Laman

Friday, March 6, 2015

Di Mana Hartamu Berada, Di Situ Juga Hatimu Berada

Sebuah Kisah Dari Seorang Pengusaha Kaya Raya
Refleksi Pribadi: Lukas 12:34

Adalah di sebuah kota besar, tinggallah seorang pengusaha yang kaya raya, dengan seorang isteri dan 5 orang anak laki-laki. Pengusaha ini bernama Marson. Nama Isterinya adalah Martha dan nama anak pertama: Marthin, nama anak kudua : Markus, nama anak ketiga : Marlon, nama anak keempat : Margarito dan karena semua nama keluarganya dimulai dengan Mar.. maka anak kelima diberi nama: Marua' Marmar.
(mohon maaf, nama-nama ini hanya ilustrasi saja, jika ada yang merasa namanya sama, janganlah tersinggung).

Pengusaha ini memiliki beberapa bidang usaha, mulai dari usaha properti, usaha tambang, usaha ekspedisi dan yang paling menjanjikan adalah usaha perdagangan. Semua usahanya digerakkan oleh isterinya dan anak-anaknya.

Suatu ketika, pengusaha ini jatuh sakit dan menurut diagnosa dokter yang menanganinya, ia tidak akan pulih lagi bahkan hidupnya tinggal menghitung hari. Pada saat sakitnya mulai kritis, berkumpullah isterinya dan kelima anaknya itu dalam suasana hati yang gundah gulana dibarengi tangis dan air mata. Mereka berdiri disamping sang pengusaha yang sedang berjuang melawan maut.

Di tengah situasi yang kristis, sang pengusaha dengan suara lirih memanggil satu persatu nama anggota keluarganya.

Pengusaha : Martha..isteriku, di mana kau!

Isterinya mendekat dan menggenggam tangan suaminya. Dengan deraian airmata, ia mencium kening sang suami lalu membisikkan kata di telinga sang suami tercinta:

Martha : Marson....ini aku, Martha isterimu. Aku setia mendampingimu selama engkau dirawat di sini, Aku tidak tega membiarkan engkau sendiri.

Pengusaha itu tersenyum dan tanpa disadari, airmatanya mengalir. Ia menggenggam erat tangan isterinya. Tak lama iapun berkata:

Pengusaha : Marthin......mana si Marthin!

Anak pertama mendekat dan dengan suara sendu diiringi tangis, ia berkata

Marthin : Aku juga ada di sini ayah, aku setia menjaga ayah.....aku tidak akan meninggalkan ayah.

Suasana semakin hening, hanya terdengar isak tangis. Dan dengan bibir yang bergetar, sang pengusaha memanggil nama anak kedua, ketiga dan keempat.

Pengusaha : Markus...Marlon....Margarito, apakah kalian juga ada di sini?

Ketiga anak yang disebut namanya tak tahan melihat tubuh ayahnya yang mulai mengeluarkan keringat dan tangannya semakin gemetar tak karuan. Tangis mereka bertiga pun tak tertahankan lagi, dan hal ini membuat raut wajah sang pengusaha itu seperti seorang yang ketakutan. Ketiga anak yang disebut namanya serempak menyahut:

Markus, Marlon, Margarito: ayah...kami bertiga ada di sampingmu. Kami sayang ayah dan karena itu kami tidak mau meninggalkan ayah.

Semua terdiam cukup lama. Anggota keluarga hanya menyaksikan mulut sang pengusaha itu komat-kamit, entah apa yang ia katakan Tampak raut wajah sang pengusaha itu diliputi ketakutan dan matanya menyasar seluruh ruangan, entah apa yang dicarinya. Tak lama, dengan suara yang bergetar ia memanggil nama anaknya yang kelima.

Pengusaha : Marua'....apakah engkau juga ada di sini?

Anak yang kelima adalah seorang anak yang agak bandel sedikit, namun ia cukup berhasil dibandingkan keempat kakaknya dalam mengelolah usaha ayahnya. Ia dipercaya oleh ayahnya untuk menangani usaha perdagangan. Karena keberhasilannya dalam mengelolah usaha, maka ayahnya sangat mengasihi dia dibandingkan saudara-saudaranya. Mungkin karena hal tersebut sehingga ia memperlihatkan karakter yang berbeda dengan kakak-kakaknya.
Marua' berdiri agak jauh, sehingga ketika namanya disebutkan, ia pun langsung menyahut dengan suara yang agak keras.

Marua' Marmar : tenang saja ayah....aku juga ada di sini.

Mendengar suara anaknya itu, iapun bangun dan duduk di atas pembaringannya. Tubuhnya bergetar seperti orang yang menggigil kedinginan, dan keringatnya mengucur. Ia tertunduk lalu berkata:

Pengusaha: Kalau kalian semua ada di sini, lalu siapa yang menjaga dan mengelolah usaha kita. Habislah usahaku, sia-sialah semua yang kurintis. Habislah sudah aku.....

Kemudian pengusaha itu berbaring dan meregang nyawa.....iapun meninggal.

Refleksi :

Harta memang sangat memikat hati. Karena sedemikian memikatnya harta itu, maka tak jarang orang menempuh cara-cara yang tidak masuk akal untuk mendapatkannya. Bahkan orang siap mempertaruhkan harga dirinya hanya demi harta.

Ya....Semua orang berusaha untuk mendapatkannya dan ketika sudah didapatkan maka harta sangat sulit untuk dilepaskan.

Sekiranya Tuhan dan firmanNya kita jadikan HARTA, maka betapa mulianya hidup kita. Kita tidak mau jauh dari padaNya, dan hidup nampaknya tak memiliki arti jika kita melepaskannya.

Tapi, faktanya: harta duniawi lebih memikat dibandingkan harta sorgawi. Banyak orang mengorbankan hidupnya hanya demi harta duniawi dan mereka bermasa-bodoh untuk mengejar harta sorgawi.

Karena itu, mari kita renungkan sabda Yesus: "Apakah gunanya seorang memperoleh seluruh isi dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Mar. 8:36, 37)".

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love