Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Wahyu 2 : 12 - 17
Saudaraku..........
Ketika anda sungguh-sungguh mengasihi seseorang dalam ketulusan dan kesucian, maka sudah barang tentu anda berharap hal yang sama anda akan terima dari orang tersebut, bukan? Saya yakin bahwa anda tidak berharap kasih anda bertepuk sebelah tangan.
Ya.....sebagai makhluk sosial maka semua orang butuh apa yang disebut "mengasihi dan dikasihi". Hidup tanpa KASIH laksana sayur "tanpa garam", tak ada rasa dan tak mengundang selera.
Coba anda bayangkan dan anda renungkan; apalah arti sebuah istana megah dengan segala fasilitas yang serba mewah, jika di dalamnya, seisi istana tidak mengalami dan menikmati apa yang disebut KASIH. Tidakkah anda akan merasa seperti tersesat di hutan rimba atau padang gurun, padahal anda ada dalam istana anda sendiri?.
Coba anda bayangkan dan anda renungkan; apalah arti duduk bersama di meja makan dengan bertumpuk hidangan yang lezat, namun semua yang duduk bersama anda membisu karena perasaan benci; tak ada tutur sapa yang penuh dengan kelembutan dan cinta. Tidakkah makanan itu akan mengurangi selera anda, bahkan anda akan merasa muak dan hendak memuntahkannya, bukan?.
Coba anda bayangkan dan renungkan: betapa menyakitkan hati jika orang yang anda begitu kasihi dan cinta ternyata "mendua hati". Di depan anda ia begitu lembut dan mesra, namun ketika anda tiada, ia pun berpindah ke lain hati......alias "selingkuh". Hati anda akan sakit, bukan?.
Jika kita sungguh-sungguh mencintai atau mengasihi seseorang, maka secantik atau setampan apa pun orang yang berlalu di depan kita, kita tidak akan pernah bergeming: "tidak akan berpindah ke lain hati".
Saudaraku............
Kita mau belajar tentang apa yang terjadi pada Jemaat Pergamus.
Untuk beberapa hal, Jemaat Pergamus mendapat nilai yang CUKUP BAIK. Walau mereka hidup di tengah-tengah lingkungan yang disebut dalam kitab ini dengan istilah "hidup di tempat takhta Iblis", namun mereka tetap percaya kepada nama Yesus dan tidak menyangkal imannya. Tetapi hal itu hanya sebatas bibir, tidak sampai ke hati dan tidak dibuktikan dalam tindakan. Percaya nama Yesus memang baik; namun Iblis pun percaya dengan nama itu dan mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah (Mark. 5:7). Jadi kalau soal pengakuan, Iblis lebih hebat daripada kita.
Jemaat Pergamus dikecam, dicela dan ditolak karena mereka jatuh dalam paham "SINKRITISME", sehingga gaya hidup mereka tidak jauh beda dengan gaya hidup anak-anak dunia.
Apa itu "SINKRITISME"?.
Sinkritisme adalah paham yang mencampurbaurkan agama dengan menganggap bahwa semua agama itu sama saja; yang penting mengajarkan kebaikan.
Dengan demikian bisa kita mengerti bahwa Jemaat Pergamus dikecam, dicela dan ditolak karena mereka menganggap remeh "nilai kekudusan hidup". Mereka tidak hidup lagi berdasarkan apa yang dituntut oleh Firman Tuhan : "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik dan berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2)". Keserupaan dengan dunia, membuat Jemaat Pergamus melanggar arti kekudusan; mereka tidak merasa bersalah ketika memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala dan menganggap biasa tentang dosa perzinahan.
Saudaraku..............
Saya mau melihat dari sisi rohani apa yang dilakukan oleh sebagian dari anggota Jemaat Pergamus dan hal ini juga menjadi trend kehidupan rohani anak-anak Tuhan di zaman sekarang ini. Rasa Cinta pada Persekutuan Jemaat di mana kita menyatakan pengakuan iman kita sudah menjadi pupus. Sadar atau tidak, banyak di antara anak-anak Tuhan yang menganggap bioasa-biasa saja apa yang disebut dengan istilah "jajan rohani".
Memang tidak salah jikalau kita rindu untuk belajar tentang kebenaran. Tapi haruslah kita ingat bahwa tidak semua tempat yang disebut "AGAMA" atau pun "GEREJA" mengajarkan tentang kebenaran yang hakiki. Tuhan Yesus sendiri telah menyatakan: "Waspadalah, supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKU dan berkata: akulah mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.....banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Mat. 24:4-5, 10-12)".
Saudaraku.....
Saya tidak mempersalahkan kerinduan saudara untuk terus mencari apa yang anda pandang baik menurut ukuran iman. Paulus sendiri tidak pernah mempersoalkan dengan apa iman anda dibangun: apakah itu dibangun dengan emas, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami. Yang penting anda berdiri teguh pada dasar yang kokoh yakni YESUS KRISTUS (band.: 1 Kor. 3:10-13). Tapi anda harus berhati-hati tentang apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus. Bahkan Paulus sendiri kembali menegaskan hal tersebut: "akan tiba waktunya (dan sekarang ini sudah nampak), bahwa orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut keinginannya; atau tepatnya mencari pengkhotbah-pengkhotbah yang dipandangnya anda dan berapi-api, untuk memuaskan keinginan telinganya (2Tim. 4:3)". Mereka tidak peduli lagi tentang arti "Persekutuan Umat Kudus" di mana mereka diasuh dan dibesarkan, lalu menjadi petualang untuk mencari kebenaran menurut ukuran logika manusia. Dan inilah Sinkritisme dalam Gereja yang mengarah pada "PERZINAHAN ROHANI".
Hati-hati dengan kecenderungan itu. Sebab tanpa sadar kita akan jatuh pada sikap mencampurbaurkan ajaran (dogma) lalu menilai bahwa ajaran gereja ini atau gereja itu salah, dan buntut-buntutnya; mendirikan kelompok yang baru, yang dipandang benar. Ingat kelompok Lia Eden atau kelompoh Gefatar, dan masih banyak yang lainnya.
Hati-hati dengan kecenderungan itu. Sebab tanpa sadar juga kita akan jatuh pada sikap mempertentangkan ajaran (dogma) lalu memupus keyakinan iman kita dan mengatakan bahwa ajaran tentang Yesus Kristus Itulah Tuhan adalah ajaran yang salah. Bukti dari sikap seperti ini memunculkan aliran Saksi Yehovah atau pun kelompok yang menamakan dirinya The Satanic Church.
Ingatlah selalu pada apa yang terjadi di Jemaat Pergamus yang menjadi salah satu alamat yang mendapat kiriman Kitab Wahyu ini. Mereka dikecam, dicela dan ditolak karena jatuh dalam ajaran Bileam dan Nikolaus, yang tidak mempedulikan apa yang disebut dengan "Nilai Kekudusan Hidup" sebagai anak-anak Allah.
Karena itu, berdirilah teguh, dan jangan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran sesat. Siapa yang tetap bertahan sampai kesudahannya, maka mereka akan keluar sebagai pemenang dan kepadanya akan dikaruniakan Mahkota Kehidupan.
Tuhan Yesus memberkati.
Bacaan : Wahyu 2 : 12 - 17
Saudaraku..........
Ketika anda sungguh-sungguh mengasihi seseorang dalam ketulusan dan kesucian, maka sudah barang tentu anda berharap hal yang sama anda akan terima dari orang tersebut, bukan? Saya yakin bahwa anda tidak berharap kasih anda bertepuk sebelah tangan.
Ya.....sebagai makhluk sosial maka semua orang butuh apa yang disebut "mengasihi dan dikasihi". Hidup tanpa KASIH laksana sayur "tanpa garam", tak ada rasa dan tak mengundang selera.
Coba anda bayangkan dan anda renungkan; apalah arti sebuah istana megah dengan segala fasilitas yang serba mewah, jika di dalamnya, seisi istana tidak mengalami dan menikmati apa yang disebut KASIH. Tidakkah anda akan merasa seperti tersesat di hutan rimba atau padang gurun, padahal anda ada dalam istana anda sendiri?.
Coba anda bayangkan dan anda renungkan; apalah arti duduk bersama di meja makan dengan bertumpuk hidangan yang lezat, namun semua yang duduk bersama anda membisu karena perasaan benci; tak ada tutur sapa yang penuh dengan kelembutan dan cinta. Tidakkah makanan itu akan mengurangi selera anda, bahkan anda akan merasa muak dan hendak memuntahkannya, bukan?.
Coba anda bayangkan dan renungkan: betapa menyakitkan hati jika orang yang anda begitu kasihi dan cinta ternyata "mendua hati". Di depan anda ia begitu lembut dan mesra, namun ketika anda tiada, ia pun berpindah ke lain hati......alias "selingkuh". Hati anda akan sakit, bukan?.
Jika kita sungguh-sungguh mencintai atau mengasihi seseorang, maka secantik atau setampan apa pun orang yang berlalu di depan kita, kita tidak akan pernah bergeming: "tidak akan berpindah ke lain hati".
Saudaraku............
Kita mau belajar tentang apa yang terjadi pada Jemaat Pergamus.
Untuk beberapa hal, Jemaat Pergamus mendapat nilai yang CUKUP BAIK. Walau mereka hidup di tengah-tengah lingkungan yang disebut dalam kitab ini dengan istilah "hidup di tempat takhta Iblis", namun mereka tetap percaya kepada nama Yesus dan tidak menyangkal imannya. Tetapi hal itu hanya sebatas bibir, tidak sampai ke hati dan tidak dibuktikan dalam tindakan. Percaya nama Yesus memang baik; namun Iblis pun percaya dengan nama itu dan mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah (Mark. 5:7). Jadi kalau soal pengakuan, Iblis lebih hebat daripada kita.
Jemaat Pergamus dikecam, dicela dan ditolak karena mereka jatuh dalam paham "SINKRITISME", sehingga gaya hidup mereka tidak jauh beda dengan gaya hidup anak-anak dunia.
Apa itu "SINKRITISME"?.
Sinkritisme adalah paham yang mencampurbaurkan agama dengan menganggap bahwa semua agama itu sama saja; yang penting mengajarkan kebaikan.
Dengan demikian bisa kita mengerti bahwa Jemaat Pergamus dikecam, dicela dan ditolak karena mereka menganggap remeh "nilai kekudusan hidup". Mereka tidak hidup lagi berdasarkan apa yang dituntut oleh Firman Tuhan : "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik dan berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2)". Keserupaan dengan dunia, membuat Jemaat Pergamus melanggar arti kekudusan; mereka tidak merasa bersalah ketika memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala dan menganggap biasa tentang dosa perzinahan.
Saudaraku..............
Saya mau melihat dari sisi rohani apa yang dilakukan oleh sebagian dari anggota Jemaat Pergamus dan hal ini juga menjadi trend kehidupan rohani anak-anak Tuhan di zaman sekarang ini. Rasa Cinta pada Persekutuan Jemaat di mana kita menyatakan pengakuan iman kita sudah menjadi pupus. Sadar atau tidak, banyak di antara anak-anak Tuhan yang menganggap bioasa-biasa saja apa yang disebut dengan istilah "jajan rohani".
Memang tidak salah jikalau kita rindu untuk belajar tentang kebenaran. Tapi haruslah kita ingat bahwa tidak semua tempat yang disebut "AGAMA" atau pun "GEREJA" mengajarkan tentang kebenaran yang hakiki. Tuhan Yesus sendiri telah menyatakan: "Waspadalah, supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKU dan berkata: akulah mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.....banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Mat. 24:4-5, 10-12)".
Saudaraku.....
Saya tidak mempersalahkan kerinduan saudara untuk terus mencari apa yang anda pandang baik menurut ukuran iman. Paulus sendiri tidak pernah mempersoalkan dengan apa iman anda dibangun: apakah itu dibangun dengan emas, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami. Yang penting anda berdiri teguh pada dasar yang kokoh yakni YESUS KRISTUS (band.: 1 Kor. 3:10-13). Tapi anda harus berhati-hati tentang apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus. Bahkan Paulus sendiri kembali menegaskan hal tersebut: "akan tiba waktunya (dan sekarang ini sudah nampak), bahwa orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut keinginannya; atau tepatnya mencari pengkhotbah-pengkhotbah yang dipandangnya anda dan berapi-api, untuk memuaskan keinginan telinganya (2Tim. 4:3)". Mereka tidak peduli lagi tentang arti "Persekutuan Umat Kudus" di mana mereka diasuh dan dibesarkan, lalu menjadi petualang untuk mencari kebenaran menurut ukuran logika manusia. Dan inilah Sinkritisme dalam Gereja yang mengarah pada "PERZINAHAN ROHANI".
Hati-hati dengan kecenderungan itu. Sebab tanpa sadar kita akan jatuh pada sikap mencampurbaurkan ajaran (dogma) lalu menilai bahwa ajaran gereja ini atau gereja itu salah, dan buntut-buntutnya; mendirikan kelompok yang baru, yang dipandang benar. Ingat kelompok Lia Eden atau kelompoh Gefatar, dan masih banyak yang lainnya.
Hati-hati dengan kecenderungan itu. Sebab tanpa sadar juga kita akan jatuh pada sikap mempertentangkan ajaran (dogma) lalu memupus keyakinan iman kita dan mengatakan bahwa ajaran tentang Yesus Kristus Itulah Tuhan adalah ajaran yang salah. Bukti dari sikap seperti ini memunculkan aliran Saksi Yehovah atau pun kelompok yang menamakan dirinya The Satanic Church.
Ingatlah selalu pada apa yang terjadi di Jemaat Pergamus yang menjadi salah satu alamat yang mendapat kiriman Kitab Wahyu ini. Mereka dikecam, dicela dan ditolak karena jatuh dalam ajaran Bileam dan Nikolaus, yang tidak mempedulikan apa yang disebut dengan "Nilai Kekudusan Hidup" sebagai anak-anak Allah.
Karena itu, berdirilah teguh, dan jangan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran sesat. Siapa yang tetap bertahan sampai kesudahannya, maka mereka akan keluar sebagai pemenang dan kepadanya akan dikaruniakan Mahkota Kehidupan.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment