Laman

Monday, September 2, 2013

Kekuatan Ilahi vs Kelemahan Manusiawi

Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan Alkitab: Hakim 16 : 15 - 17


Ada sebuah pribahasa mengatakan: Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga". Hal ini hendak menyadarkan kita bahwa bagaimana pun kuat dan sehatnya kita, tetap kita adalah manusia yang mempunyai sisi kelemahan dan kekurangan. Jadi tidak ada manusia yang 100% sempurna.

Mengapa?
Alkitab memberi jawab: karena manusia adalah ciptaan yang dibentuk dari bahan yang lemah, yakni debu tanah (bhs. Ibr: Adamah). Ia tidak lebih dari ciptaan lainnya, kecuali dalam hal karunia akal-budi sehingga manusia disebut makhluk yang berakal budi. Dengan akal budinya, manusia dimungkinkan untuk mengatasi kelemahannya sehingga mampu menata  hidupnya dan merencanakan masa depannya.

Karena itu, sangatlah fatal jika manusia melupakan kodratnya sebagai makhluk yang lemah; sebab jika demikian ia akan menyombongkan diri dan menganggap tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya, termasuk menyangkali ketergantungannya kepada Allah yang menciptakannya. Tetapi kodratnya sebagai makhluk yang lemah jangan menjadi senjata untuk lari dari sebuah tanggung jawab. Banyak orang membenarkan segala sesuatu yang salah dengan mengatas-namakan kelemahan manusiawi, lalu mengatakan: "manusia itu 'kan bukan malaikat, karena itu wajar sajalah jika ia salah". Artinya, untuk menghindari sebuah sanksi atas kesalahan yang dilakukannya, lalu ia mengatakan hal demikian. Seharusnya sebagai makhluk yang berakal budi, manusia sadar akan keadaannya lalu datang kepada Tuhan untuk memohon pertolonganNya dalam mengatasi segala kelemahan yang melekat pada dirinya, bukan bersembunyi di balik kelemahan itu untuk membenarkan diri.

Mengapa manusia sering melupakan kodratnya sebagai makhluk yang lemah?.

Untuk memberi jawab atas pertanyaan ini, maka marilah kita mengkaji apa yang dikatakan Alkitab, bahkan perikop bacaan  kita pada hari ini.

Perikop bacaan kita adalah salah satu kisah dari Nazir atau utusan Allah yakni Simson. Simson diberi karunia khusus yakni kekuatan melebihi kekuatan manusia mana pun juga. Karunia ini harus dirahasiakan dan tidak boleh menjadi konsumsi umum. Karunia ini harus dipergunakan dalam rangka mewujudkan rencana Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari tekanan bangsa Filistin. Jadi tujuan dari karunia tersebut bukan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan segelintir orang, tetapi untuk kepentingan umat yakni "Pembebasan dari kuasa yang menindas". Dan untuk hal ini maka Simson diberi tugas "mencari gara-gara terhadap bangsa Filistin (Hak. 14:4)". Dalam arti, kehadiran Simson di tengah-tengah komunitas bangsa Filistin adalah menimbulkan persoalan di antara bangsa itu sendiri, sehingga antara merekalah yang saling membantai dan saling menghancurkan. Namun apa mau di kata, Simson jatuh cinta dengan seorang wanita Filistin dari lembah Sorek yang bernama Delila. Simson terbuai oleh cinta, sehingga ia melupakan tujuan dari misi penyelamatan yang diembannya. Sesungguhnya Simson tahu bahwa Delila adalah alat di tangan musuh untuk menghancurkan hidupnya dan membatalkan misi Ilahi yang diembannya. Namun benar apa kata orang bahwa : "Cinta itu buta". Cinta Simson terhadap Delila telah membutakan mata imannya, dan inilah kelemahan di balik keperkasaan yang dimiliki Simson.

Saudaraku..........
Dalam dunia sekarang ini, banyak anak-anak Tuhan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Simson, yakni begitu mudah melepaskan imannya hanya karena persoalan cinta. Begitu banyak anak-anak Tuhan menganggap remeh kehidupan imannya, sehingga menyerahkan dirinya ke dalam pelukan dosa karena alasan "CINTA". Sesungguhnya Tuhan Yesus telah meletakkan kuasa penyelamatan di tangan setiap orang percaya untuk melakukan perkara-perkara besar demi terciptanya damai sejahtera di bumi (baca: Mat. 16:19), tapi banyak anak-anak Tuhan menyia-nyiakan dengan melepaskannya karena persoalan "CINTA".

Ingatlah, Iblis sangat lihai dalam hal jebak-menjebak. Ia memakai bujuk rayu seorang perempuan untuk menjatuhkan kaum lelaki. Kalau hal ini tidak mempan, maka airmata seorang perempuan menjadi senjata pamungkas. Tidakkah tangisan dan airmata Delila telah meruntuhkan pertahanan Simson lalu ia memberitahukan rahasia di balik keperkasaan yang dimilikinya. Dan masih banyak intrik yang dipakai oleh Iblis untuk meruntuhkan Benteng Iman anak-anak Tuhan. Godaan harta, kemuliaan, jabatan dan kekuasaan serta masih banyak lagi, menjadi senjata Iblis untuk menjerumuskan anak-anak Tuhan ke lembah kebinasaan.

Karena itu, camkanlah hal ini:
"Jangan pernah berkompromi dengan dosa. Jika anda tahu bahwa hal yang sedang anda hadapi itu tidak benar, tinggalkanlah. Katakanlah bahwa bukan lagi aku yang hidup dalam diriku, tetapi Kristuslah yang hidup di dalam aku. Karena itu, hidup matiku adalah untuk Kristus"
.

Jadi tentukan pilihan anda sekarang: anda takluk pada godaan demi kenikmatan sesaat namun akhir dari kehidupan adalah kehancuran; atau, anda tetap tegar dalam Iman, tapi akhir kehidupan adalah kemuliaan. Pilih satu di antara dua! Sebab dalam perkara Iman, tidak ada kata "KOMPROMI".

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love