Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Mark. 2 : 1 - 12
Benar apa yang dikatakan Amsal 17:17....."Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran". Terlebih jikalau sahabat anda adalah seorang yang beriman.
Melalui perikop bacaan kita, saya mau katakan bahwa betapa agungnya IMAN dan KASIH dari keempat sahabat si lumpuh ini. Mereka sangat prihatin dengan kondisi sahabatnya yang lumpuh dan mereka tahu bahwa sahabatnya yang lumpuh ini tidak akan mungkin mampu mengurus dirinya sendiri. Mereka tahu bahwa sahabatnya yang lumpuh ini bergantung 100% pada belas kasihan. Rasa prihatin itulah yang membuat mereka tidak tega meninggalkan sahabatnya yang sudah tak berdaya.
Keprihatinan itu jugalah yang mendorong mereka untuk mencari solusi bagi pemulihan sahabatnya. Mereka tidak lagi berhitung untung atau rugi. Mereka tidak lagi memikirkan kepentingan diri sendiri; karena hati mereka telah terbakar oleh API KASIH YANG BEREMPATI. Hal ini dibuktikan ketika mereka harus menghadapi benteng manusia. Semua jalan tertutup sehingga sahabatnya si lumpuh tidak mungkin berjumpa dengan Yesus. Tidak ada satu pun orang yang memberi jalan agar si lumpuh mengalami perjumpaan dengan Yesus.
Karena tak ada satu pun orang yang melapangkan jalan buat mereka untuk membawa sahabatnya si lumpuh ke depan Yesus, lalu apakah mereka putus asa?
Tidak! Mereka tidak mau menyerah dengan keadaan. Di tengah kemustahilan, mereka masih punya harapan. Iman mereka mengalahkan semua bentuk ketidak-mungkinan. Sehingga oleh IMAN, "apa yang tidak mungkin menjadi mungkin, sebab bagi setiap orang percaya tidak ada hal yang mustahil (Mark. 9:23)".
Memang tidak mudah membawa seorang lumpuh di atas dipannya dengan menaiki tangga lalu menurunkannya melalui atap yang dibongkar sehingga si lumpuh tepat berada di hadapan Yesus. Namun itu jugalah IMAN dan itulah harga yang harus mereka bayar karena KASIH.
Yesus memandang IMAN dan KASIH yang tulus dari keempat sahabat si lumpuh. IMAN dan KASIH keempat sahabat itu yang membuka gerbang pengampunan dan pemulihan bagi sahabatnya yang lumpuh. Jadi tepat apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus...."Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutup banyak sekali dosa (1 Ptr. 4:8)".
Empati, kerjasama dan kerelaan untuk berjerih lelah memang hal yang penting untuk membawa setiap orang datang dan berjumpa dengan Tuhan. Memang hal ini tidak mudah, tetapi apa pun yang kita lakukan terhadap saudara kita yang terpuruk dan tak berdaya bahkan yang sudah kehilangan harapan; lakukanlah dengan IMAN dan KASIH. Hanya dengan itu segala bentuk kemustahilan pasti dipatahkan, sebab kita bukan melakukannya untuk mendapat pujian dan sanjungan dari manusia, tetapi kita melakukannya untuk Tuhan.
Jangankan empat, Tuhan Yesus sendiri bersabda: "jika dua orang saja dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga (Mat. 18:19)".
Istri atau suami anda terpuruk, berlututlah bersama dengan Hamba Tuhan maka semangatnya akan bangkit kembali.
Anak-anak anda sudah kehilangan harapan dan masa depan, berlututlah bersama dengan pasangan anda dan panggil Hamba Tuhan untuk kusyuk berdoa, maka hidup dan masa depan mereka tidak sia-sia. Sebab anak yang didoakan dengan iman dan dengan cucuran airmata; malaikatNya akan diutus untuk memagari mereka.
Masih banyak persoalan yang membelenggu sahabat-sahabat anda dan saudara-saudara anda, nyatakan tanda empati karena iman dan kasih, datanglah bersama-sama pada Yesus, maka segala kemustahilan akan sirna.
Camkan hal ini:
Kamu yang percaya, kamulah yang diutusNya untuk melakukan banyak perkara-perkara besar. Jangan kalah dengan tantangan; tetapi hadapi semuanya dengan IMAN dan KASIH. Percayalah, untuk dua kata ini; "IMAN & KASIH", kuasanya sangat dahsyat. (Pdt. Joni Delima)
Bacaan : Mark. 2 : 1 - 12
Benar apa yang dikatakan Amsal 17:17....."Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran". Terlebih jikalau sahabat anda adalah seorang yang beriman.
Melalui perikop bacaan kita, saya mau katakan bahwa betapa agungnya IMAN dan KASIH dari keempat sahabat si lumpuh ini. Mereka sangat prihatin dengan kondisi sahabatnya yang lumpuh dan mereka tahu bahwa sahabatnya yang lumpuh ini tidak akan mungkin mampu mengurus dirinya sendiri. Mereka tahu bahwa sahabatnya yang lumpuh ini bergantung 100% pada belas kasihan. Rasa prihatin itulah yang membuat mereka tidak tega meninggalkan sahabatnya yang sudah tak berdaya.
Keprihatinan itu jugalah yang mendorong mereka untuk mencari solusi bagi pemulihan sahabatnya. Mereka tidak lagi berhitung untung atau rugi. Mereka tidak lagi memikirkan kepentingan diri sendiri; karena hati mereka telah terbakar oleh API KASIH YANG BEREMPATI. Hal ini dibuktikan ketika mereka harus menghadapi benteng manusia. Semua jalan tertutup sehingga sahabatnya si lumpuh tidak mungkin berjumpa dengan Yesus. Tidak ada satu pun orang yang memberi jalan agar si lumpuh mengalami perjumpaan dengan Yesus.
Karena tak ada satu pun orang yang melapangkan jalan buat mereka untuk membawa sahabatnya si lumpuh ke depan Yesus, lalu apakah mereka putus asa?
Tidak! Mereka tidak mau menyerah dengan keadaan. Di tengah kemustahilan, mereka masih punya harapan. Iman mereka mengalahkan semua bentuk ketidak-mungkinan. Sehingga oleh IMAN, "apa yang tidak mungkin menjadi mungkin, sebab bagi setiap orang percaya tidak ada hal yang mustahil (Mark. 9:23)".
Memang tidak mudah membawa seorang lumpuh di atas dipannya dengan menaiki tangga lalu menurunkannya melalui atap yang dibongkar sehingga si lumpuh tepat berada di hadapan Yesus. Namun itu jugalah IMAN dan itulah harga yang harus mereka bayar karena KASIH.
Yesus memandang IMAN dan KASIH yang tulus dari keempat sahabat si lumpuh. IMAN dan KASIH keempat sahabat itu yang membuka gerbang pengampunan dan pemulihan bagi sahabatnya yang lumpuh. Jadi tepat apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus...."Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutup banyak sekali dosa (1 Ptr. 4:8)".
Empati, kerjasama dan kerelaan untuk berjerih lelah memang hal yang penting untuk membawa setiap orang datang dan berjumpa dengan Tuhan. Memang hal ini tidak mudah, tetapi apa pun yang kita lakukan terhadap saudara kita yang terpuruk dan tak berdaya bahkan yang sudah kehilangan harapan; lakukanlah dengan IMAN dan KASIH. Hanya dengan itu segala bentuk kemustahilan pasti dipatahkan, sebab kita bukan melakukannya untuk mendapat pujian dan sanjungan dari manusia, tetapi kita melakukannya untuk Tuhan.
Jangankan empat, Tuhan Yesus sendiri bersabda: "jika dua orang saja dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga (Mat. 18:19)".
Istri atau suami anda terpuruk, berlututlah bersama dengan Hamba Tuhan maka semangatnya akan bangkit kembali.
Anak-anak anda sudah kehilangan harapan dan masa depan, berlututlah bersama dengan pasangan anda dan panggil Hamba Tuhan untuk kusyuk berdoa, maka hidup dan masa depan mereka tidak sia-sia. Sebab anak yang didoakan dengan iman dan dengan cucuran airmata; malaikatNya akan diutus untuk memagari mereka.
Masih banyak persoalan yang membelenggu sahabat-sahabat anda dan saudara-saudara anda, nyatakan tanda empati karena iman dan kasih, datanglah bersama-sama pada Yesus, maka segala kemustahilan akan sirna.
Camkan hal ini:
Kamu yang percaya, kamulah yang diutusNya untuk melakukan banyak perkara-perkara besar. Jangan kalah dengan tantangan; tetapi hadapi semuanya dengan IMAN dan KASIH. Percayalah, untuk dua kata ini; "IMAN & KASIH", kuasanya sangat dahsyat. (Pdt. Joni Delima)
No comments:
Post a Comment