Laman

Tuesday, July 21, 2015

Menaklukkan Rasa : MARAH

Renungan Malam - Selasa, 21 Juli 2015
Sebuah Refleksi Pribadi


"Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan"


Bacaan Alkitab : Mazmur 37 : 1 - 11

Setiap kita pasti pernah mengalami apa yang disebut : "MARAH"; entah kita sendiri yang marah atau justru kita yang kena marah. Marah adalah sebuah relita hidup manusia yang tidak bisa dipungkiri dan hal itu merupakan aktualisasi dari luapan perasaan yang tak dapat dibendung. Marah adalah pelampiasan dari perasaan disakiti, diabaikan atau tidak suka. Marah yang tidak dapat terkontrol akan membuat seseorang bertindak di luar batas kewajaran. Karena itu, kita harus berhati-hati untuk mengelolah perasaan yang melahirkan "MARAH", sebab jika tidak maka semua hal-hal baik yang sudah kita torehkan menjadi ternodai. Dan benar apa kata pribahasa: "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga".

Memang saya pun menyadari bahwa ada titik kulminasi dari tingkat kesabaran seseorang untuk menahan "MARAH". Dan ketika hal itu tak terbendung, maka akan meledak dan merusakkan suasana. Interaksi antar pribadi menjadi kaku dan bahkan menjadi vakum dan akibatnya, komunikasi pun akan menjadi rusak. Tapi apa pun alasannya, "MARAH" tidak boleh disimpan di dalam hati, sebab ia akan menggerogoti nilai hidup kita sebagai makhluk yang mulia. Saya sendiri pernah mengalami titik kulminasi itu, kesabaran saya menjadi hilang dan "MARAH" pun meledak hingga tak terkontrol. Tapi, apa hasil yang saya dapatkan dari keadaan tersebut? Tidak ada! Justru saya sedang menginvestasikan keburukan untuk hari esok. Karena itu saya mau katakan kepada anda bahwa, jika anda "MARAH" maka sesungguhnya anda sedang menginvestasikan banyak keburukan untuk diri anda dan hal itu akan anda tuai pada hari esok. Ini fakta, bukan omongan yang kosong. Jika rasa untuk "MARAH" tidak dapat anda atasi maka anda akan kehilangan nilai atau harga diri di depan mata orang lain dan lebih dari itu anda kehilangan muka di depan Sang Khalik anda. Tuhan muak melihat wajah anda.

Karena itu, jika hari ini anda masih memendam perasaan "MARAH" pada seseorang, tenangkanlah hati anda. Jangan anda baringkan tubuh anda untuk tertidur. Jika orang itu ada di samping anda, bertindaklah bijaksana. Usahakan untuk berbaikan atau berdamai dengan dia. Sebab jika anda tidak bisa berdamai dengan dia sebelum tiba hari esok, maka energi positif pada diri anda untuk beraktivitas secara maksimal akan menjadi hilang. Mengapa? Karena pikiran anda masih terbelenggu dengan persoalan yang terjadi antara anda dengan si dia. Tetapi jika orang itu tidak ada bersama dengan anda pada malam ini, pejamkan mata anda dan katakan pada diri anda bahwa anda memaafkan dia. Persiapkan diri anda pada hari esok untuk berusaha menjumpainya, salami dia atau kalau perlu; rangkul dia dan katakan bahwa anda menyesali apa yang telah terjadi pada hari kemarin. Apabila hal ini anda lakukan, maka energi positif akan mengalir dua kali lipat dalam diri anda dan anda akan menjadi pribadi yang unggul.

Saudaraku..
Rasa untuk marah hanya dapat anda minimalisir jika anda mendekatkan diri dengan Dia. Kedekatan anda dengan Tuhan akan menghantar anda pada pemaknaan yang benar tentang kehidupan. Hidup memang tidak mudah dijalani, dan semakin tidak mudah jika hidup terbeban oleh rasa "MARAH". Tetapi sesulit apa pun jalan hidup yang ditempuh, jika hati diliputi dengan sukacita bersama dengan Tuhan dan dengan sesama, maka semuanya akan menjadi mudah.
Selamat untuk belajar menahan "MARAH", Tuhan Yesus yang lemah-lembut akan menolong anda menjadi pribadi yang berhati mulia.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love