukan kemandirian, para murid harus siap mengangkat tanggung jawab untuk menjadi saksi atas semua perkara yang mereka alami di dalam kebersamaan dengan Tuhan Yesus. Dan mereka harus mengangkat tanggung jawab itu dengan penuh sukacita sekalipun secara kasat mata, Tuhan Yesus tidak ada lagi di tengah-tengah mereka.
Para murid tidak perlu sedih lagi karena perpisahan ini, sebab Roh Allah akan membimbing mereka dalam tugas selanjutnya. Dan sudah pasti bahwa ketika mereka menikmati 40 hari kebersamaan dengan Yesus pasca kebangkitan, maka ingatan para murid pulih kembali. Mereka kembali sadar bahwa sesungguhnya peristiwa-peristiwa yang mereka alami saat itu, telah jauh-jauh hari diberitahukan kepada mereka. Tuhan Yesus telah menyampaikan kepada mereka bahwa Ia akan ditangkap, diadili, disalibkan, lalu mati dan dikuburkan; tapi akhirnya IA akan bangkit kembali dan sesudah itu, Ia akan pergi, dan kepergianNya adalah kepergian yang melahirkan sukacita, yakni : "dan apabila AKU telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, AKU akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKU, supaya di tempat di mana AKU berada, kamu pun berada (Yoh. 14:3)". Karena itu, bagi orang percaya, memperingati Peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga adalah sebuah pesta kemenangan, bahwa kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan. Tetapi Tuhan Yesus menghendaki agar murid-muridNya serta semua orang yang percaya kepadaNya, membawa dan membagikan berita kemenangan ini kepada semua orang: "mulai dari Yerusalem, Yudea dan Samaria bahkan sampai ke ujung bumi (ay. 8)".
Saudaraku.....................
Di sini saya mau menegaskan bahwa ada dua makna di balik kisah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, yakni Makna Perpisahan dan Makna Pengangkatan.
Kenaikan sebagai "PERPISAHAN" artinya bahwa antara Tuhan Yesus dengan murid-muridNya telah berakhir hubungan tertentu. Mereka tidak lagi merasakan kehangatan tidur bersama dengan Yesus, tidak lagi merasakan kenikmatan makan dan minum bersama dengan Yesus, tidak lagi menikmati manis dan indahnya jalan beriringan dengan Yesus. Mereka tidak lagi merasakan getaran-getaran suara Yesus. Semuanya berakhir. Tibalah bai para murid untuk hidup dalam kedewasaan. Mereka bukan lagi anak-anak kecil, tetapi orang yang sudah dewasa, yang harus mandiri untuk membina diri sendiri, membangun diri sendiri dan harus menjadi contoh atau teladan yang baik bagi orang lain yang belum tumbuh dewasa. Perpisahan antara Tuhan Yesus dengan para murid dapat diumpamakan seperti perpisahan antara orangtua dan anaknya akan membangun hidup berumah-tangga. Sebab tidaklah pantas bagi seorang anak yang telah berumah-tangga untuk tetap dihidupi oleh orangtuanya, segala kebutuhan hidup harus diatur dan disediakan oleh orangtuanya.
Inilah makna Kenaikan sebagai PERPISAHAN: "para murid harus belajar untuk mandiri dalam rangka membentuk, membangun dan membina persekutuan hidup bersama sebagai keluarga Allah". Sekiranya perpisahan itu tidak terjadi, maka Gereja sebagai Persekutuan Tubuh Kristus tidak akan pernah ada dan terbentuk dalam dunia ini. Tapi kita perlu hati-hati, Perpisahan tidak sama dengan Perceraian. Perpisahan memiliki makna "Kesementaraan" bahwa ada waktu untuk bertemu lagi dengan Tuhan Yesus; sedangkan perceraian berarti tidak ada lagi hubungan apa-apa, dan untuk berjumpa dan bersatu lagi adalah kemustahilan. Perpisahan kita dengan Tuhan Yesus menempatkan kita dalam zaman penantian akan datangnya PAROUSIA. Kita kini berada dalam masa eskaton (masa selang), sehingga dari kita dituntut kemandirian iman: "barangsiapa setia sampai akhir, akan dimahkotai mahkota Al-Hayat (Wahyu 2:10)".
Persoalannya sekarang ialah: bagaimana caranya agar kita kuat dan tegar untuk berdiri dalam kemandirian iman di masa eskaton ini? Tuhan Yesus telah pergi dan sekarang IA ada di sorga, sedang kita ada di dunia. Tidakkah ini kita dibiarkan berjalan sendiri?
Tidak demikian saudaraku!
Perpisahan dengan Yesus bukanlah berarti kita dibiarkan untuk mengurus diri sendiri, menghadapi tantangan bahkan penolakan dari dunia ini seorang diri. Dalam menjawab persoalan ini, maka Tuhan Yesus bersabda: "Aku tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu (Yoh. 14:18)". Tuhan mencurahkan RohNya atas hidup kita. Roh Kudus itulah yang menjadi jaminan bahwa Yesus Kristus akan tetap ada di dalam kita, sehingga kita tetap kuat melanjutkan karya pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita demi penyelamatan atas dunia dan segala isinya. Demikianlah yang kita dapat maknai dari ayat 8: "kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKU di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi".
Kenaikan sebagai PENGANGKATAN, artinya peristiwa ini menjadi sebuah pemakluman atau proklamasi dari Allah kepada dunia ini bahwa Tuhan Yesus telah diberi kuasa mutlak atas bumi dan atas sorga. Suara Allah yang terdengar saat pembaptisan di Sungai Yordan: "Inilah AnakKU yang KUkasihi, kepadaNyalah AKU berkenan (Mat. 3:17)" kini mendapat pengesahan lewat peristiwa kenaikan. Peristiwa Kenaikan adalah Peristiwa Pengangkatan atas diri Yesus sebagai "KING of The King" (Raja atas segala raja). Ia didudukkan di sebelah kanan sebagai simbol bahwa IA telah diberi mandat untuk menjadi Penguasa Tunggal dan Mutlak atas dunia dan di dalam sorga. Karena itu, peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga hendaknya menjadi kebanggaan tersendiri buat kita, sehingga dalam proses perjalanan kembara kita di tengah-tengah dunia ini, kita tidak akan pernah menyangkal Dia dan tidak akan pernah menyangsikan kuasaNya. SuaraNya harus kita materaikan dalam hati kita: "ketahuilah, AKU tetap menyertai kamu sampai kesudahan zaman".
Selamat Merayakan Peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.
Semoga kuasa kasihNya meneguhkan dan menguatkan kita untuk menjadi saksi.
Camkan hal ini: "IA Pergi, namun IA Pasti Akan Kembali".
No comments:
Post a Comment