Laman

Tuesday, March 22, 2016

Pengakuanmu Adalah Gereja Yang Sesungguhnya

Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Matius 16:13-20



Pada saat ini ada kesan kuat orang menilai Gereja dari sisi kelembagaan bukan dari sisi keteladanan hidup anak-anak Tuhan. Akibatnya dari kesalahan interpretasi tentang "Apa itu Gereja yang sesungguhnya", sehingga begitu banyak anak-anak Tuhan fokus pada kegiatan yang bersifat seremonial dan mendesain gedung tempat bersekutu dengan daya tampung yang banyak serta dengan interior yang serba wah serta fasilitas musik yang lengkap laksana konser, sehingga Gereja seolah-olah hanya tempat "Pertunjukan dan Hiburan". Pengunjung datang dan pergi sesuka hati demi mencari acara yang memuaskan seleranya. Jika gedung tempat berkumpul dipenuhi pengunjung yang terpikat ("entah oleh apa"), maka itu menjadi penilaian bahwa pelayanan gerejawi "SUKSES". tetapi jika hanya segelintir orang saja maka dianggap "GAGAL".

Jangankan pengunjungnya. Standar sukses atau gagalnya pelayanan dilihat juga dari "seberapa saldo penerimaan di akhir bulan atau di akhir tahun yang masih tersisa". Jikalau saldonya melimpah, itulah Gereja yang "SUKSES", tetapi jikalau saldonya minim bahkan defisit, maka itu adalah sebuah "KAGAGALAN".

Saudaraku...

Gereja bukanlah sebuah gedung dengan daya tampung umat yang banyak, dan bukan juga dilihat dari sisi pendapatan akhir bulan atau akhir tahun. Gereja yang sesungguhnya adalah "Gaya Hidup" dengan pengakuan bahwa "Yesus Itulah Tuhan dan Juruselamat".

Perhatikanlah perikop bacaan kita.
Atas perkenaan Allah. Simon bin Yunus mengaku bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah Yang Hidup. Dan atas pengakuan inilah maka Tuhan mendirikan GerejaNya. Jadi keberadaan gereja ditentukan oleh orang-orang yang mengaku dan hidup dari pengakuan itu walau hidup mereka harus dipertaruhkan.

Sejarah menorehkan bukti bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, pengakuan itu bertahan walau diterjang badai: tantangan, siksaan, penganiayaan bahkan pembantaian. Selama kaum beriman yang tertinggal tetap setia pada pengakuannya dan hidup dari pengakuan itu, maka gereja (dalam arti sesungguhnya) takkan pernah binasa meskipun para tokohnya dibunuh, gedungnya dibakar, kegiatannya dilarang, ruang gerak dan izin pendiriannya dibatasi bahkan dihambat. Sebaliknya, apa yang dikatakan oleh Yustinus Martyr jadi sebuah kenyataan: "darah para martyr adalah persemaian yang subur bagi Injil. Semakin ditekan semakin kuat ia berkembang".

Saudaraku....
Saya mau menekankan hal ini sekali lagi agar anda tidak mudah terperangkap dalam pemahaman yang keliru tentang GEREJA.

Keberadaan gereja lebih ditentukan oleh faktor orang-orang yang hidup di atas dasar PENGAKUAN IMAN, bukan dari megahnya gedung, indahnya interior, rapinya organisasi, setumpuk kegiatannya dan kuatnya keuangan. Memang hal-hal itu dibutuhkan, tetapi bukan yang utama. Jika anda mengaku bahwa Yesus Itulah Tuhan dan Juruselamat, maka itu berati anda menaklukkan hidup anda seutuhnya kepada Dia. Anda menyerahkan hidup seutuhnya untuk dipakai oleh Tuhan Yesus menjadi sarana menghadirkan SHALOMNYA. Berdasarkan hal inilah maka saya menegaskan bahwa kekuatan dan daya tahan gereja bertumpuh pada karya Roh Kudus di dalam dan melalui orang-orang yang setia pada imannya.

Selamat menjadi gereja yang sesungguhnya.
Tuhan Yesus memberkati.
(Pdt. Joni Delima).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love