Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Markus 10 : 28 - 30
PETRUS!.
Tentu anda mengenalnya, bukan?
Dia adalah salah seorang murid Tuhan Yesus yang sangat menonjol dari murid-murid yang lainnya.
Tapi, apakah benar anda mengenal secara tepat siapa sesungguhnya Petrus?.
Saudaraku.....
Petrus yang dahulu bernama Simon bin Yunus, adalah sosok yang sangat menarik untuk didiskusikan. Pengenalan kita tentang pribadi ini adalah: "Seorang nelayan" sama seperti sebagian dari murid-murid Tuhan Yesus. Dan seorang nelayan sangat identik dengan "kaum termarginalkan, miskin dan tempat tinggal mereka di daerah yang kumuh".
Tapi, apakah kehidupan Petrus seperti itu?.
Ternyata pengenalan kita tentang kehidupan Petrus sangatlah dangkal.
Memang benar bahwa dia adalah seorang nelayan. Tapi dia bukanlah sembarang nelayan sama seperti yang dipikirkan oleh sebagian orang. Kalau dalam konteks dunia kita sekarang, saya mau mengatakan bahwa Petrus adalah "nelayan berdasi dan memiliki pesawat seperti ibu menteri Perikanan dan Kelautan dalam Kabinet Kerja yaitu Susi Pujiastuti.
Mau bukti bahwa ia bukan sembarang nelayan?.
Benarkah ia seorang yang kaya atau boleh kita katakan sebagai "seorang Pengusaha"?.
Baiklah.
Saya akan mengajak anda untuk mengenal lebih dekat sosok Petrus.
Menurut catatan dalam Yoh. 1:44, ia berasal dari kampung Betsaida. Tapi ia kemudian pindah ke kota Kapernaum (Mark. 1:21, 29).
Kapernaum adalah pusat kota administrasi di daerah Galilea. Petrus kemudian memboyong isterinya, mertuanya dan saudaranya (Andreas) ke kota ini.
Dan anda perlu tahu!
Harga tanah di kota ini sangat mahal, hanya orang yang kaya raya yang bisa membeli tanah dan membangun rumah di kota ini.
Rumah Petrus adalah rumah yang cukup besar sehingga ketika Yesus ada di Kapernaum bersama-sama dengan murid yang lainnya, Ia tinggal di rumah Petrus. Bahkan Yesus membawa Maria (ibunya) dan saudara-saudaraNya (Yoh. 2:13).
Para ahli Perjanjian Baru sepakat bahwa peristiwa seorang lumpuh yang digotong oleh 4 orang sahabatnya, itu terjadi di rumah Petrus (Mark. 2:1). Orang banyak berdesak-desakan, sehingga si lumpuh harus digotong ke lantai 2, dan dengan menjebol atap yang ada, mereka kemudian menurunkan sahabatnya yang lumpuh itu tepat di hadapan Tuhan Yesus.
Jadi kesimpulannya adalah: Petrus masuk dalam kategori "orang berada atau orang kaya", sebab ia tinggal di kompleks kaum elit di kota Kapernaum.
Cukupkah apa yang saya kemukakan ini untuk membuktikan bahwa Petrus bukan nelayan sembarangan; dan benarkah bahwa dia itu adalah seorang nelayan berdasi?.
Saya mau katakan bahwa keterangan itu belum cukup!.
Karena itu, saya akan melanjutkan pembuktian lain untuk menguatkan argumen saya bahwa Petrus adalah seorang Pengusaha yang berhasil.
Saudaraku.....
Untuk menjadi seorang pengusaha dalam sebuah bidang tertentu, maka seseorang harus ditunjang dengan fasilitas yang memadai dan mempekerjakan banyak orang. Dan ternyata Petrus masuk dalam kelompok ini. Dalam memajukan dan mengembangkan usahanya, ia pun memiliki beberapa perahu yang ukurannya cukup besar sehingga untuk mengoperasikan perahu-perahu tersebut, Petrus membutuhkan banyak tenaga, termasuk saudaranya Andreas. Bahkan Tuhan Yesus sendiri selalu memakai fasilitas yang dimiliki Petrus, yaitu salah satu perahunya untuk dipakai dalam pelayananNya (Luk. 5:3).
Tidak berhenti sampai di sini.
Ternyata Petrus juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persekutuan umat Tuhan di lingkungannya. Ia menjadi donatur tetap dalam mendukung pelayanan yang ada di Sinagoge (Tempat Ibadah umat Yahudi di luar Bait Allah Yerusalem). Dan bukti arkeologi memperkuat peran Petrus dalam persekutuan umat, di mana lokasi Sinagoge tidak jauh dari rumah kediamannya di Kapernaum sebagaimana yang dicatat dalam Lukas 4:38.
Tetapi, keputusannya untuk mengikut Yesus membuat dia tidak lagi memiliki dana yang cukup untuk mendukung pelayanan di Sinagoge tersebut. Namun Tuhan Yesus tidak mau melihat Petrus kehilangan muka di lingkungannya. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus memerintahkan Petrus untuk pergi ke Danau Galilea sebagaimana yang dicatat dalam Matius 17:27...."tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke Danau Galilea. Dan ikan pertama yang engkau pancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang dua dirham di dalamnya. Ambillah dan bayarlah kepada mereka, bagiKu dan bagimu juga".
Saudaraku....
Dari latar belakang kehidupan Petrus inilah, maka kita memaklumi saat ia mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus, ia memberanikan diri untuk bertanya tentang UPAH: "kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh? (Matius 19:27)".
Saudaraku......
Untuk hal inilah maka Tuhan Yesus memberi perhatian khusus dalam membentuk dan mengubah karakter Petrus dari seorang Penjala Ikan menjadi Penjala Manusia. Bahkan setelah peristiwa kebangkitan, Tuhan Yesus meluangkan waktu khusus untuk menemui Petrus dan bertanya tentang bagaimana sikap Petrus (Yohanes 21:15-19).
Saudaraku.....
Petrus pada akhirnya menjadi seorang Rasul yang Pemberani dan sekaligus memimpin teman-temannya dalam mengabarkan Injil (Kis. 2:14 dst). Dan Petrus sendiri pada akhirnya tidak lagi fokus pada hal-hal yang bersifat materi, tetapi menjadikan nama Yesus sebagai harta yang sangat bernilai untuk diberikan kepada siapa pun juga: "emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu. Demi nama Yesus orang Nazaret itu, berjalanlah (Kis. 3:6)".
Saudaraku.....
Saya mau mengatakan bahwa sungguh LUAR BIASA perubahan yang terjadi dalam perjalanan hidup Petrus; seorang yang mapan dalam hal materi, memiliki keluarga yang baik dan dikenal dilingkungannya, seorang yang fokus pada hal-hal materi namun akhirnya memilih untuk fokus pada pemberitaan Injil. Tentu saja pengorbanannya tidak sia-sia karena Tuhan Yesus telah berkata bahwa setiap orang yang meninggalkan sesuatu di dunia ini lalu fokus melayani nama Tuhan Yesus, maka mereka akan menerimanya kembali 100 kali lipat.
Pertanyaan untuk menjadi perenungan masing-masing anak Tuhan:
Sudahkah anda mengikuti jejak Petrus?.
Siapkah anda berkorban dengan menyisihkan waktu bagi pekerjaan Pemberitaan Injil?.
Sudahkan kita siap untuk tidak lagi mengajukan pertanyaan: apakah upahku?.
Silahkan anda merenungkannya!
Tuhan Yesus memberkati andah!
Bacaan : Markus 10 : 28 - 30
PETRUS!.
Tentu anda mengenalnya, bukan?
Dia adalah salah seorang murid Tuhan Yesus yang sangat menonjol dari murid-murid yang lainnya.
Tapi, apakah benar anda mengenal secara tepat siapa sesungguhnya Petrus?.
Saudaraku.....
Petrus yang dahulu bernama Simon bin Yunus, adalah sosok yang sangat menarik untuk didiskusikan. Pengenalan kita tentang pribadi ini adalah: "Seorang nelayan" sama seperti sebagian dari murid-murid Tuhan Yesus. Dan seorang nelayan sangat identik dengan "kaum termarginalkan, miskin dan tempat tinggal mereka di daerah yang kumuh".
Tapi, apakah kehidupan Petrus seperti itu?.
Ternyata pengenalan kita tentang kehidupan Petrus sangatlah dangkal.
Memang benar bahwa dia adalah seorang nelayan. Tapi dia bukanlah sembarang nelayan sama seperti yang dipikirkan oleh sebagian orang. Kalau dalam konteks dunia kita sekarang, saya mau mengatakan bahwa Petrus adalah "nelayan berdasi dan memiliki pesawat seperti ibu menteri Perikanan dan Kelautan dalam Kabinet Kerja yaitu Susi Pujiastuti.
Mau bukti bahwa ia bukan sembarang nelayan?.
Benarkah ia seorang yang kaya atau boleh kita katakan sebagai "seorang Pengusaha"?.
Baiklah.
Saya akan mengajak anda untuk mengenal lebih dekat sosok Petrus.
Menurut catatan dalam Yoh. 1:44, ia berasal dari kampung Betsaida. Tapi ia kemudian pindah ke kota Kapernaum (Mark. 1:21, 29).
Kapernaum adalah pusat kota administrasi di daerah Galilea. Petrus kemudian memboyong isterinya, mertuanya dan saudaranya (Andreas) ke kota ini.
Dan anda perlu tahu!
Harga tanah di kota ini sangat mahal, hanya orang yang kaya raya yang bisa membeli tanah dan membangun rumah di kota ini.
Rumah Petrus adalah rumah yang cukup besar sehingga ketika Yesus ada di Kapernaum bersama-sama dengan murid yang lainnya, Ia tinggal di rumah Petrus. Bahkan Yesus membawa Maria (ibunya) dan saudara-saudaraNya (Yoh. 2:13).
Para ahli Perjanjian Baru sepakat bahwa peristiwa seorang lumpuh yang digotong oleh 4 orang sahabatnya, itu terjadi di rumah Petrus (Mark. 2:1). Orang banyak berdesak-desakan, sehingga si lumpuh harus digotong ke lantai 2, dan dengan menjebol atap yang ada, mereka kemudian menurunkan sahabatnya yang lumpuh itu tepat di hadapan Tuhan Yesus.
Jadi kesimpulannya adalah: Petrus masuk dalam kategori "orang berada atau orang kaya", sebab ia tinggal di kompleks kaum elit di kota Kapernaum.
Cukupkah apa yang saya kemukakan ini untuk membuktikan bahwa Petrus bukan nelayan sembarangan; dan benarkah bahwa dia itu adalah seorang nelayan berdasi?.
Saya mau katakan bahwa keterangan itu belum cukup!.
Karena itu, saya akan melanjutkan pembuktian lain untuk menguatkan argumen saya bahwa Petrus adalah seorang Pengusaha yang berhasil.
Saudaraku.....
Untuk menjadi seorang pengusaha dalam sebuah bidang tertentu, maka seseorang harus ditunjang dengan fasilitas yang memadai dan mempekerjakan banyak orang. Dan ternyata Petrus masuk dalam kelompok ini. Dalam memajukan dan mengembangkan usahanya, ia pun memiliki beberapa perahu yang ukurannya cukup besar sehingga untuk mengoperasikan perahu-perahu tersebut, Petrus membutuhkan banyak tenaga, termasuk saudaranya Andreas. Bahkan Tuhan Yesus sendiri selalu memakai fasilitas yang dimiliki Petrus, yaitu salah satu perahunya untuk dipakai dalam pelayananNya (Luk. 5:3).
Tidak berhenti sampai di sini.
Ternyata Petrus juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persekutuan umat Tuhan di lingkungannya. Ia menjadi donatur tetap dalam mendukung pelayanan yang ada di Sinagoge (Tempat Ibadah umat Yahudi di luar Bait Allah Yerusalem). Dan bukti arkeologi memperkuat peran Petrus dalam persekutuan umat, di mana lokasi Sinagoge tidak jauh dari rumah kediamannya di Kapernaum sebagaimana yang dicatat dalam Lukas 4:38.
Tetapi, keputusannya untuk mengikut Yesus membuat dia tidak lagi memiliki dana yang cukup untuk mendukung pelayanan di Sinagoge tersebut. Namun Tuhan Yesus tidak mau melihat Petrus kehilangan muka di lingkungannya. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus memerintahkan Petrus untuk pergi ke Danau Galilea sebagaimana yang dicatat dalam Matius 17:27...."tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke Danau Galilea. Dan ikan pertama yang engkau pancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang dua dirham di dalamnya. Ambillah dan bayarlah kepada mereka, bagiKu dan bagimu juga".
Saudaraku....
Dari latar belakang kehidupan Petrus inilah, maka kita memaklumi saat ia mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus, ia memberanikan diri untuk bertanya tentang UPAH: "kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh? (Matius 19:27)".
Saudaraku......
Untuk hal inilah maka Tuhan Yesus memberi perhatian khusus dalam membentuk dan mengubah karakter Petrus dari seorang Penjala Ikan menjadi Penjala Manusia. Bahkan setelah peristiwa kebangkitan, Tuhan Yesus meluangkan waktu khusus untuk menemui Petrus dan bertanya tentang bagaimana sikap Petrus (Yohanes 21:15-19).
Saudaraku.....
Petrus pada akhirnya menjadi seorang Rasul yang Pemberani dan sekaligus memimpin teman-temannya dalam mengabarkan Injil (Kis. 2:14 dst). Dan Petrus sendiri pada akhirnya tidak lagi fokus pada hal-hal yang bersifat materi, tetapi menjadikan nama Yesus sebagai harta yang sangat bernilai untuk diberikan kepada siapa pun juga: "emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu. Demi nama Yesus orang Nazaret itu, berjalanlah (Kis. 3:6)".
Saudaraku.....
Saya mau mengatakan bahwa sungguh LUAR BIASA perubahan yang terjadi dalam perjalanan hidup Petrus; seorang yang mapan dalam hal materi, memiliki keluarga yang baik dan dikenal dilingkungannya, seorang yang fokus pada hal-hal materi namun akhirnya memilih untuk fokus pada pemberitaan Injil. Tentu saja pengorbanannya tidak sia-sia karena Tuhan Yesus telah berkata bahwa setiap orang yang meninggalkan sesuatu di dunia ini lalu fokus melayani nama Tuhan Yesus, maka mereka akan menerimanya kembali 100 kali lipat.
Pertanyaan untuk menjadi perenungan masing-masing anak Tuhan:
Sudahkah anda mengikuti jejak Petrus?.
Siapkah anda berkorban dengan menyisihkan waktu bagi pekerjaan Pemberitaan Injil?.
Sudahkan kita siap untuk tidak lagi mengajukan pertanyaan: apakah upahku?.
Silahkan anda merenungkannya!
Tuhan Yesus memberkati andah!
No comments:
Post a Comment