Laman

Thursday, August 14, 2014

Kesendirian dan Keterkucilan

Kehidupan Adalah Pulau Di Samudera Ketersendirian dan Keterkucilan
Karya : Kahlil Gibran
Dari buku : MIRROR of the SOUL


Kehidupan adalah sebuah pulau, batu karang adalah hasratnya, pepohonan impiannya, dan bunga-bunga kesepiannya,
dan ia berada di tengah-tengah samudera ketersendirian dan keterkucilan.

Kehidupanmu sahabatku,
adalah sebuah pulau yang terpisah dari semua pulau dan benua lainnya
Terlepas dari berapa kapalpun yang engkau berangkatkan ke pantai-pantai lainnya,
atau berapa banyakpun kapal yang tiba di pantaimu,
engkau sendiri adalah sebuah pulau yang terpisah oleh kepedihannya sendiri,
terkucil dari kebahagiaannya dan jauh dalam belas kasihnya
dan tersembunyi dalam rahasia serta misterinya.

Aku melihatmu sahabatku,
duduk di atas tumpukan emas, senang dengan kekayaanmu dan hebat dalam kemakmuranmu
dan percaya bahwa segenggam emas adalah rantai rahasia
yang menghubungkan orang-orang dengan pikiranmu sendiri
dan menghubungkan perasaan mereka dengan perasaanmu sendiri.
Aku melihatmu sebagai penakluk yang memimpin pasukan penakluk menuju benteng,
lalu menghancurkan serta menangkapnya.
Setelah kulihat lagi,
kutemukan di balik dinding hartamu,
sebuah hati yang gemetar dalam kesendiriannya dan keterkucilannya,
seperti gemetar seorang yang haus di dalam kurungan dari emas dan permata,
tetapi tanpa air.

Aku melihatmu sahabatku,
duduk di atas takhta kemuliaan, dikelilingi oleh orang-orang yang memuji amalmu,
menghitung-hitung karuniamu,
memandangmu seolah-olah mereka sedang berhadapan dengan seorang nabi,
yang mengangkat jiwa mereka ke planet-planet dan bintang-bintang.
Aku melihatmu memandangi mereka,
kecukupan diri dan kekuatan tampak di wajahmu,
seolah-olah engkau bagi mereka ibarat jiwa bagi tubuh.
Setelah kulihat lagi,
kulihat dirimu yang terkucil berdiri di samping takhtamu,
menderita dalam keterkucilannya dan gemetar dalam kesepiannya.
Kulihat diri itu mengulurkan tangannya
seolah-olah mengemis terhadap hantu-hantu yang tidak kelihatan.
Kulihat dia memandang di atas pundak orang-orang menuju cakrawala yang jauh,
hampa selain ketersendirian dan keterkucilannya.

Kulihat engkau sahabatku,
bergairang mencintai seorang wanita cantik,
memenuhi telapak tangannya dengan kecupan
sementara ia memandangimu dengan simpati dan kasih sayang di matanya
dan manisnya keibuan di bibirnya;
diam-diam aku berkata,
bahwa cinta telah menghapuskan ketersendiriannya dan menghapuskan keterkucilannya,
dan sekarang ia berada dalam jiwa kekal yang menarik,
dengan cinta,
mereka-mereka yang terpisah oleh ketersendirian dan keterkucilan.

Setelah kulihat lagi,
kulihat di balik jiwamu ada lagi jiwa yang kesepian,
seperti kabut,
berusaha sia-sia untuk menjadi setetes airmata di telapak tangan wanita itu.

Kehidupanmu sahabatku,
adalah tempat tinggal jauh dari tempat tinggal tetangga lainnya.
Jiwa batinmu adalah sebuah rumah yang jauh dari rumah-rumah lain yang bermargamu.
Kalau tempat tinggal ini gelap,
engkau tak dapat meneranginya dengan pelita tetanggamu;
kalau kosong,
engkau tak dapat mengisinya dengan kekayaan tetanggamu,
seandainya di tengah-ten gah padang gurun,
engkau tak dapat memindahkannya ke kebun yang ditanami orang lain.

Jiwa batinmu sahabatku,
dikelilingi oleh kesendirian dan keterkucilan.
Seandainya bukan karena ketersendirian dan keterkucilan ini,
engkau takkan menjadi dirimu dan aku takkan menjadi diriku.
Kalau bukan karena ketersendirian dan keterkucilan ini,
aku akan,
seandainya kudengar suaramu,
menyangka diriku sendiri yang berbicara;
tetapi,
seandainya kulihat wajahmu,
akan kubayangkan aku sedang bercermin.

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love