Laman

Friday, June 3, 2016

Jangan Pernah Menyerah - 2

Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Mazmur 38 : 1 - 23 

(Masih merupakan bagian lanjutan dari renungan yang dipublish tgl. 06 Mei 2016).

Refleksi ini saya dedikasikan buat Bpk. Yohanis Ganna.


Saudaraku...............
Kisah Abraham Lincoln mempunyai kesan tersendiri bagi saya. Sang Tokoh di mata saya adalah pribadi yang tangguh walau tidak ada dasar baginya untuk seperti itu. Salah satu alasan sehingga ia tetap tangguh adalah "IMANNYA" bahwa "Tuhan itu ada".

Abraham lahir tgl. 12 Pebruari 1809 di Kentucky dan ayahnya bekerja sebagai tukang kayu. Ia kehilangan sosok seorang ibu ketika ia masih anak-anak. Abraham sendiri tdk mengecap pendidikan formal. Namun ia giat membaca dan menulis di bawah bimbingan sang ayah sampai ia menjadi seorang pengacara. Tahun 1834 ia terpilih menjadi seorang anggota DPRD untuk wilayah Illionis. Kemudian terpilih lagi tahun 1838 dan tahun 1840. Tahun 1842, dia mendirikan biro hukum dengan temannya yang bernama William H. Herndon. Setelah itu, ia memberanikan diri untuk menjadi calon prisiden AS, namun untuk hal ini perjalannya tidak mulus.

Saya berusaha mencari daftar kegagalan dari manusia yang tangguh ini, dan inilah kegagalan-kegagalan yang dialami oleh Abrahan Lincoln:
Thn. 1831 ia bangkrut dalam usahanya.
Thn. 1832 kalah dalam pemilihan lokal untuk calon senator.
Thn. 1833 kembali menderita kebangkrutan.
Thn. 1835 isterinya meninggal dunia.
Thn. 1836 ia menderita tekanan mental sampai hampir masuk rumah sakit jiwa.
Thn. 1837 kalah dalam kontes pidato.
Thn. 1840 kalah dalam pemilihan anggota senat pusat AS.
Thn. 1842 menderita kekalahan untuk duduk dalam anggota kongres AS.
Thn. 1848 kalah lagi dalam kongres AS.
Thn. 1855 gagal lagi di anggota senat AS.
Thn. 1856 kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden AS.

Thn. 1860 akhirnya, ia berhasil terpilih menjadi Presiden AS yang ke-16. Selama menjabat sebagai Presiden, ia sangat disegani karena perjuangannya melawan tindakan perbudakan yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih terhadap orang kulit hitam.

Abraham Lincoln adalah orang yang terus berusaha untuk tidak mempunyai musuh, tetapi musuh baginya adalah "sikap orang yang tidak menghargai kemanusiaan". Karena itu, tidak mengherankan jikalau ia melihat lawan politiknya yang selama ini tetap melegalkan perbudakan, bukan sebagai musuh tetapi sebagai sahabat; sehingga keluarlah ungkapan yang sangat indah dari Abraham Lincoln : "Cara terbaik untuk menghancurkan seorang musuh adalah menjadikannya sebagai seorang sahabat". Itulah sebabnya, saat Abraham Lincoln menjadi Presiden AS, ia mengangkat Edwin McMaster Stanton yang notebene seorang yang menjadi musuh bebuyutan, justru dipilih dan diangkat menjadi Menteri Pertahanan. Dan pilihan Abraham tepat, seorang yang dianggap musuh pada akhirnya menjadi sahabat yang baik dan teman yang paling setia bagi Abraham Lincoln.

Thn. 1865, Abraham Lincoln tewas ditembak oleh pembunuh bayaran dari Amerika Selatan yang marah terhadap perjuangan Abraham Lincoln yang menghapuskan sistem perbudakan di seluruh benua Amerika. Dan ketika Abraham meninggal, orang yang paling kehilangan adalah Edwin McMaster Stanton. Di hadapan peti jenazah Abraham Lincoln, ia mengucapkan kata-kata ini: "Di sini terbaring penguasa terbesar manusia di dunia yang pernah ada". Di mata Stanton, Abraham Lincoln adalah "Petarung Sejati" yang meraih kemenangan dengan menjadikan musuhnya sebagai sahabat dan tidak memandang segala bentuk kegagalan sebagai akhir sebuah perjuangan, melainkan sebagai awal untuk melakukan yang terbaik.

Kisah hidup Abraham Lincoln yang melewati berbagai kegagalan sebelum terpilih menjadi presiden menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dalam meraih sukses. Abraham tetap konsisten dalam berjuang meraih masa depannya, dan hal itu terpancar dari keyakinannya yang begitu kuat bahwa Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang dikasihNya jatuh dan tidak dapat bangun-bangun lagi. Tangan Tuhan ada menopang dan meneguhkan setiap kali anak-anakNya terjatuh. Dan Tuhan akan memuaskan hasrat setiap orang yang menaruh harap kepadaNya.

Saudaraku.....
Iblis seringkali menjadikan kegagalan-kegagalan yang anda alami sebagai senjata untuk menghancurkan iman anda, dan jika anda termakan oleh godaannya, maka hidup anda akan hancur. Ya...Iblis selalu merekayasa setiap bentuk kegagalan sebagai musuh dan hal itu bersumber dari Tuhan sehingga setiap bentuk kegagalan menjadi peluang bagi setiap orang untuk memandang Tuhan sebagai musuh. Untuk hal ini, saya ingin memberitahukan kepada anda bahwa Iblis adalah makhluk jahat yang sangat lihai dalam membaca peluang. Ada waktu ia tampil dengan wajah garang dan siap menerkam serta mencabik-cabik tubuh anda tanpa ampun, tetapi ada pula waktu ia tampil bagaikan sosok makhluk suci, yang begitu ramah menawarkan kenikmatan kepada anda. Ketika anda sedang terbaring lemah karena penyakit yang sudah berbulan-bulan bahkan menahun, anda mulai kehilangan gairah hidup serta harapan anda mulai pupus; saat itulah Iblis datang menyerang bagian vital dari kehidupan anda yakni "IMAN" anda dengan menanamkan benih-benih keraguan pada "kuasa dan kasih Allah" seolah-olah bahwa Allah sudah melupakan diri anda dengan membiarkan anda menderita sekian lama.

Abraham Lincoln jatuh bangun dalam menjalani hidup; bahkan ada waktu di mana ia hampir kehilangan harapan. Namun pun demikian, ia tetap percaya bahwa Allah mampu mengubah segala bentuk kegagalan yang dialaminya, menjadi sebuah kesuksesan yang sangat besar. Dan keyakinan inilah yang terus mendorong dia untuk bangun...bangun dan terus bangun ketika ia terjatuh dalam mengejar apa yang diharapkannya. Inilah contoh sikap iman yang patut diteladani. Melihat sebuah kegagalan bukan sebagai akhir perjalanan, tetapi awal untuk sebuah langkah maju. Dan hanya dengan sikap demikian, kita tidak akan memberi celah sedikit pun dalam hidup ini di mana Iblis menemukan jalan masuk untuk menghancurkan kehidupan dan masa depan kita.

Saudaraku.........
Sang Pemazmur sebagai orang yang beriman, mengalami pergumulan yang begitu berat dan di tengah-tengah tekanan hidup tersebut, satu per satu dari orang-orang yang terdekat mulai menjahuinya. Dan dalam kondisi seperti ini, musuh-musuhnya mempunyai kesempatan atau peluang yang begitu besar untuk menghancurkannya. Inilah yang saya mau sebut dengan istilah : "Konflik Batin", yang jika seseorang tidak memiliki komitment hidup beriman yang kuat, maka ia pasti hancur.

Kondisi ini memang sangat menyakitkan, tetapi lihat bagaimana Sang Pemazmur mengolah konflik batinnya secara baik dan sangat brilian. Ia memandang persoalan yang ada tanpa harus mempersalahkan orang lain. Justru ia melihat bahwa persoalan yang terjadi bukan 100 % disebabkan oleh keadaan sekitar yang tidak bersahabat dengannya, namun ada juga kesalahan yang dia lakukan sehingga semua ini harus terjadi. Kemampuannya untuk mengolah konflik yang terjadi, membuka mata imannya untuk melihat dengan cara yang baru; yakni datang kepada Tuhan dengan hati berserah: "sebab kepadaMu ya Tuhan aku berharap, Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan Allahku (ay. 16)".

Dari Mazmur ini kita menyaksikan bagaimana kegagalan demi kegagalan dialami Sang Pemazmur, namun hal itu tidak mematahkan semangatnya untuk tetap berharap kepada Tuhan. Justru dibalik semua hal yang terjadi, Sang Pemazmur belajar untuk tetap taat dan meletakkan semua permasalahannya di bawah otoritas Allah. Dan ia yakin sepenuhnya bahwa Tuhan akan memberi jawaban dan menyelamatkan hidupnya.

Saudaraku......
Seberat dan sebesar apa pun persoalan anda, belajarlah untuk tetap percaya. Yang pasti, Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang yang dikasihiNya, hidup mereka binasa. Jika anda percaya akan hal ini, maka anda-lah orang yang paling berbahagia di dunia.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love