Laman

Monday, May 16, 2016

Bangunlah & Mendekatlah

Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Wahyu 3 : 1 - 6


Saudaraku.....
Saya sangat terkesan dengan apa yang tertulis dalamAlkitab berbahasa Inggris: KING JAMES VERSION,  Yakobus 4:8a......"Draw night to God, and He will draw night to you".

Wowww.....that is amazing promise!.

Yes.....ketika anda berkomitment untuk mendekat kepada Allah walau kehidupan anda pekat karena dosa, maka hal itu tidak akan menjadi penghalang bagi Allah untuk bersegera mendekat kepadamu. Bukankah ini sebuah janji yang luar biasa.

Apakah yang dimaksudkan dengan "MENDEKAT" itu?.

Saudaraku......
Bisa jadi anda masih ragu untuk datang mendekat kepada Allah karena kenyataan yang tak terbantahkan tentang keberdosaan kita!

Bisa jadi anda mengatakan dalam sanubari anda bahwa Allah itu KUDUS dan kekudusanNya adalah API YANG MENGHANGUSKAN, sehingga anda teringat pada apa yang dikatakan Allah kepada Musa: "janganlah datang dekat-dekat....... (Keluaran 3:5)", dan dengan itu anda tidak berani untuk datang mendekat kepadaNya.

Saudaraku......
Jika kita melihat dan menilai diri kita sebagai PENDOSA, maka benar bahwa kita tidak pantas untuk mendekat kepadaNya. Kita akan mengambil langkah "pengamanan diri" seperti yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, yakni bersembunyi  atau berusaha menjauhi hadiratNya. Tapi langkah ini tidak akan pernah menyelesaikan masalah, justru akan membuat hidup kita semakin bermasalah. Kita harus mengambil sikap, walaupun pikiran dan hati kita terus mendakwa kita tentang dosa itu; ya...sebuah sikap dan tindakan sama seperti anak yang bungsu dalam perumpamaan Tuhan Yesus: "lalu ia menyadari keadaannya.....aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku (Lukas 15:17, 18)".

Dengan demikian saya mau mengatakan bahwa, "mendekat" lebih menunjuk pada sikap batin yang dibarengi oleh tindakan: "aku berdosa...namun aku akan mendekat kepadaNya dan berkata bahwa aku tidak layak disebut anak Bapa. Aku telah berdosa terhadap Bapa dan terhadap Sorga". Dan inilah yang disebut "PERTOBATAN".

Saudaraku....
Jemaat Sardis dicela oleh Tuhan karena mereka salah memahami tentang status mereka sebagai anak-anak Allah. Kehidupan keberimanan warga Jemaat Sardis digambarkan dengan kata-kata ini: "engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati". Saya mau mengatakan demikian: mengakui bahwa Yesus itulah Tuhan dan Juruselamat, hal ini tidaklah salah. Apa yang anda ucapkan itu baik dan itulah pengakuan iman anda. Tapi hal yang baik ini menjadi tidak baik jikalau hanya sebatas bibir. Itulah sebabnya, dikatakan dalam bagian ini: "sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna".

Jadi jelaslah bahwa Iman haruslah berpadanan dengan Perbuatan; "sebab Iman anda meneguhkan Perbuatan anda dan Perbuatan anda menyempurnakan Iman anda".

Dan patut disyukuri bahwa Tuhan tidak menolak Jemaat ini sekalipun Ia mencelanya.

Mengapa?

Karena masih ada di antara mereka yang tetap setia dan terus-menerus menampakkan keteladanan hidup walau mereka ada di tengah-tengah situasi yang tidak nyaman.

Dan untuk hal ini saya teringat pada kisah Abraham dan Lot saat Sodom dan Gomora hendak dibinasakan.

Abraham ingat kepada Lot dan keluarganya yang notabene adalah orang-orang yang percaya pada Tuhan, lalu Abraham berdoa memohon kelepasan untuk kota itu karena anak-anak Tuhan yang ada di dalamnya.

Dengan demikian saya mau tegaskan bahwa sejahat apapun negeri di mana anak-anak Tuhan hidup, maka di sana mereka harus menampakkan terang mereka, bukan sebaliknya membuat terang itu menjadi padam. Dan untuk itulah maka Tuhan masih berbuat baik terhadap Jemaat Sardis, karena segelintir orang yang ada di sana yang tetap setia dalam imannya dan memancarkan iman mereka lewat keteladanan hidup melalui perbuatan yang mulia di tengah-tengah kemerosotan moral (ay. 4). Karena itu Tuhan masih memberi kesempatan: "bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal.....bertobatlah".

Saudaraku.............
Jemaat Sardis adalah cerminan kehidupan berjemaat kita. Semua kita mengaku dengan bibir bahwa Yesus itulah Tuhan dan Juruselamat. Setiap minggu kita mengungkapkan hal demikian, doa dan penyembahan pun tidak kita lalaikan. Tapi apakah dengan itu sudah dikatakan "CUKUP" bahwa hidup keberimanan kita telah sempurna?

Tuhan mencela kehidupan iman demikian. Iman yang hanya di bibir adalah KEMATIAN. Supaya Iman tidak mati maka kita harus menampakkan keteladanan hidup yang baik di tengah-tengah kemerosotan moral manusia dunia ini. Janganlah anda serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu (Roma 12:2). Dan lebih dari pada itu, anda harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa walaupun kebanyakkan dari anggota jemaat tidak menampakkan keteladanan sesuai yang diinginkan oleh Tuhan, pastilah ada sekian banyak orang yang masih dipakai oleh Tuhan untuk menjaga kawanan dombaNya. Kekuatan doa-doa mereka (para hamba-hamba Tuhan) itulah yang akan membangunkan kesadaran banyak orang dan mengantar mereka pada PERTOBATAN lalu datang mendekat kepada Allah sehingga hidupnya dipulihkan. Percayalah bahwa "doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak. 5:16b)".

Bangunlah......mendekatlah kepada Tuhan, maka Tuhan akan bersegera mendekat kepadamu. Jadilah teladan bagi duniamu, hanya dengan itu anda memancarkan terang iman yang sesungguhnya dan membuat hati Tuhan senang.
Selamat....Tuhan Yesus memberkati
.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love