Laman

Tuesday, September 17, 2013

Menjadi Keluarga Allah

Sebuah Refleksi Pribadi
"Plus-minusnya keluarga di mana saya lahir dan tumbuh besar, tidak akan mengurangi perasaan kagum saya akan kasih sayang yang saya terima dan nikmati dalam keluarga"
Baca : Mazmur 131 : 1 - 3


Keluarga adalah sebuah lembaga yang dibentuk dan dibangun atas dasar keintiman dan cinta-kasih. Di situ ada Ayah, Ibu dan Anak yang saling berhubungan satu dengan yang lain dengan peran masing-masing. Keintiman dan cinta-kasih memberikan keistimewaan atau kemudahan tertentu bagi masing-masing anggota keluarga untuk mengaktualisasikan dirinya. Seorang anak akan merasakan keintiman dan cinta kasih yang sesungguhnya dari ayah-ibunya lebih dari pada keintiman dan cinta kasih yang ia dapatkan dari tetangganya atau orang lain yang berhubungan dengannya. Rasanya tidak ada keintiman dan cinta-kasih yang sempurna di dunia ini yang dapat mengimbangi keintiman dan cinta-kasih yang diterima seorang anak dari orangtuanya; sebuah keintiman dan cinta-kasih tanpa berharap pamrih (rela berkorban demi orang yang dicintai dan dikasihinya).

Ini yang saya mau tegaskan kepada anda bahwa:
"Plus-minusnya keluarga di mana saya lahir dan tumbuh besar, tidak akan mengurangi perasaan kagum saya akan kasih sayang yang saya terima dalam keluarga". Ayah-ibu dan saudara-saudara saya dengan segala karakter mereka; keras, tegas, disiplin dibarengi dengan sanksi untuk setiap tindakan indispliner, tetapi juga lembut dan bersahaja, telah mengarahkan hidup saya menjadi seorang hamba Tuhan. Seburuk-buruknya mereka mungkin di mata orang lain, tetapi bagi saya, mereka adalah malaikat Tuhan yang terus mendampingi saya hingga saya tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. Kenangan saya terhadap keluarga di mana saya dibentuk, mengajak saya untuk merenungkan keindahan Keluarga Sorgawi.

Saudaraku.........
Anda dan saya adalah bagian dari Keluarga Sorgawi di mana Allah menjadi Bapa kita. Tidak ada kasih dalam dunia ini sebesar dari kasih Bapa terhadap kita anak-anakNya (Yoh. 3:18). Ya...kita adalah anak-anakNya (Yoh. 1:12). Karena itu, tidak ada tempat yang damai bagi kita untuk menikmati hidup yang sesunguhnya selain dekat kepada Allah. Biarkanlah diri anda seperti seorang anak yang disapih, yang merasa tenang berbaring di dekat ibunya; menikmati kasih sayang dalam buaian orangtuanya.

Saya begitu bangga memiliki Allah yang demikian hebat menyatakan keintiman dan cinta-kasihNya melalui Tuhan Yesus. Saya merasa bangga menjadi bagian dari Keluarga Sorgawi dan hal ini akan terus saya pertahankan. Sekali pun dunia menawarkan segala kemewahannya kepada saya, saya akan mengatakan bahwa apa yang telah diberikan Bapa kepadaku itu lebih dari segala-galanya.

Adakah juga perasaan yang sama mewarnai kehidupan anda?

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love