Bahan Penelahaan Alkitab
Dikembangkan dari Buku Membangun Jemaat Gereja Toraja
Untuk Ibadah Rumahtangga Jemaat Samarinda
Rabu, 13 Agustus 2014
Bacaan Alkitab : Roma 10 : 4 - 15
Pokok Bahasan :
1). Agar warga jemaat memahami dan menghayati bahwa beriman berarti mempercayai dan melakukan.
2). Agar warga jemaat tetap bersandar kepada Kristus dan tidak bimbang dalam menghadapi pergumulan hidup.
I. Pembimbing
Menurut para ahli Perjanjian Baru, surat ini dituliskan oleh Rasul Paulus sekitar thn. 58 M, dan surat ini dituliskan sebagai upaya Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai seorang Rasul Yesus Kristus (Roma 1:1) yang mempunyai sebuah kerinduan besar untuk mengunjungi kota Roma (Roma 1:10) yang memang pada waktu itu dipandang sebagai pusat peradaban dunia. Dengan demikian maka Rasul Paulus berharap bahwa melalui suratnya ini maka jemaat di Roma akan menyambut kedatangannya dengan sukacita sekalipun status Rasul Paulus sebagai tahanan yang sedang menanti apa putusan Kaisar Romawi (Kaisar Nero).
Tujuan Rasul Paulus suratnya selain yang disebutkan di atas (sebagai upaya memperkenalkan diri dan kerinduan untuk datang ke kota Roma), yakni untuk menjelaskan pengertiannya tentang Iman Kristen dan petunjuk-petunjuk praktis untuk menjalani hidup sebagai seorang Kristen. Sepanjang surat ini Rasul Pauklus menekankan bahwa Hukum Taurat tidak lagi mengikat karena segala tuntutan Hukum Taurat telah disempurnakan dan digenapi di dalam dan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Bagi Rasul Paulus, Iman kepada Yesus Kristus yang disebutnya INJIL (bhs Yunani: Euanggelion) adalah dasar satu-satunya untuk mengalami keselamatan (Roma 1:16, 17).
Dalam Roma 9:30 - 10:4, Rasul Paulus menyatakan bahwa Israel telah menempuh jalan yang keliru karena salah dalam memahami dan memaknai Hukum Taurat. Lalu dalam Roma 10:5-13), Rasul Paulus menjelaskan apa itu jalan benar. Jalan benar adalah Jalan Iman, yakni iman kepada Sang Pemberi Hukum Taurat. Hukum Taurak mengarahkan langkah setiap orang untuk menggapai keselamatan. Hukum Taurat seumpama rambu yang menunjukkan arah, kemana kita harus melangkah. Dan langkah itu terarah kepada Injil sehingga melalui Injil kita mendapatkan jawaban bahwa Yesus Kristus adalah tujuan akhir yang melalui Dia, Allah menganugerahkan keselamatan.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa justru oleh Hukum Tauratlah maka manusia disadarkan akan dirinya sebagai pendosa. Manusia tidak akan mungkin mampuh membayar utang atas dosanya agar mendapatkan perkenaan Allah. Hanya Yesus Kristuslah yang mampu melaksanakan dengan menyerahkan hidupnya menjadi tebusan atas dosa manusia agar manusia terbebas dari murka Allah. Jalan keselamatan terwujud dalam dan melalui karya Yesus Kristus. Allah hanya menuntut respons dari manusia, yakni hati yang percaya dan yang melahirkan pengakuan di mulut bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamat (Roma 10:9-10).
Jadi, Yesus Kristus adalah tujuan dan kegenapan Hukum Taurat. Namun hal ini harus dinyatakan di hati dan di mulut. Ya......Iman yang lahir dari hati nurani yang tulus harus dikumandangkan. Dengan mulutlah kita menyatakan pengakuan bahwa Yesus Itulah Tuhan dan Juruselamat. Hati dan mulut; keduanya tidak dapat dipisahkan, harus sejalan. Jangan lain di hati, lain pula di mulut. Dan pada akhirnya, apa yang lahir di hati dan yang kemudian keluar di mulut, harus mewarnai sikap dan tindakan setiap hari; sebab Iman tanpa Perbuatan pada hakekatnya MATI.
II. Pertanyaan Untuk Didiskusikan
1). Percakapkanlah apa yang dimaksudkan dengan: Kristus adalah tujuan kegenapan Taurat?
2). Percakapkan, bagaimana menyatakan dalam kehidupan kita: Percaya dan Mempercayakan Diri?
Dikembangkan dari Buku Membangun Jemaat Gereja Toraja
Untuk Ibadah Rumahtangga Jemaat Samarinda
Rabu, 13 Agustus 2014
Bacaan Alkitab : Roma 10 : 4 - 15
Pokok Bahasan :
1). Agar warga jemaat memahami dan menghayati bahwa beriman berarti mempercayai dan melakukan.
2). Agar warga jemaat tetap bersandar kepada Kristus dan tidak bimbang dalam menghadapi pergumulan hidup.
I. Pembimbing
Menurut para ahli Perjanjian Baru, surat ini dituliskan oleh Rasul Paulus sekitar thn. 58 M, dan surat ini dituliskan sebagai upaya Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai seorang Rasul Yesus Kristus (Roma 1:1) yang mempunyai sebuah kerinduan besar untuk mengunjungi kota Roma (Roma 1:10) yang memang pada waktu itu dipandang sebagai pusat peradaban dunia. Dengan demikian maka Rasul Paulus berharap bahwa melalui suratnya ini maka jemaat di Roma akan menyambut kedatangannya dengan sukacita sekalipun status Rasul Paulus sebagai tahanan yang sedang menanti apa putusan Kaisar Romawi (Kaisar Nero).
Tujuan Rasul Paulus suratnya selain yang disebutkan di atas (sebagai upaya memperkenalkan diri dan kerinduan untuk datang ke kota Roma), yakni untuk menjelaskan pengertiannya tentang Iman Kristen dan petunjuk-petunjuk praktis untuk menjalani hidup sebagai seorang Kristen. Sepanjang surat ini Rasul Pauklus menekankan bahwa Hukum Taurat tidak lagi mengikat karena segala tuntutan Hukum Taurat telah disempurnakan dan digenapi di dalam dan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Bagi Rasul Paulus, Iman kepada Yesus Kristus yang disebutnya INJIL (bhs Yunani: Euanggelion) adalah dasar satu-satunya untuk mengalami keselamatan (Roma 1:16, 17).
Dalam Roma 9:30 - 10:4, Rasul Paulus menyatakan bahwa Israel telah menempuh jalan yang keliru karena salah dalam memahami dan memaknai Hukum Taurat. Lalu dalam Roma 10:5-13), Rasul Paulus menjelaskan apa itu jalan benar. Jalan benar adalah Jalan Iman, yakni iman kepada Sang Pemberi Hukum Taurat. Hukum Taurak mengarahkan langkah setiap orang untuk menggapai keselamatan. Hukum Taurat seumpama rambu yang menunjukkan arah, kemana kita harus melangkah. Dan langkah itu terarah kepada Injil sehingga melalui Injil kita mendapatkan jawaban bahwa Yesus Kristus adalah tujuan akhir yang melalui Dia, Allah menganugerahkan keselamatan.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa justru oleh Hukum Tauratlah maka manusia disadarkan akan dirinya sebagai pendosa. Manusia tidak akan mungkin mampuh membayar utang atas dosanya agar mendapatkan perkenaan Allah. Hanya Yesus Kristuslah yang mampu melaksanakan dengan menyerahkan hidupnya menjadi tebusan atas dosa manusia agar manusia terbebas dari murka Allah. Jalan keselamatan terwujud dalam dan melalui karya Yesus Kristus. Allah hanya menuntut respons dari manusia, yakni hati yang percaya dan yang melahirkan pengakuan di mulut bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamat (Roma 10:9-10).
Jadi, Yesus Kristus adalah tujuan dan kegenapan Hukum Taurat. Namun hal ini harus dinyatakan di hati dan di mulut. Ya......Iman yang lahir dari hati nurani yang tulus harus dikumandangkan. Dengan mulutlah kita menyatakan pengakuan bahwa Yesus Itulah Tuhan dan Juruselamat. Hati dan mulut; keduanya tidak dapat dipisahkan, harus sejalan. Jangan lain di hati, lain pula di mulut. Dan pada akhirnya, apa yang lahir di hati dan yang kemudian keluar di mulut, harus mewarnai sikap dan tindakan setiap hari; sebab Iman tanpa Perbuatan pada hakekatnya MATI.
II. Pertanyaan Untuk Didiskusikan
1). Percakapkanlah apa yang dimaksudkan dengan: Kristus adalah tujuan kegenapan Taurat?
2). Percakapkan, bagaimana menyatakan dalam kehidupan kita: Percaya dan Mempercayakan Diri?
No comments:
Post a Comment