Laman

Saturday, May 4, 2013

Mengajar Sebagai Panggilan Iman

Bacaan Alkitab: Matius 9:35-38
Khotbah Hari Minggu, 05 Mei 2013
Pengembangan Dari Buku Membangun Jemaat


Intisari dari Amanat Agung Allah kepada Umat Israel adalah: "AJARLAH". Demikian kita dapat membaca dalam Ul. 6:1-9 :"Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang aku AJARKAN kepadamu atas perintah Tuhan......Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau MENGAJARKANNYA berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.......dst".

Apa yang hendak diajarkan?
Yang diajarkan adalah perbuatan Allah yang dahsyat, yang telah memungkinkan Israel menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat. Dan inilah yang dikemukakan dalam Ul. 6:20-25 demikian: "Apabila di kemudian hari anakmu bertanya kepadamu: Apakah peringatan, ketetapan dan peraturan itu.....maka haruslah engkau menjawab anak-anakmu itu: kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi Tuhan membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat.......kita dibawaNya keluar dari sana supaya kita masuk ke negeri yang telah dijanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kita. Tuhan memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu......supaya senantiasa baik keadaan kita......dan kita akan menjadi benar apabila kita melakukan segenap perintah itu dengan setia di hadapan Tuhan". Jadi amanat untuk mengajar adalah sesuatu yang telah menjadi ketetapan Tuhan, dan umat Tuhan tidak boleh melalaikan hal tersebut.

Dalam konteks Perjanjian Baru, kita menjumpai fakta bahwa Tuhan Yesus disebut "RABBI" dan ini bukanlah gelar yang hanya diberikan oleh murid-muridNya, tetapi juga oleh orang banyak yang setia mengikuti Dia, bahkan oleh lawan-lawanNya (para Farisi dan Ahli-ahli Taurat), dan juga gelar yang diberikan oleh seorang pemimpin yang kaya raya, di mana ia menyebut Yesus "Guru Yang Baik (Luk. 18:18)". Dan memang Tuhan Yesus adalah seorang RABBI. Hakekat hidupNya adalah MENGAJAR, dan karena itu IA berkeliling dari kota ke kota untuk mengajar, dan cara Tuhan Yesus mengajar tidak sama seperti Rabbi-rabbi Yahudi lainnya, karena itu semua orang takjub mendengar pengajaranNya (Mat. 7:28-29). Itulah sebabnya, kehadiran Yesus sangat dinantikan dan ke manapun IA pergi, begitu banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia hanya sekedar mau mendengar pengajaranNya. Dengan demikian, wajar jikalau saat-saat terakhir kebersamaan Yesus dengan para muridNya sebelum IA terangkat naik ke sorga, Tuhan Yesus meninggalkan amanat ini: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU......AJARLAH mereka melakukan segala sesuatu yang telah KUperintahkan kepadamu (Mat. 28:19, 20)".

Dasar seluruh pelayanan dan pengajaran Tuhan Yesus adalah KASIH. Itulah sebabnya ketika IA melihat orang banyak, maka hatiNya tergerak oleh belas kasihan. Mengapa hatiNya tergerak oleh belas kasihan, mengapa IA terharu melihat orang banyak itu? Karena orang banyak itu adalah orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mengecap dunia pendidikan karena mereka adalah orang-orang miskin. Hati Tuhan Yesus tergerak oleh belas kasihan karena dunia pendidikan pada zamanNya mentelantarkan mereka cuma karena persoalan uang. Mereka adalah orang-orang yang tidak berdaya. Ditambah lagi, lembaga agama memberikan batasan-batasan yang sangat ketat, keras dan tegas mengenai orang-orang yang layak dan tidak layak untuk menerima pengajaran. Ada aturan KETAHIRAN dan KENAJISAN. Karena itu, begitu banyak orang yang terlantar, tidak ada yang memperhatikan dan mempedulikan mereka, dan sungguh mereka seperti domba yang tidak tergembalakan. Secara fisik maupun rohani, mereka menderita dan lemah. Karena itu wajar jikalau mereka haus dan lapar akan pengajaran.

Kehadiran Yesus membawa angin segar bagi mereka. Yesus tidak pernah menolak satu pun dari mereka yang datang, bahkan anak-anak sekali pun, tanganNya terbuka menerima dan menyambut mereka; bahkan IA merangkul mereka dan memberkati mereka. Sebagai seorang Rabbi, Tuhan Yesus tidak hanya cakap dalam mengajar (pandai dalam berkata-kata), tetapi lebih dari pada itu, IA mempraktekkan apa yang IA ajarkan. KASIH yang IA kumandangkan, IA buktikan dengan memberi seluruh hidupNya bahkan nyawaNya dan dalam hatiNya tidak terbesit sedikitpun perasaan dendam. Justru sebaliknya, kebada orang-orang yang menolak Dia dan menyalibkanNya, IA berdoa: "Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat".

Dalam konteks kekinian, sungguh kita sangat prihatin menyaksikan dunia pendidikan kita. Saya tidak mau mempersoalkan curat-marutnya pelaksanaan UAN tahun ini, tetapi yang saya mau tegaskan bahwa tujuan dari pelaksanaan proses mengajar dan belajar sekarang ini hanya sebatas hal-hal yang lahiriah, yakni membentuk pribadi yang kelak mampu mencari nafkah sendiri dengan mengandalkan inteklektualnya; lalu pembentukan manusia yang berkarakter mulia dilalaikan. Jujur harus kita akui, kita begitu mudahnya menghamburkan uang agar anak-anak kita mampu menguasai Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan mata pelajaran lainnya, tetapi pendidikan moral mereka kita abaikan. Karena itu, jangan anda coba-coba membuka kursus Pendidikan Agama Kristen, yakin tidak ada peminatnya. Kalaupun ada, dapat dihitung dengan jari. Karena itu, tak perlu heran jika anak-anak sekarang tidak lagi menaruh hormat terhadap orangtua dan guru bahkan mereka menjadi pemberontak dengan tidak mau tahu aturan. Jangan heran jika anak-anak di era modern ini, tidak lagi merasa peduli dengan hal-hal yang ditabukan, bahkan hal-hal tabu bagi mereka dianggap hal yang biasa saja.

Mengapa karakter anak-anak sekarang, begitu buruk bahkan dapat dikatakan "BRUTAL"?
Karena pendidikan moral dan etika telah dikesampingkan. Ya...karena pendidikan yang menyangkut akhlak dan aqidah telah diabaikan. Kalaupun ada, pendidikan tersebut tidak diberi perhartian dan perlakuan khusus.
Kitab Amsal sarat dengan nasehat tentang pengajaran, dan salah satunya adalah Ams. 22:6....."Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan pernah menyimpang dari jalan itu". Atau Ams. 29:17...."Didiklah anakmu (dalam ajaran Tuhan), maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu".

Saudaraku........
Memang kita tidak dapat menghindar dari keadaan yang ada sekarang ini. Tapi kita tidak boleh tinggal diam. Sekalipun anak-anak Tuhan di bumi ini hanya segelintir saja, kita tidak boleh menyerah. Kita harus memperlihatkan kepada dunia ini karakter kita sebagai anak-anak Tuhan; hidup dengan beretika, hidup dalam ketaatan pada aturan, saling mendahului dalam memberi hormat dan dengan hati yang tulus menolong setiap orang tanpa berharap pamrih. Dan ingatlah akan hal ini: Gereja dari semula adalah persekutuan orang-orang yang belajar, yang kemudian tergerak untuk keluar membagikan berkat dari pengajaran itu kepada dunia di mana mereka berada agar dunia pun mealui anak-anak Tuhan, akan merasakan sentuhan tangan kasihNya. Amanat ini disematkan oleh Tuhan Yesus kepada kita: "Pergilah kamu, jadikanlah semua bangsa muridKU". Karena itu, mengajar adalah PANGGILAN IMAN.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love