Laman

Thursday, May 2, 2013

Yesus Bukanlah Jawaban, Tetapi Sebuah Masalah

Bacaan Alkitab : Mat. 10:16-20, 26-33
Nast: ayat 16....
"AKU mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala"


Banyak sekali kita mendengar khotbah (apalagi para pendeta yang berasal dari kelompok atau pengikut ajaran Theologia Sukses), bahkan mendengar lagu-lagu rohani yang mengatakan seperti ini: "Ikut Tuhan Yesus pasti senang, Ikut Tuhan Yesus pasti tidak ada masalah". Untuk menguatkan pernyataan ini, mereka memberikan bukti-bukti Alkitabiah: "Bukankah orang yang sakitnya parah lalu datang kepada Tuhan Yesus, seketika itu ia mengalami kesembuhan. Persoalan makan, kita tidak perlu ragu. Bukankah hanya dengan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan dirubah berlipat kali ganda sehingga dapat dikonsumsi + 5000 orang (belum termasuk wanita dan anak-anak). Ketika murid-murid telah semalam suntuk menjala ikan di danau Galilea, tidak satu pun ikan yang didapatkannya. Tetapi ketika Tuhan Yesus yang memerintahkannya dan Ia ada di tengah-tengah para murid, maka mereka mendapat hasil yang melimpah. Sepanjang karir Petrus sebagai seorang nelayan, belum pernah ia mendapat hasil yang begitu banyak sama seperti yang ia dapatkan ketika Tuhan Yesus ada bersamanya. Singkatnya, apabila saudara bermasalah maka Tuhan Yesuslah jawabannya (Christ in Answer). Jadi apabila mau tidak dapat masalah maka pilihan hanya satu, yakni Tuhan Yesus".

Tetapi benarkah pandangan seperti ini?.

Andaikata benar, maka saya yakin dalam sekejap mata saja semua orang di dunia ini akan menjadi Kristen. Sebab siapakah manusia yang berharap hidupnya susah? Tidak ada, bukan?

Saudaraku................
Ingatlah bahwa jalan yang dipilih Tuhan Yesus bukanlah jalan bebas hambatan. Jalan yang dipilihNya adalah jalan derita (via dolorosa). Dan jikalau kita perhatikan secara seksama perikop kita hari ini, maka kita akan menemukan kenyataan yang bertolak belakang dengan apa yang dikampanyekan oleh pengikut Theologia sukses. Ternyata Tuhan Yesus bukanlah jawaban, tetapi Ia adalah sebuah masalah. Tuhan Yesus bukanlah jawaban untuk penyelesaian masalah hidup, tetapi Tuhan Yesus adalah sebuah persoalan yang harus dihadapi dan dipecahkan oleh setiap orang yang mau mengikut Dia. Tuhan Yesus bersabda: "setiap orang yang mau mengikut AKU, ia harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya". Dalam artian: siapa saja yang mau mengikut Tuhan Yesus maka ia harus meninggalkan semua andalan-andalannya dan siap berhadapan dengan masalah. Masalah itu ialah: "Sebagaimana dunia membenci AKU, demikianlah juga dunia akan membenci kamu".

Jadi menjadi pengikut Tuhan Yesus tidaklah mudah tetapi mengandung resiko: "Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tenah serigala". Tidakkah suasana penuh tantangan, ketakutan, penderitaan dan bahkan ancaman kematian itulah yang dengan terang-terangan dikemukakan oleh Tuhan Yesus, bukan? Kesulitan yang begitu hebat menjadi nuansa dan romantika hidup orang percaya dan kita tidak dapat menghindar dari realita tersebut. Jadi kekristenan bukanlah sebuah jawaban melainkan sebuah masalah besar. Dan inilah yang membuat banyak orang yang tidak siap mengikut Tuhan Yesus. Banyak orang menjual nama Tuhan Yesus cuma karena iming-iming jabatan dan harta bahkan cinta.

Tuhan Yesus sebenarnya tidak menakut-nakuti para pengikutNya. IA hanya mau satu hal yaitu agar orang yang percaya kepadaNya memiliki sikap dan karakter yang kuat dan teguh, sekuat dan seteguh "BATU KARANG". Sebagai pengikut Tuhan Yesus, kita diajak memiliki keberanian yang kuat sama seperti seorang pemanjat tebing. Kita harus fokus pada tujuan akhir, bukan pada tantangan yang sedang kita tapaki. Kita harus miliki pijakan kaki yang kuat dan tempat yang tepat untuk berpegang. Mata harus lebih jeli melihat arah dan tempat mana yang aman untuk menancapkan dan menempatkan alat pengait atau menyangkut di mana kita menyangkutkan tali pengaman sehingga kita tidak ragu akan keselamatan diri kita. Semua ini terkait dengan kedewasaan berpikir dan kedewasaan bertindak. Tuhan Yesus berharap agar kita memiliki kedewasaan dalam mengikut Dia. Seorang yang dikatakan dewasa, maka ia harus siap mengangkat tanggung jawab; ia harus mandiri dalam segala perkara hidup. Jadi saya mau katakan dan tegaskan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah mengumbar janji sama seperti calon kandidat pemimpin dunia ini ketika memulai kampanyenya menuju kursi pimpinan. Ia mengatakan ini dan itu jika ia terpilih, melakukan ini dan itu untuk para konstituennya. singkatnya, hidup yang bebas dari masalah itulah yang dikumandangkan. Tuhan Yesus tidak seperti itu. IA justru memperhadapkan tantangan agar para pengikutNya menjadi matang, dewasa dan kritis dalam menjalani hidup. Inilah cara Tuhan Yesus mengubah pribadi yang lemah menjadi pribadi yang kuat dan tangguh.

Pada waktu Perang Dunia II, tentara Nazi (Jerman) memukul mundur tentara dan angkatan laut Inggris di Dunkrirk-Francis thn. 1940 (buka: www.historylearningsite.co.uk/dunkirk.htm) dan ini adalah kekalahan besar yang diderita Inggris. Inggris yang merupakan kekuatan besar di dunia pada waktu itu dengan armada lautnya dan dengan semboyan mereka: "Matahari tidak akan pernah tenggelam di daerah Inggris Raya", merasa dipermalukan dan ditelanjangi oleh tentara Nazi - Jerman, dan kekalahan ini harus dibayar sebab menyangkut harkat dan martabat bangsa. Karena itu, PM Wiston Churchill tampil dengan memberi semangat bahwa pasti diraih. Wiston Churchill tidak menjanjikan apa-apa kepada rakyat dan negaranya kecuali "kerja keras, keringat, darah dan airmata". Semangat yang patah dan perasaan malu karena kekalahan berubah menjadi semangat yang menyala-nyala hanya dengan ucapan: "Kemenangan hanya dapat diraih dengan kerja keras, keringat, darah dan airmata". Dan benar, tentara Inggris dapat mengalahkan tentara Nazi dan inilah kekalahan besar yang dialami oleh tentara Nazi -Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Inilah yang harus kita renungkan ketika kita berbicara tentang hekekat sebagai pengikut Tuhan Yesus. Tuhan Yesus telah memenangkan kita dengan airmata dan darahNya. Tuhan Yesus menangisi kita karena status kita sebagai manusia yang takluk dan telah mati karena dosa. Ia menangisi kita sama seperti Ia menangisi Lazarus yang mati. Namun Ia tidak tinggal menangis, tetapi Ia bertindak. Ia berjuang untuk merubah hal yang mati menjadi hidup kembali. Taruhannya memang sangat mahal, yakni "Darah dan Nyawa". DarahNya tertumpah demi penyucian hidup sehingga oleh darahNya kita menjadi "Ciptaan Baru". Kita bersukacita dan bersyukur atas pembebasan itu. Tetapi konsekwensi moral dari pembebasan itu ialah: "Yesus meminta agar kita mempertahankan dan memperjuangkan pengorbananNya melalui sikap hidup yang taat dan setia pada perintahNya". Harga untuk mempertahankan dan memperjuangkan iman kepada Tuhan Yesus ternyata cukup mahal, yakni: "Kamu akan dibenci oleh dunia, sama seperti dunia membenci Aku".

Dalam semua ini bukan berarti kita terima saja kesukaran dan kesulitan hidup. Tuhan Yesus tidak bermaksud demikian. Tuhan Yesus sendiri memberikan cara yang terbaik untuk keluar dari kesulitan, dengan berkata: "hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati".
Apa artinya ungkapan ini?
Cerdik seperti ular: Seekor ular ketika berhadapan dengan mangsanya, ia tidak akan pernah gegabah dalam bertindak. Ia sabar menunggu dengan diam sampai ia yakin bahwa mangsanya telah lengah dan saat itulah ular dengan gerakan yang cepat dan tepat memangut mangsanya hingga mati. Ini adalah contoh tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan dalam menanti saat yang tepat untuk bertindak. Hal inilah yang sering luntur dari kehidupan beriman kita. Di saat kita berada dalam kesukaran atau kesulitan atau penderitaan bahkan penganiayaan, maunya kita adalah: "oh Tuhan, datanglah sekarang, bertindaklah cepat untuk membebaskan kami". Kesabaran dan ketekunan dalam menanti campurtangan Tuhan seringkali luntur dalam diri kita. Terlalu sering kita menjadikan diri kita sebagai tuan dan Allah kita jadikan budak. Maunya kehendak kita yang jadi, bukan kehendakNya.

Tulus seperti merpati: menunjuk kepada kesiapan untuk menjadi berkat buat orang lain; terutama yang membenci kita. Inilah yang diharapkan oleh Tuhan Yesus dari kita: "tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata; kasihilah musuhmu, berbuat baiklah kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu dan berdooalah bagi orang yang mencaci maki kamu (Luk. 6:27)". Jadi, hendaklah kamu tulus menerima semua orang sama seperti Bapa yang di sorga begitu tulus menerima kamu.

Oleh karena itu, kehidupan keberimanan kita sebagai pengikut Tuhan Yesus harus penuh dengan "daya guna, daya juang dan daya tahan". Hanya dengan cara demikian, kita yang adalah domba dapat mengalahkan serigala. Pada akhirnya, Yesus berkata: "Jangan kamu takut". Ternyata di tengah-tengah realita yang sangat menakutkan itu, ada jaminan dari Dia. Ternyata dalam keadaan yang menegangkan, Dia tidak meninggalkan kita. Dia yang mengutus kita ke tengah-tengah serigala tidak akan pernah membiarkan kita menjadi santapan empuk serigala di saat domba kehilangan akal. Ternyata Tuhan Yesus ada bersama-sama dengan kita untuk mempertahankan hidup ini. Hal ini berarti, bagaimana pun persoalan hidup menghimpit atau menekan kita; rasa-rasanya kita tidak mampu lagi menanggungnya, ternyata Dia tetap setia menemani kita. Dia tidak akan pernah membiarkan orang-orang benar itu binasa.

Persoalannya ialah: "Tuhan menuntut pengakuan". Adakah dalam tekanan hidup, mulut dan hati kita masih terbuka untuk memuji Dia, atau sebaliknya bersungut-sungut dan menghujat nama Allah. Mengaku bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat berarti kita tidak punya pilihan lain, sekalipun hidup ini harus menderita, Dia adalah satu-satunya pilihan. Dan jika hal ini terjadi maka Dia akan menyatakan kuasaNya sehingga realita yang sangat menakutkan sekalipun tidak akan membuat hidup kita binasa. Tetapi jika sebaliknya, kita hanya mampu memuji Dia di kala keadaan aman, tetapi dalam keadaan sulit kita tidak mampu melakukannya, maka Dia akan memuntahkan kita. Jika hal ini terjadi, maka akibatnya amat fatal; yakni penolakan: "Aku tidak mengenal kamu, enyahlah dari padaKU hai kamu pembuat kejahatan".

Benarlah syair lagu ini: "Tak pernah Tuhan janji langit yang cerah, tak pernah Dia janji lautan tenang. Tetapi Dia berjanji akan selalu beserta kita", dan jika Tuhan beserta kita, siapakah yang akan menjadi lawan kita?
Selamat menjalani hidup bersama dengan Tuhan.

 

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love