Laman

Sunday, August 25, 2013

Supaya Kemajuanmu Nyata Kepada Semua Orang

Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan Alkitab : 1 Timotius 4 : 1 - 16

Nats : ayat 15

Surat Paulus yang ditujukan kepada Timotius menurut para ahli Perjanjian Baru penulisannya diperkirakan sekitar thn. 65/66 M. Saat menulis surat ini, Kaisar Nero semakin gencar berusaha untuk menghentikan pertumbuhan dan perkembangan Gereja di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi secara umum dan di Kota Roma secara khusus. Umat Tuhan pada zaman tersebut benar-benar ada di bawah tekanan dan mereka sangat menderita. Beberapa tokoh-tokoh Gereja ditangkap dan tidak sedikit dari mereka menjadi martyr. Rasul Paulus sendiri sedang ada di Kota Roma sebagai tahanan negara/tahanan rumah dan ia terus memberitakan Injil sambil menantikan hukuman yang akan dijatuhkan kepadanya (Kis. 28:11-31).

Paulus sendiri sadar bahwa kematiannya sudah semakin dekat, dan karena itu ia sangat berharap agar Timotius menemaninya di Roma sambil menanti hukuman mati yang sudah ditetapkan baginya (2 Tim. 4:9). Tidak ada catatan yang menyatakan bahwa saat-saat kematian Paulus itu, Timotius ada di sampingnya. Perkiraan yang ada ialah, bahwa karena begitu banyaknya persoalan dalam jemaat maka Timotius tidak memiliki kesempatan untuk menyaksikan penghukuman tersebut. Dan inilah alasannya sehingga mengapa Paulus menuliskan surat kepada Timotius.

Siapa sebenarnya Timotius ini sehingga Paulus begitu dekat dengannya?.

Ada hubungan apa Paulus dengan Timotius sehingga Paulus sangat memberi perhatian yang serius kepadanya?.

Saudaraku........
Timotius adalah seorang pribadi yang lembut dan sangat berperasaan. Sejak kecil ia sudah dibimbing oleh ibunya Eunike dan neneknya Lois untuk dekat dengan Tuhan dan FirmanNya (2 Tim. 1 : 4 - 5). Timotius tumbuh dalam keluarga Kristen yang taat, sehingga memasuki masa kemudaannya, ia kemudian mengikuti dan menemani Paulus dalam perjalanan Pekabaran Injil. Wajar saja jikalau Paulus memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Timotius bahkan ia menyebut Timotius sebagai "anaknya dalam iman".

Di bawah bimbingan Paulus, Timotius tumbuh menjadi seorang pemimpin yang terpercaya, dihormati dan disegani. Rasul Paulus kemudian mempercayakan kepada Timotius yang masih muda itu untuk menggembalakan umat Tuhan di Jemaat Efesus. Keberhasilan Timotius dalam pelayanannya, membuat banyak orang, khususnya dari yang berlatar-belakang Yahudi merasa terusik. Mereka mencela pelayanan Paulus dan berita Injil yang disampaikannya dan menyebarkan fitnah. Mendengar akan hal ini maka Paulus merasa perlu untuk menulis surat pribadi kepada Timotius.

Tujuan Paulus menulis surat kepada Timotius antara lain:

1). Menasehati Timotius mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya.

Itulah sebabnya Paulus mengingatkan kembali Timotius tentang masa kecilnya agar dengan mengingat masa-masa itu ia menjadi sadar bahwa sudah sejak dari kecil ia dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi seorang pemimpin. Karena itu Timotius tidak boleh undur sedikit pun dari tugas yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya, sekali pun ia harus menghadapi tekanan dan penolakan dari sekelompok orang yang tidak senang atas kehadirannya sebagai pemimpin dalam jemaat.

2). Paulus mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standart hidupnya yang kudus di hadapan Allah dan sidang jemaatnya sehingga terhindar dari pencemaran karena ajaran dari guru-guru palsu.

3).Paulus memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai urusan dan berbaai persoalan Gereja di Efesus. Paulus menekankan tentang tertib organisasi, agar dengan itu jemaat dapat diarahkan dan dipimpin kepada pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja.

Saudaraku.......
Salah satu hal yang ditekankan Paulus dalam perikop bacaan kita adalah agar Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan bahwa Injil yang dia beritakan adalah benar dan tidak terbantahkan. Namun di tengah-tengah tekanan yang ada, pastilah Timotius merasakan kepahitan hidup yang amat berat karena perjuangannya mempertahankan Injil. Di samping itu, keadaan Paulus sebagai seorang tahanan dan yang sedang menantikan hukumannya, bisa jadi akan melemahkan semangat Timotius untuk terus melayani jemaat Tuhan yang ada di Efesus. Wajarlah jikalau Paulus memberikan penguatan dan penghiburan kepada Timotius agar tidak gentar sedikit pun menghadapi semuanya itu. Semangat Paulus yang rela mati demi Injil hendaknya memotivasi Timotius untuk semakin giat dalam pelayanannya.

Kesetiaan Timotius dalam menjalankan Tugas pelayanan di tengah-tengah tekanan yang ada akan membawa dampak yang positif bagi tumbuh kembangnya Injil di Efesus. Hal inilah yang nampak melalui nats kita hari ini. Tantangan yang ada adalah batu uji bagi Timotius untuk menampakkan kualitas imannya di hadapan jemaat dan lawan-lawannya. Usia muda tidak boleh dijadikan alasan untuk mundur dari perjuanan tersebut. Justru sebaliknya, usia kemudaannya harus menjadi daya dorong yang kuat dalam mempertahankan kemurnian Injil. Keberanian Timotius dalam mempertahankan Injil dalam usianya yang muda akan semakin menumbuhkan kewibawaannya di hadapan semua orang bahwa dia adalah seorang pemimpin yang sejati.

Saudaraku................
Dunia di mana kita hidup adalah ajang pertarungan antara yang baik dan yang jahat. Sebagai anak-anak muda Gereja, teladan hidup Paulus yang telah diturunkan kepada seorang anak muda yang bernama Timotius harus menjadi cerminan hidup bagi anak-anak muda Gereja sekarang ini. Di tengah-tengah dunia yang marak dengan kecemaran: free seks, pornografi-pornoaksi, penggunaan obat-obat terlarang/psikotropika dan rupa-rupa kejahatan lainnya, kaum muda menjadi sasarannya bahkan menjadi pelaku utamanya; maka anak-anak muda Kristen harus menampakkan perilaku hidup yang kudus serta semangat pelayanan yang menyala-nyala.

Mungkin ada di antara kita berkata:
"pak pendeta, kalau kita tidak mengikuti trend yang ada, maka kita akan kehilangan sahabat!"
.

Ya......ini memang tantangan bagi kehadiran anak-anak muda sekarang ini dan menjadi tantangan pelayanan kita bersama. Tetapi meminjam ucapan Rasul Petrus: "Silakan kamu memutuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada manusia atau taat kepada Allah (Kis. 4:19)".

Sejarah dunia tidak pernah mencatat bahwa anak-anak Tuhan pada akhirnya tidak mendapatkan tempat di tengah-tengah kehidupan bersama. Justru sebaliknya, mana ada pelaku kejahatan yang disambut dengan baik dalam lingkungan masyarakatnya. Kalau manusia saja tidak mengharapkan kejahatan, maka Allah lebih lagi. Kejahatan adalah kekejian dalam pandangan Tuhan dan orang-orang yang melakukan kejahatan akan mendapat hukuman. Tetapi kepada setiap orang yang setia dan taat melakukan segala hukum dan ketetapanNya, malaikat Tuhan akan memagari hidup mereka dan kepadanya akan dikaruniakan mahkota kehidupan. Firman Tuhan menyatakan bahwa: "Tuhan akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang (Mzm. 37:6)".

Jika Timotius telah menjadikan tantangan sebagai batu ujian bagi kwalitas imannya, maka demikian juga adanya kaum muda Gereja sekarang ini. Justru di tengah-tengah tantangan yang ada, anda harus menampakkan kwalitas iman anda. Sebab kwalitas anak-anak muda Gerejawi akan menentukan kemajuan Injil Yesus Kristus di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Ingatlah akan hal ini, sebuah pohon yang tumbuh di tempat yang berbatu-batu, akarnya akan tertambat dan tertancap kuat sehingga badai sebesar apa pun juga tidak akan membuatnya tumbang seketika. Tetapi pohon yang tumbuh di tempat yang berpasir, mudah tumbang ketika badai datang menerpa dan juga mudah layu ketika kemarau datang melandanya. Perjuangan untuk Injil memang tidak selamanya mudah, tetapi jika anda tetap setia dan senantiasa hidup dalam kekudusan maka buah yang anda akan hasilkan sangatlah dahsyat. Selamat ber-LKPD, Tuhan Yesus memperlengkapi anda dan memberkati anda.

(Catatan: Khotbah ini disampaikan dalam Ibadah Pembukaan Latihan Kepamimpinan Tingkat Dasar - LKPD VIII,  PPGT Jemaat Samarinda).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love