Karya: Kahlil Gibran
Di Balik kesunyianku ini, masih ada kesunyian lainnya
Bagi kesunyianku yang hidup bersemayam dalam kesendirianku,
ia berada di sebuah pasar yang ramai
dan kesunyian itu pun menjadi sebuah kebisingan.
Aku terlalu muda dan terlalu dini mencari kesunyian.
Suara-suara di balik lembah nan jauh masih terdengar jelas di telingaku,
dan bayang-bayang menghalangi jalnku dan ku tidak dapat pergi.
Di balik bukit-bukit ini ada deretan pohon yang menjulang tinggi ke langit,
aku menemukan ketenanganku di sana,
namun di sana bersemayam angin badai dan keberanianku berubah menjadi ilusi.
Aku terlalu dini dan terlalu cepat untuk mencari deretan pohon suci.
Haus darah mengalir di mulutku,
busur dan anak panah milik ayahku masih berada dalam genggamanku,
tapi aku tidak dapat pergi.
Di balik beban diriku hiduplah jiwaku yang bebas.
Dan baginya, angan-anganku dikobarkan dalam sebuah pertempuran di waktu senjakala
dan keinginanku yang menggerak-gerakkan tulang-tulangku.
Aku terlalu muda dan terlalu serakah untuk menjadi diriku sendiri yang bebas.
Dan bagaimana bisa aku meraih kebebasan diriku,
apakah hanya dengan menyingkirkan beban-beban dalam diriku,
ataukah memang semua orang menjadi bebas karenanya?
Bagaimana bisa seekor elang yang ada dalam diriku menggapai matahari
sehingga kepakan sayapku dapat meninggalkan sarangnya
di mana telah aku garap dengan paruhku untuk mereka.
No comments:
Post a Comment