Sebuah Refleksi Pribadi
Renungan Malam Menjelang Kebangkitan
(Samarinda - 26 Maret 2016)
Bacaan : 1 Petrus 2 : 18 - 25
Saudaraku
Dari sudut pandang kita manusia, sungguh sangat sulit untuk dimengerti jalan yang dipilih oleh Tuhan yakni Via Dolorosa sebagai jalan yang tepat untuk menuju ke Gerbang Kehidupan.
Saya secara pribadi sering bertanya:
Mengapa harus itu?
Mengapa harus salib?
Tidak adakah jalan lain atau cara lain?
Ya....jika mengikuti alur pemikiran kita manusia, ini adalah pilihan yang konyol. Dan kita tahu bahwa Tuhan mempunyai kuasa untuk melakukan apa saja tanpa harus mengorbankan AnakNya, bukan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas mendorong diri saya untuk berusaha masuk ke pusat atau inti Iman Kristen, yakni: "KASIH". Dan saya selalu teringat serta tertarik pada sepenggal syair lagu: "kalau bukan kasih, sorga tiada".
Saudaraku....
Sesungguhnya Yesus sadar bahwa Ia sedang diperhadapkan pada 2 pilihan, yakni: memilih jalan yang mudah ("dan ini adalah keinginan Iblis") dengan menolak cawan itu; tetapi konsekwensinya adalah dunia dan manusia jatuh ke tangan Iblis (manusia binasa); atau memilih untuk menerima cawan itu ("dan ini adalah keinginan Allah") tetapi dunia dan manusia dibarui dan menjadi milik Allah selamanya (manusia selamat). Yesus sungguh-sungguh berada di tengah-tengah medan peperangan yang sangat berat, dan Dia harus memilih salah satu dari padanya. Hanya seorang yang memiliki kebesaran hati dengan melihat maksud dan tujuan hidupnya sesuai dengan rencana Tuhan yang mampuh mengambil keputusan yang tepat sekalipun dirinya harus dikorbankan.
Saya sangat tertegun menyaksikan pilihan Tuhan Yesus, dan pilihan itu menjadi tamparan yang keras bagi Iblis dan untuk kedua kalinya Iblis dipermalukan (yang pertama Iblis dipermalukan adalah pada awal pelayanan Yesus ketika Yesus dicobai di padang gurun - Mat. 4:1-11). Di sini saya sangat setuju dengan pandangan Oswald Chambers dalam bukunya : "My Utmost for His Highest - Pengabdianku Bagi KemuliaanNya".
Oswald mengatakan:
"Salib yang dipilihNya adalah kemenangan tertinggi yang diperuntukkan bagi manusia dan pilihan itu mengguncangkan neraka sampai ke dasar-dasarnya. Salib memungkinkan seluruh umat manusia mengalami pemulihan dan hal ini membuat neraka merana".
Karena itu, seluruh pemberitaan Injil mengarah pada "SALIB" yang menjadi benturan hebat antara keinginan Allah dan keinginan Iblis, dan Allah memilih jalan yang tidak masuk di akal yakni "SALIB" itu dan menjadikannya sebagai jalan yang tepat menuju ke "KEHIDUPAN". Memang harganya sangat mahal, tetapi inilah pilihan yang lahir dari kebesaran hati karena KASIH. Dalam bahasa Rasul Petrus: "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh (1 Ptr. 2:24)".
Untuk itulah saudara-saudara, saya mau menegaskan kepada anda:
banggalah pada Yesus dan marilah kita belajar meneladani apa yang sudah diperbuatNya. Ia rela dikorbankan karena kasihNya yang hebat atas kita, karena itu, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu menutupi banyak sekali dosa (1 Ptr. 4:8).
Camkan hal ini:
Ketika anda mengasihi, maka saat itu pula sorga bergembira; ketika anda mengasihi maka neraka pun akan merana.
Selamat menyongsong kebangkitanNya yang adalah kebangkitan kita juga.
Selamat Hari Paskah...Tuhan Yang Bangkit memberkati anda.
Renungan Malam Menjelang Kebangkitan
(Samarinda - 26 Maret 2016)
Bacaan : 1 Petrus 2 : 18 - 25
Saudaraku
Dari sudut pandang kita manusia, sungguh sangat sulit untuk dimengerti jalan yang dipilih oleh Tuhan yakni Via Dolorosa sebagai jalan yang tepat untuk menuju ke Gerbang Kehidupan.
Saya secara pribadi sering bertanya:
Mengapa harus itu?
Mengapa harus salib?
Tidak adakah jalan lain atau cara lain?
Ya....jika mengikuti alur pemikiran kita manusia, ini adalah pilihan yang konyol. Dan kita tahu bahwa Tuhan mempunyai kuasa untuk melakukan apa saja tanpa harus mengorbankan AnakNya, bukan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas mendorong diri saya untuk berusaha masuk ke pusat atau inti Iman Kristen, yakni: "KASIH". Dan saya selalu teringat serta tertarik pada sepenggal syair lagu: "kalau bukan kasih, sorga tiada".
Saudaraku....
Sesungguhnya Yesus sadar bahwa Ia sedang diperhadapkan pada 2 pilihan, yakni: memilih jalan yang mudah ("dan ini adalah keinginan Iblis") dengan menolak cawan itu; tetapi konsekwensinya adalah dunia dan manusia jatuh ke tangan Iblis (manusia binasa); atau memilih untuk menerima cawan itu ("dan ini adalah keinginan Allah") tetapi dunia dan manusia dibarui dan menjadi milik Allah selamanya (manusia selamat). Yesus sungguh-sungguh berada di tengah-tengah medan peperangan yang sangat berat, dan Dia harus memilih salah satu dari padanya. Hanya seorang yang memiliki kebesaran hati dengan melihat maksud dan tujuan hidupnya sesuai dengan rencana Tuhan yang mampuh mengambil keputusan yang tepat sekalipun dirinya harus dikorbankan.
Saya sangat tertegun menyaksikan pilihan Tuhan Yesus, dan pilihan itu menjadi tamparan yang keras bagi Iblis dan untuk kedua kalinya Iblis dipermalukan (yang pertama Iblis dipermalukan adalah pada awal pelayanan Yesus ketika Yesus dicobai di padang gurun - Mat. 4:1-11). Di sini saya sangat setuju dengan pandangan Oswald Chambers dalam bukunya : "My Utmost for His Highest - Pengabdianku Bagi KemuliaanNya".
Oswald mengatakan:
"Salib yang dipilihNya adalah kemenangan tertinggi yang diperuntukkan bagi manusia dan pilihan itu mengguncangkan neraka sampai ke dasar-dasarnya. Salib memungkinkan seluruh umat manusia mengalami pemulihan dan hal ini membuat neraka merana".
Karena itu, seluruh pemberitaan Injil mengarah pada "SALIB" yang menjadi benturan hebat antara keinginan Allah dan keinginan Iblis, dan Allah memilih jalan yang tidak masuk di akal yakni "SALIB" itu dan menjadikannya sebagai jalan yang tepat menuju ke "KEHIDUPAN". Memang harganya sangat mahal, tetapi inilah pilihan yang lahir dari kebesaran hati karena KASIH. Dalam bahasa Rasul Petrus: "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh (1 Ptr. 2:24)".
Untuk itulah saudara-saudara, saya mau menegaskan kepada anda:
banggalah pada Yesus dan marilah kita belajar meneladani apa yang sudah diperbuatNya. Ia rela dikorbankan karena kasihNya yang hebat atas kita, karena itu, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu menutupi banyak sekali dosa (1 Ptr. 4:8).
Camkan hal ini:
Ketika anda mengasihi, maka saat itu pula sorga bergembira; ketika anda mengasihi maka neraka pun akan merana.
Selamat menyongsong kebangkitanNya yang adalah kebangkitan kita juga.
Selamat Hari Paskah...Tuhan Yang Bangkit memberkati anda.
No comments:
Post a Comment