(Disarikan dari buku: "Maukah Kau Memandangku?")
Tuhan telah memberikan keindahan yang luar biasa kepada kita semua, bahkan sebelum kita ada. Alam dan segala isinya telah IA siapkan dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Kita pun diberiNya karunia-karunia yang sebenarnya lebih dari cukup untuk menjalani dinamika kehidupan kita masing-masing. Semua diberikan Tuhan kepada kita agar dapat merasakan kebahagiaan sesuai dengan yang dikehendakiNya. Kita pantas bahkan wajib bersyukur kepada Tuhan atas semua kasihNya.
Tuhan telah memperlakukan kita dengan sangat baik. IA memberikan kesempatan pada kita untuk memberdayakan secara optimal segala yang telah dikaruniakanNya. Perasaan dan logika, fisik dan mental, serta segala yang ada dapat kita gunakan dengan kaidah-kaidahNya. Tetapi seringkali kita kurang bahkan sama sekali tidak peka atas semua petunjukNya. Kita pun sering salah dalam bersikap dan menempatkan diri terhadap dinamika kehidupan ini.
Dinamika kehidupan adalah perubahan di mana kita berada di dalam perubahan itu sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Kita tidak bisa menutup mata terhadap pernyataan ini. Kita harus berusaha untuk tetap eksis dalam setiap perubahan. Kita harus belajar untuk menentukan sikap yang benar terhadap perubahan itu. Jika tidak begitu, kita bisa kehilangan keindahan kita sebagai makhluk yang mulia dan bermartabat.
Setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. Bentuk penyesuaian diri tersebut ternyata tak terbatas jumlahnya. Semua itu terkait erat dengan ruang dan waktu. Sedikit pergeseran saja pada salah satu, apalagi keduanya, konsep-konsep penyesuaian diri serta realitasnya juga akan mengalami pergeseran yang signifikan. Inilah alasan mengapa kita harus terus belajar sepanjang hidup kita.
Menyesuaikan diri bukanlah hal yang mudah dilakukan. Dalam proses ini kita akan mengalami kendala-kendala yang beragam. Hasil dari proses ini kurang lebih merupakan hasil dari bagaimana kita telah berusaha untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Keberhasilan membuat kita lega, sebaliknya ketidakberhasilan bisa membuat kita tersiksa. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah akan membuat kita menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terus berjalan. Sebaliknya, kegagalan-kegagalan akan menjadikan kita korban dari perubahan yang ada.
Oleh sebab itu, kita perlu mengadakan pembenahan agar bisa tetap bertahan dalam dinamika perubahan-perubahan yang kita alami. Jika mungkin, kita perlu berusaha untuk mampu mengembangkan diri sebaik-baiknya sambil berusaha mengaktifkan rasa keindahan yang pasti kita miliki. Kita juga harus mau mengerti bahwa kita memiliki keterbatasan yang perlu disikapi dengan bijaksana. Janganlah hal tersebut membuat kita lupa akan keindahan-keindahan yang telah ada dalam diri kita.
Manusia yang berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya. Tuhan menghargai tiap doa dan tiap usaha yang kita lakukan. Apa pun hasil dari semua itu, keputusanNya tetap merupakan wujud kasih dan kebijaksanaanNya yang tanpa batas. Apa pun hasil yang kita dapatkan bukanlah alasan untuk tidak bersyukur kepadaNya.
(Didedikasikan buat semua peserta Seminar Sehari tentang peran Kaum Bapa dalam Pelayanan Jemaat. Seminar difasilitasi oleh Pegurus PKBGT Jemaat Samarinda dengan menghadirkan fasilitator: Pdt. Drs. D.P. Sumbung dan Dra. Emiliana Patiung, M.Hum.
Dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 September 2014 di gedung Gereja Toraja Jemaat Samarinda.
Selamat berseminar, Tuhan Yesus memberkati).
No comments:
Post a Comment