Laman

Saturday, June 11, 2016

Pertobatan Yang Nyata

Bahan Khotbah Untuk Ibadah Raya Jemaat
Minggu, 12 Juni 2016
Pengembangan dari Buku Membangun Jemaat

Bacaan:
1). 2 Samuel 11:26 - 12:10, 13-15
2). Galatia 2:15-21
3). Lukas 7:36 - 8:3


Pendahuluan:

Untuk bacaan yang pertama,
mengisahkan tentang perbuatan Raja Daud yang dengan cara-cara yang sangat licik merampas isteri Uria. Uria adalah salah seorang tentara perkasa yang namanya disebutkan dalam daftar nama 37 Pahlawan-pahlawan Raja Daud sebagaimana tercatat dalam 2 Samuel 23:8-39. Dan bagi Raja Daud, Uria adalah orang kepercayaannya yang bertugas secara khusus untuk mengawal raja dan juga mengawal Tabut Perjanjian (2 Sam. 11:11).

Apa yang dilakukan oleh Raja Daud, sangatlah jahat dalam pemandangan Tuhan, dan karena itu, Tuhan mengutus nabi Natan untuk menyampaikan penghukuman sebagai konsekwensi dari perbuatannya itu. Natan dengan cara-cara yang halus membongkar kebusukan hati sang raja, dan atas perumpamaan yang disampaikan nabi Natan, maka Raja Daud menuntut utang darah dari orang kaya yang telah membunuh si miskin dan merampas seekor anak domba betina yang dimiliki oleh si miskin. Raja Daud sangat murka dan meminta agar orang kaya itu dijatuhi hukuman mati.

Anda dapat membayangkan bagaimana raut muka Raja Daud ketika nabi Natan menunjuk kepada Raja Daud dan berkata: "engkaulah orang itu (2 Sam. 12:7)". Tidakkah ucapan Nabi Natan seperti petir menyambar Raja Daud, dan Raja Daud tidak dapat menghindar dari sambaran itu. Kebusukan hatinya dibongkar di hadapan orang banyak. Dan benar ungkapan ini: "sepandai-pandainya seseorang menyembunyikan bangkai, namun ia sendiri tidak akan mampu untuk menyembunyikan baunya". Artinya: dengan cara apa pun kita berkelit untuk menyembunyikan kesalahan atau kebusukan hati kita, suatu saat semuanya akan diketahui juga.

Untuk bacaan yang kedua,
hendak menekankan bahwa keselamatan itu bukanlah ditentukan oleh ketaatan seseorang melakukan hukum formal (sekali pun hal tersebut sangat penting), tetapi yang menentukan adalah Iman kepada Yesus Kristus. Peraturan dalam berbagai bentuknya memang sangat diperlukan, tetapi hal itu dimaksudkan agar setiap orang sadar akan keadaannya sebagai pendosa. Dengan kesadaran inilah maka setiap orang akan dituntun untuk datang kepada sumber keselamatan yang sesungguhnya, yakni Tuhan Yesus.

Untuk bacaan yang ketiga,
hendak mengisahkan bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang yang sadar bahwa dirinya tidak layak lagi di hadapan Tuhan. Orang yang sadar betul akan keadaannya sebagai pendosa, akan datang kepada Tuhan dengan hati yang penuh penyesalan, dan ia tidak akan merasa rugi untuk mengorbankan segalanya yang dia miliki asalkan Tuhan menyambut dia dan mengampuni dosanya.

Seorang yang tahu betul bahwa dirinya adalah seorang pendosa, ia tidak akan merasa malu untuk mengakui keadaannya itu, sekali pun hal tersebut dilakukannya di hadapan orang banyak. Kebesaran hati untuk datang kepada Tuhan dengan membawa pengakuan serta pertobatannya, maka Tuhan pun berbelas kasihan menyambut dia dan memulihkan keadaannya.

Pokok-pokok pikiran yang dapat dikembangkan

1). Hati-hati dengan kebesaran yang anda miliki.

Orang kadang lupa diri ketika ia merasa bahwa lingkungannya atau orang-orang disekitarnya memandang dia sebagai orang penting dibandingkan dengan orang lain. Kebesaran itu bisa jadi dalam bentuk: kekuasaan, harta benda, status sosial, tingkat pendidikan dan kedudukan. Sesungguhnya, hal-hal seperti ini tidaklah salah. Tetapi yang membuatnya menjadi salah yakni jikalau oknum yang bersangkutan menjadikan semuanya itu sebagai alat untuk memuaskan nafsunya. Kebesaran yang sudah dibelenggu oleh nafsu akan membuat seseorang bertindak di luar batas-batas kewajaran dan batas-batas kepatutan. Kebesaran yang sudah dibelenggu oleh nafsu akan membuat seseorang bertindak binal, rakus dan tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Kebesaran akan tetap melekat pada diri seseorang dan hal itu akan membuat ia dihargai oleh orang lain, manakala ia melihat kebesaran itu sebagai amanah yang diberikan oleh Tuhan untuk melayani sesamanya.

2). Tuhan tidak mentolerir dosa.

Di mata Tuhan, dosa tetap dosa. Tidak ada dalam kamusnya Allah bahwa sesuatu yang bengkok bisa dikatakan lurus, atau sebaliknya; yang lurus itu dikatakan bengkok. Berbeda dengan cara-cara duniawi: di mana yang benar bisa dikatakan salah, dan yang salah bisa dikatakan benar. Apa yang dilakukan oleh Raja Daud, tidak akan pernah bisa dibenarkan oleh Allah; dan buah dari perbuatannya itu adalah "HUKUMAN".

Karena itu, jangan sekali-kali anda menganggap remeh apa yang dikatakan dengan "DOSA". Dan ingatlah, Alkitab menegaskan hal ini: "Upah dosa adalah maut (Roma 6:23)".

Saya mau menggambarkan dosa seperti ini: jika anda memiliki sebuah pakaian yang baru, lalu tanpa anda sadari, pakaian itu sobek;

apa yang akan anda lakukan untuk menyembunyikan sobekan itu?.

Anda bisa menambalnya, bukan?.

Okey....mungkin menurut anda, hal tersebut sudah menyelesaikan masalah!.

Tapi yang pasti orang akan melihat bahwa pakaian itu sobek dan anda menambalnya untuk menyembunyikan sobekannya. Semahal apa pun pakaian itu anda beli, namun ketika meninggalkan bekas sobekan, pakaian itu tidak mempunyai nilai lagi. Dan pastilah, pakaian itu tidak akan pernah membuat anda merasa nyaman untuk memakainya. Anda pasti merasa risih, apalagi jika anda memakainya di acara-acara penting dan sangat special.

Seperti itulah dosa.

Dosa akan tetap meninggalkan bekas, dan dosa itu akan hilang jikalau dia dibuang.

Sadar atau tidak, saya mau mengatakan bahwa kita semua adalah orang-orang yang pantas untuk dibuang dan tidak layak untuk disebut anak-anak Allah. Dan begitu beratnya hukuman atas dosa, maka Tuhan harus mengorbankan harkat dan martabatNya sendiri. Ia membayar utang atas dosa itu dengan menjadikan Yesus sebagai tumbal. Karena itu, dosa adalah perkara serius yang harus dilawan dan Tuhan tidak ingin kita bermain-main dengan dosa.

3). Pertobatan adalah kunci untuk mengalami pemulihan.

Jangan pernah anda berpikir bahwa Allah bisa dibujuk dengan segala sesuatu yang anda miliki. Camkan hal ini: "Sorga tidak bisa dibeli dengan harta. Bahkan dunia dengan segala isinya tidak bisa ditukar dengan sorga". Sorga hanya mungkin bergembira ketika seorang yang berdosa kembali dan mengakui kesalahannya, seperti yang terungkap dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang anak yang hilang. Ketika anak itu berkata: "Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut anak bapa (Luk. 15:21)", maka Tuhan Yesus berkata: "demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan (Luk. 15:7)".

Karena itu, Daud mengalami pemulihan yang dari Tuhan karena pertobatannya. Paulus mengalami pemulihan yang dari Tuhan dan Tuhan membuat Paulus menjadi seorang pejuang yang tangguh bagi Injil karena Paulus bertobat bukan karena ketaatannya melakukan Hukum Taurat. Perempuan yang berdosa yang datang dan sujud di kaki Yesus mengalami pemulihan sehingga ia menjadi manusia baru, yang bermartabat dan terhormat, karena ia bertobat. Dan seorang yang tersalib bersama dengan Yesus mengalami pemulihan dan mendapat peluang untuk menikmati firdaus, juga karena pertobatannya.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love