Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : 1 Korintus 15:1-10
Saudaraku....
Adalah hal yang paling mudah dilakukan oleh setiap orang yakni melihat kelemahan orang lain dibandingkan melihat kelemahan diri sendiri. Dan hal itu semakin sulit jikalau yang bersangkutan adalah seorang pejabat atau orang penting. Semakin tinggi jabatan seseorang semakin sulit pula ia untuk mengakui kekurangan atau kelemahannya.
Mengapa demikian?
Satu hal yang saya lihat, bahkan hal tersebut juga sering nampak dalam diri saya secara pribadi, yakni "takut kehilangan muka atau kehilangan harga diri/gengsi".
Saudaraku....
Mari kita belejar dari Firman Tuhan untuk memerangi kecenderungan kita yang begitu mudah mengomentari kekurangan orang lain namun terlalu berat untuk mengakui kekurangan diri sendiri. Sebab Tuhan sangat membenci karakter seperti itu. Jangan sampai ungkapan pedas yang ditujukan oleh Tuhan Yesus kepada para ahli-ahli Taurat itu juga akan tertuju pada diri kita: "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau dapat berkata kepada saudaramu: biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu (Mat. 7:3-5)".
Teladan yang sangat baik diberikan oleh Rasul Paulus. Ia tidak pernah merasa malu untuk mengungkapkan segala kejahatan yang dilakukannya di masa yang lalu. Dengan jujur ia mengakui bahwa sebelum bertemu dengan Yesus secara pribadi, dia adalah seorang yang paling berdosa. Paulus dengan berani mengakui segala kelemahan, kekurangan dan kesalahannya padahal dia adalah seorang Rasul Besar, seorang Penginjil Ulung.
Mengapa Rasul Paulus berani melakukan hal tersebut? Tidakkah hal tersebut akan mencoreng reputasinya sebagai Rasul Kristus untuk bangsa-bangsa non-Yahudi?
Rasul Paulus tidak takut apalagi merasa malu, karena dia tahu bahwa Tuhan Yesus sudah melupakan masa lalunya, dan Paulus sendiri menjadikan masa lalunya yang kelam sebagai ingatan bagi umat Tuhan; bahwa segala sesuatu yang dilakukan di luar Tuhan (walau dalam penilaian orang itu baik), pada kenyataannya adalah SAMPAH. Dan karena itu, segala bentuk kemunafikan dan hal-hal yang tidak sesuai dengan pesan Injil Yesus Kristus haruslah dibuang agar kasih karunia Allah dalam diri kita menjadi sempurna.
Ingatlah akan hal ini:
"Seorang yang berjiwa besar lebih dari pada seorang pahlawan adalah mereka yang berani mengakui kelemahan dan kesalahannya".
Camkan kata-kata saya:
"Anda dihargai bukan pada apa yang anda miliki, tetapi karena kejujuran anda. Tuhan menerima anda bukan karena anda pejabat atau seorang cendikiawan atau pun karena anda seorang yang kaya raya. Anda diterimaNya karena dalam kerendahan hati anda jujur mengakui kelemahan anda dan datang kepada Yesus untuk berharap kasih karuniaNya. Ketika anda mengatakan: Yesus, ingatlah akan aku yang berdosa ini! Maka suara Yesus terdengar dari atas puncak salib itu: hari ini juga engkau bersama-sama dengan AKU dalam Firdaus".
Selamat menjadi orang yang selalu sadar akan kelemahan diri, sebab di dalam kekuranganmu; kuasa Tuhan sedang bekerja untuk menjadikan diri anda seorang yang bermartabat. Tuhan Yesus memberkati.
Bacaan : 1 Korintus 15:1-10
Saudaraku....
Adalah hal yang paling mudah dilakukan oleh setiap orang yakni melihat kelemahan orang lain dibandingkan melihat kelemahan diri sendiri. Dan hal itu semakin sulit jikalau yang bersangkutan adalah seorang pejabat atau orang penting. Semakin tinggi jabatan seseorang semakin sulit pula ia untuk mengakui kekurangan atau kelemahannya.
Mengapa demikian?
Satu hal yang saya lihat, bahkan hal tersebut juga sering nampak dalam diri saya secara pribadi, yakni "takut kehilangan muka atau kehilangan harga diri/gengsi".
Saudaraku....
Mari kita belejar dari Firman Tuhan untuk memerangi kecenderungan kita yang begitu mudah mengomentari kekurangan orang lain namun terlalu berat untuk mengakui kekurangan diri sendiri. Sebab Tuhan sangat membenci karakter seperti itu. Jangan sampai ungkapan pedas yang ditujukan oleh Tuhan Yesus kepada para ahli-ahli Taurat itu juga akan tertuju pada diri kita: "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau dapat berkata kepada saudaramu: biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu (Mat. 7:3-5)".
Teladan yang sangat baik diberikan oleh Rasul Paulus. Ia tidak pernah merasa malu untuk mengungkapkan segala kejahatan yang dilakukannya di masa yang lalu. Dengan jujur ia mengakui bahwa sebelum bertemu dengan Yesus secara pribadi, dia adalah seorang yang paling berdosa. Paulus dengan berani mengakui segala kelemahan, kekurangan dan kesalahannya padahal dia adalah seorang Rasul Besar, seorang Penginjil Ulung.
Mengapa Rasul Paulus berani melakukan hal tersebut? Tidakkah hal tersebut akan mencoreng reputasinya sebagai Rasul Kristus untuk bangsa-bangsa non-Yahudi?
Rasul Paulus tidak takut apalagi merasa malu, karena dia tahu bahwa Tuhan Yesus sudah melupakan masa lalunya, dan Paulus sendiri menjadikan masa lalunya yang kelam sebagai ingatan bagi umat Tuhan; bahwa segala sesuatu yang dilakukan di luar Tuhan (walau dalam penilaian orang itu baik), pada kenyataannya adalah SAMPAH. Dan karena itu, segala bentuk kemunafikan dan hal-hal yang tidak sesuai dengan pesan Injil Yesus Kristus haruslah dibuang agar kasih karunia Allah dalam diri kita menjadi sempurna.
Ingatlah akan hal ini:
"Seorang yang berjiwa besar lebih dari pada seorang pahlawan adalah mereka yang berani mengakui kelemahan dan kesalahannya".
Camkan kata-kata saya:
"Anda dihargai bukan pada apa yang anda miliki, tetapi karena kejujuran anda. Tuhan menerima anda bukan karena anda pejabat atau seorang cendikiawan atau pun karena anda seorang yang kaya raya. Anda diterimaNya karena dalam kerendahan hati anda jujur mengakui kelemahan anda dan datang kepada Yesus untuk berharap kasih karuniaNya. Ketika anda mengatakan: Yesus, ingatlah akan aku yang berdosa ini! Maka suara Yesus terdengar dari atas puncak salib itu: hari ini juga engkau bersama-sama dengan AKU dalam Firdaus".
Selamat menjadi orang yang selalu sadar akan kelemahan diri, sebab di dalam kekuranganmu; kuasa Tuhan sedang bekerja untuk menjadikan diri anda seorang yang bermartabat. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment