Bacaan Alkitab: Ratapan 3 : 39 - 50
Betapa dalamnya kesedihan dan penyesalan Yeremia ketika menyaksikan dan mengalami langsung kejadian di mana Kota Yerusalem dan bangunan Bait Allah dihancurkan oleh tentara Babel di bawah pimpinan Raja Nebukadnezar. Kota yang indah dan Bait Allah yang berdiri megah kini tinggal puing-puing yang diselimuti suasana sepi dan kekosongan yang mencekam. Maut pun tak terelakkan lagi bagi sekian banyak umat Allah dan umat yang tersisa kemudian dibuang ke Babel. Dengan perasaan duka yang mendalam, Yeremia mencetuskan rintihannya melalui Syair Ratapan. Ia menyadari dan mengakui bahwa cambuk murka Allah itu adalah buah dari sebuah pemberontakan, karena itu tidak seorang pun yang dapat lolos dari penghukumanNya. Ya...."seekor kerbau berkubang, maka semua kecipratan lumpurnya".
Namun Yeremia tidak terus meratap dan melihat penghancuran itu sebagai sebuah Suratan Takdir. Dalam kondisi hidup yang amat mencekam itu, ia tetap percaya pada Allah dan tetap meyakini segala janji-janjiNya. Ia tidak melihat penghukuman Allah seperti seorang yang mencabut pohon sampai ke akar-akarnya. Hukuman itu dipandang sebagai cambuk dari seorang ayah untuk memperingatkan anak-anaknya bahwa mereka telah melakukan sebuah kesalahan besar yang tidak dapat dibenarkan dengan apapun juga. Yeremia melihat penghukuman itu sebagai Bukti Kasih Allah; dan pastilah Allah akan memulihkan keadaan umatNya dan membebaskan mereka untuk menikmati sebuah kehidupan yang baru, yang jauh lebih baik dari pada hari-hari sebelumnya.
Saudaraku.......
Manakala anda mengalami tekanan, keadaan anda terpuruk sehingga jalan derita harus anda tempuh; mungkin anda merasa tidak mampu untuk melangkah dan hari-hari anda ditandai dengan ratapan dan tangisan? Janganlah anda cepat menarik kesimpulan bahwa Tuhan telah meninggalkan anda! Boleh jadi bahwa keadaan yang sedang anda jalani adalah pilihan Tuhan untuk membentuk anda menjadi pribadi yang tangguh dan Ia sedang mempersiapkan diri anda untuk mengalami kehidupan yang jauh lebih baik dari hari kemarin.
Ingatlah akan hal ini:
Allah itu Bapa kita dan kita adalah anak-anakNya. Allah tidak akan membuang orang-orang yang dikasihiNya dan Ia tidak akan pernah menolak orang yang disapaNya sebagai anak. Di hati Allah yang paling dalam, tidak ada sedikit pun rencanaNya yang jahat untuk anda, justru sebaliknya; Ia merencanakan hal-hal yang baik, bahkan sedang mempersiapkan sebuah hari depan yang penuh dengan harapan (Yer. 29:11-14).
No comments:
Post a Comment