"Jikalau aku harus menderita, itu adalah baik bagiku. Karena dengan hal tersebut, aku sadar akan segala kelemahanku dan aku berusaha belajar untuk mengetahui kehendak Tuhan di balik setiap penderitaanku"
(Pdt. Joni Delima - Samarinda, 8 Juni 2015)
Konon......
Pada sebuah kesempatan, angin sepoi-sepoi dan angin ribut sedang berjalan-jalan di sebuah hutan lebat. Tiba-tiba mereka menyaksikan sebuah pemandangan, di mana seekor kera dengan leluasa bermain di sebuah pohon. Sang kera melompat dengan santainya. Ia melompat dari satu dahan ke dahan yang lainnya. Menyaksikan hal tersebut maka angin sepoi-sepoi dan angin badai berdiskusi bagaimana membuat sang kera terjatuh dari pohon tersebut. Singkatnya, kedua angin tersebut ingin memperlihatkan kehebatan masing-masing, siapa di antara mereka yang mampu menjatuhkan kera tersebut maka merekalah yang terhebat.
Kemudian mereka membuang undi siapa yang lebih dahulu memperlihatkan kehebatannya. Dan ternyata angin badai mendapat giliran yang pertama. Tanpa membuang-buang waktu, angin badai mulai mengeluarkan kehebatannya. Ia mulai berhembus kencang, membuat pohon-pohon dalam hutan tersebut bergoyang dan ada yang mulai tumbang. Menyadari akan bahaya yang mengancam keselamatan dirinya, maka sang kera serta-merta memeluk erat-erat dahan pohon tempat ia bermain. Ketika angin badai melihat sang kera memeluk dahan pohon itu erat-erat, maka angin badai menambah kekuatannya. Angin badai semakin bertiup kencang sehingga pohon tersebut bergoyang dengan hebatnya. Tetapi semakin angin badai berhembus kencang, kera tersebut semakin memeluk erat-erat dahan pohon tersebut agar ia tidak terjatuh.
Pada akhirnya angin badai menyerah karena ia tidak dapat menjatuhkan kera tersebut. Kemudian angin badai mempersilahkan angin sepoi-sepoi untuk mendemonstrasikan kehebatannya. Agin badai berpikir, mana mungkin angin sepoi-sepoi mampu manjatuhkan kera tersebut, sebab dengan kekuatan yang dimiliki angin badai saja tidak mampu menjatuhkan kera tersebut, apalagi angin sepoi-sepoi yang hanya memiliki embusan yang lemah.
Kemudian angin sepoi-sepoi mempertontonkan kehebatannya. Ia mulai berhembus dengan desiran yang lembut dan menerpa wajah sang kera tersebut. Hembusan lembut angin sepoi-sepoi membuat sang kera merasa tenang dan tak berapa lama membuat kera tersebut mengantuk lalu tertidur pulas. Tiba-tiba terdengar bunyi: "bedebug". Ternyata kera tersebut jatuh dari atas dahan di mana ia berada.
Refleksi:
Manusia ternyata mudah jatuh ke dalam pencobaan ketika ia berada dalam situasi yang nyaman, dibandingkan ketika ia ada dalam keadaan yang tidak nyaman. Itulah sebabnya, Iblis pertama-tama tidak mendatangkan penderitaan kepada manusia dalam berbagai bentuknya, tetapi ia menawarkan kenikmatan kepada manusia supaya ketika manusia terjebak dengan kenikmatan tersebut maka ia akan lupa diri.
Ingatlah: jalan menuju kehidupan bukanlah jalan yang lebar dan bebas hambatan, tetapi jalan itu adalah jalan yang sempit dan bisa jadi penuh dengan onak serta duri. Mengapa harus demikian? Karena dengan keadaan itu, kita akan melangkah dengan hati-hati dan lebih dari pada itu, kita membutuhkan tangan Tuhan untuk menuntun dan mengarahkan langkah kita sampai ke tujuan yang kita harapkan.
Hati-hati, tawaran Iblis sangat menggiurkan. Pilihan itu ada pada diri anda!
(Pdt. Joni Delima - Samarinda, 8 Juni 2015)
Konon......
Pada sebuah kesempatan, angin sepoi-sepoi dan angin ribut sedang berjalan-jalan di sebuah hutan lebat. Tiba-tiba mereka menyaksikan sebuah pemandangan, di mana seekor kera dengan leluasa bermain di sebuah pohon. Sang kera melompat dengan santainya. Ia melompat dari satu dahan ke dahan yang lainnya. Menyaksikan hal tersebut maka angin sepoi-sepoi dan angin badai berdiskusi bagaimana membuat sang kera terjatuh dari pohon tersebut. Singkatnya, kedua angin tersebut ingin memperlihatkan kehebatan masing-masing, siapa di antara mereka yang mampu menjatuhkan kera tersebut maka merekalah yang terhebat.
Kemudian mereka membuang undi siapa yang lebih dahulu memperlihatkan kehebatannya. Dan ternyata angin badai mendapat giliran yang pertama. Tanpa membuang-buang waktu, angin badai mulai mengeluarkan kehebatannya. Ia mulai berhembus kencang, membuat pohon-pohon dalam hutan tersebut bergoyang dan ada yang mulai tumbang. Menyadari akan bahaya yang mengancam keselamatan dirinya, maka sang kera serta-merta memeluk erat-erat dahan pohon tempat ia bermain. Ketika angin badai melihat sang kera memeluk dahan pohon itu erat-erat, maka angin badai menambah kekuatannya. Angin badai semakin bertiup kencang sehingga pohon tersebut bergoyang dengan hebatnya. Tetapi semakin angin badai berhembus kencang, kera tersebut semakin memeluk erat-erat dahan pohon tersebut agar ia tidak terjatuh.
Pada akhirnya angin badai menyerah karena ia tidak dapat menjatuhkan kera tersebut. Kemudian angin badai mempersilahkan angin sepoi-sepoi untuk mendemonstrasikan kehebatannya. Agin badai berpikir, mana mungkin angin sepoi-sepoi mampu manjatuhkan kera tersebut, sebab dengan kekuatan yang dimiliki angin badai saja tidak mampu menjatuhkan kera tersebut, apalagi angin sepoi-sepoi yang hanya memiliki embusan yang lemah.
Kemudian angin sepoi-sepoi mempertontonkan kehebatannya. Ia mulai berhembus dengan desiran yang lembut dan menerpa wajah sang kera tersebut. Hembusan lembut angin sepoi-sepoi membuat sang kera merasa tenang dan tak berapa lama membuat kera tersebut mengantuk lalu tertidur pulas. Tiba-tiba terdengar bunyi: "bedebug". Ternyata kera tersebut jatuh dari atas dahan di mana ia berada.
Refleksi:
Manusia ternyata mudah jatuh ke dalam pencobaan ketika ia berada dalam situasi yang nyaman, dibandingkan ketika ia ada dalam keadaan yang tidak nyaman. Itulah sebabnya, Iblis pertama-tama tidak mendatangkan penderitaan kepada manusia dalam berbagai bentuknya, tetapi ia menawarkan kenikmatan kepada manusia supaya ketika manusia terjebak dengan kenikmatan tersebut maka ia akan lupa diri.
Ingatlah: jalan menuju kehidupan bukanlah jalan yang lebar dan bebas hambatan, tetapi jalan itu adalah jalan yang sempit dan bisa jadi penuh dengan onak serta duri. Mengapa harus demikian? Karena dengan keadaan itu, kita akan melangkah dengan hati-hati dan lebih dari pada itu, kita membutuhkan tangan Tuhan untuk menuntun dan mengarahkan langkah kita sampai ke tujuan yang kita harapkan.
Hati-hati, tawaran Iblis sangat menggiurkan. Pilihan itu ada pada diri anda!
No comments:
Post a Comment