"Kalian menyalibkan Yesus dan berdiri di hadapanNya,
menghina dan memperolokNya,
tapi IA turun ke alam maut, ke tempat mana kalian harus berada dan dari sana Dia bangkit untuk jadi ingatan turun-temurun,
dan berjalan di antara kalian sebagai seorang Pahlawan,
memenuhi jagad semesta dengan kejayaan dan keindahanNya"
Disadur dari karangan Khalil Gibran
Judul Buku: "CINTA Tak Pernah Berakhir"
Kami anak-anak kesedihan, dan kalian adalah anak-anak kesenangan.
Kamilah anak-anak kesedihan,
dan kesedihan adalah bayangan Tuhan yang hidup bukan dalam hati yang keji
Kamilah jiwa-jiwa yang sedih,
dan kesedihan terlalu agung untuk berada dalam hati yang sempit.
Saat kalian tertawa, kami menangis dan meratap;
dan dia yang membasuh diri dengan air matanya akan tetap suci selamanya.
Kalian tak memahami kami, tetapi kami tawarkan rasa simpati pada kalian.
Kalian berlomba dengan arus sungai kehidupan, dan tak memandang sebelah mata pada kami,
tapi kami duduk di tepi sungai,
menatap kalian dan mendengar suara-suara ganjil kalian.
Kalian tak peduli tangisan kami, telinga kalian terkunci,
tertutup oleh pengingkaran kalian akan Kebenaran,
tapi kami mendengar nyanyian kalian,
karena bisikan malam telah membuka batin kami.
Kami melihat kalian berdiri di bawah jemari cahaya,
tapi kalian tak bisa melihat kami,
karena kami tersembunyi dalam kegelapan yang tercerahkan.
Kamilah anak-anak kesedihan,
kamilah para penyair, nabi dan musisi.
Kami menghibur para dewi dari kegelisahan hati,
dan mengisi tangan para malaikat dengan benih inti jiwa kami.
Kalian anak-anak dewa bumi.
Kalian tempatkan hati kami dalam tangan kehampaan,
karena sentuhan tangan kehampaan begitu lembut dan menggoda.
Kalian berakhir dalam rumah ketakpedulian,
karena di dalamnya tiada cermin yang bisa membuat kalian memandang jiwa.
Kami menghela nafas,
dan dari helaan nafas itu muncul bunga-bunga yang berbisik,
dan daun-daun yang bermekaran.
Saat kalian memperolok kami,
bulu kuduk kalian berdiri karena derak tengkorak
dan gemerincing rantai serta ratapan di jurang kehinaan.
Kala kami menangis,
airmata kami jatuh dari Hati Kehidupan,
seperti embun jatuh dari Mata Malam ke Hati Fajar,
dan ketika kalian tertawa,
tawa kalian yang melecehkan meleleh bagai bisa ular meracuni sesobek luka.
Kami menangis dan bersimpati pada para pengembara malang dan janda kesepian,
tapi kalian bersuka dan tersenyum pada kilauan emas.
Kami menangis karena kami mendengar erangan simiskin dan rintihan kaum tertindas,
tapi kalian tertawa karena mendengar suara denting gelas anggur.
Kami menangis karena jiwa kami saat itu terpisah dari Tuhan,
tapi kalian tertawa karena raga kalian menyatu dengan bumi.
Kami anak-anak kesedihan dan kalianlah anak-anak kesenangan.....
Biarkan kami mengukur kesedihan kami dengan kesenangan kalian sebelum matahari terbit......
Kalian telah bangun piramid-piramid di atas hati para budak,
tetapi piramid-piramid itu berdiri kukuh di atas pasir,
menenang Keabadian kami dan kesia-siaan kalian.
Kalian telah membangun Babilonia di atas tulang belulang kum lemah,
dan mendirikan istana Nineveh di atas kuburan kaum tertindas.
Babilonia kini hanyalah jejak langkah unta di atas padang pasir,
dan sejarah berulang kembali pada bangsa-bangsa yang memberkati kami dan mengutuk kalian.
Kami telah memahat Ishtar dari pualam dan membuatnya bergetar dalam kekukuhannya
dan berkata melalui kebisuannya.
Kami telah ciptakan Nyanyian Nahawand dan memainkannya dengan dawai,
menyebabkan jiwa terkasih mendatangi kami.
Kami telah memuja Yang Maha Kuasa dengan kata-kata dan amal perbuatan;
kata-kata kami menjadi satu denan Firman Tuhan,
dan amal perbuatan kami diliputi oleh cinta para malaikat.
Kalian mengikuti kesenangan,
yang kuku tajamnya telah mencabik ribuan martir di Roma dan Antioch...
Tapi.......
kami mengikuti kesunyian yang jemari telitinya telah membuaka Iliad,
dan Kitab Pekerjaan dan Ratapan Yeremiah
Kalian berbarin dengan penuh hasrat birahi,
yang badainya telah menyapu ribuan upacara jiwa,
yang menyingkirkan perempuan ke jurang aib dan kengerian.....
Tapi.....
kami memeluk kesendirian,
yang bayangan keindahannya membuat Hamlet dan Dante bangkit.
Kalian memanjakan ketamakan dan tajamnya pedang ketamakan,
telah mengalirkan sertibu sungai darah........
Tapi kami mencari teman dalam Kebenaran,
dan Tangan Kebenaran telah membawa pengetahuan
dari Hati Agung di Lingkaran Cahaya.
Kami anak-anak kesedihan dan kalianlah anak-anak kesenangan,
dan di antara kesedihan kami dan kesenangan kalian terdapat sebuah jalan sempit
yang tak bisa dilalui oleh kuda jiwa kalian
dan tak bisa dilewati oleh kereta raksasa kalian.
Kami mengasihani kekerdilan kalian saat kalian membenci keagungan kami,
dan di antara rasa kasihan kami dan kebencian kalian, waktu terhenti.
Kami datang pada kalian sebagai teman, tapi kalian menyerang kami layaknya musuh,
dan di antara persahabatan kami dan permusuhan kalian,
terdapat sebuah parit yang dialiri airmata dan darah.
Kami membangun istana-istana untuk kalian dan kalian menggali kubur bagi kami,
dan di antara keindahan istana dan kehinaan kuburan,
Kemanusiaan berjalan beriringan dengan senjata baja.
Kami membentangkan jalan kalian dengan dihiasi bunga-bunga mawar,
dan kalian menutupi ranjang kami dengan duri,
dan di antara mawar dan duri, Kebenaran memancar dengan tegas.
Sejak permulaan dunia,
kalian telah bertempur melawan kekuatan lembut kami dengan kelemahan kalian,
dan ketika kalian menang atas kami selama sejam,
kalian bersorak-sorai senang seperti kodok ketemu air.
Dan ketika kami menaklukkan kalian dan menguasai kalian selama seabad, kami tetap sediam raksasa.
Kalian menyalibkan Yesus dan berdiri di hadapanNya,
menghina dan mengolokNya,
tapi pada akhirnya Ia turun dan diingat turun temurun,
dan berjalan di antara kalian sebagai seorang pahlawan,
memenuhi jagad semesta dengan kejayaan dan keindahanNya.
Kalian meracuni Socrates dan merajam Paulus,
menghancurkan Ali bin Abi Thalib dan membunuh Madhat Pasha,
dan mereka yang tak pernah mati itu,
kini bersama kami di hadapan Wajah Keabadian
Namun,
kalian hidup dalam ingatan manusia seperti mayat-mayat di atas wajah bumi;
dan kalian tak dapat menemukan seorang teman yang akan menguburkan kalian
dalam hinanya ketiadaan yang kalian cari di muka bumi.
Kamilah anak-anak kesedihan,
dan kesedihan adalah awan yang menyirami segala dengan Pengetahuan dan Kebenaran.
Kalianlah anak-anak kesenangan,
dan setinggi apapun yang bisa kalian raih,
di hadapan Hukum Tuhan,
itu semua hancur oleh angin sorga dan musnah dalam ketiadaan,
hanya menyisakan selarik asap tipis.
No comments:
Post a Comment