Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Mazmur 139 : 1 - 6
Saudaraku...............
Saya sangat tertarik dengan ungkapan yang disampaikan oleh Oswald Chamber dalam bukunya, yakni kumpulan renungan setahun yang diberi judul: "My Utmost for His Highest", di mana ia mengatakan demikian: "ketika anda menang, berhati-hatilah bahwa esok hari anda akan jatuh".
Tak salah jika orang bijak berkata:
"If your life were always easy, you'd never need strength and courage. But then you would miss great opportunities to get to know God intimately. Only as we face one faith-stretching challenge after another and experience God's faithfulness will we learn to depend on Him instead of ourselves".
(Jika hidup anda selalu lancar, anda tak pernah merasa memerlukan kekuatan dan keberanian. Namun anda kehilangan berbagai kesempatan yang indah untuk mengenal Tuhan lebih dalam. Hanya setelah kita menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan iman dan mengalami kesetiaan Allah, kita akan belajar makin bergantung padaNya dan bukan pada diri sendiri).
Saudaraku.................
Satu bulan terakhir ini, saya merasakan betapa berat beban pikiran yang menguras tenaga saya, bukab karena pelayanan sebagai Hamba Tuhan di tengah jemaatNya, tetapi karena dua orang anak kandung saya dan satu orang anak angkat saya. Ketiganya telah menyelesaikan satu tahap dalam pendidikan mereka (2 orang yang menyeledsaikan pendidikan di tingkat SMA dan 1 orang yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMP). Dan kini mereka akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Saya mau katakan bahwa ketika mereka lulus, tidakkah itu sebuah kemenangan yang membuat hati bangga dan senang. Tetapi hal tersebut hanya berlangsung beberapa waktu. Namun kini mereka, termasuk saya sebagai orangtuanya, sedang diperhadapkan dengan tantangan yang lebih besar dan menempatkan saya beserta anak-anak saya pada bayang-bayang "Kegagalan".
Tapi syukur bahwa karena keadaan seperti inilah, kita baru melihat realita hidup yang sesungguhnya, bahwa ternyata kita butuh topangan tangan Tuhan untuk menghadapi segala bentuk ketidak-mungkinan. Justru dengan tantangan ini, iman bertumbuh dan berbuah.
Saudaraku................
Raja Daud menjadi cermin kehidupan bagi semua anak-anak Tuhan di kala tekanan datang melanda. Raja Daud menyadarkan kita bahwa dengan mengandalkan hikmat dan kekuatan sendiri maka hidup ini akan hancur. Tetapi setiap orang yang berharap pada Tuhan, pasti akan mendapatkan kepuasan lahir dan batin. Sebab Tuhan tahu dan Tuhan mengerti setiap persoalan. Juga Tuhan tahu hal-hal yang kita butuhkan dalam menjalani bhidup.
Karena itu, satu hal yang kurindukan, yaitu: "Tuhan menaruh tanganNya di atasku".
Ya....berkat dan kuasaNya, itulah yang kunantikan.
Ketika tangan Tuhan ada di atasku, maka aku yakin, segala masalahku akan diselesaikanNya dan aku pun akan keluar sebagai pemenang.
Bacaan : Mazmur 139 : 1 - 6
Saudaraku...............
Saya sangat tertarik dengan ungkapan yang disampaikan oleh Oswald Chamber dalam bukunya, yakni kumpulan renungan setahun yang diberi judul: "My Utmost for His Highest", di mana ia mengatakan demikian: "ketika anda menang, berhati-hatilah bahwa esok hari anda akan jatuh".
Tak salah jika orang bijak berkata:
"If your life were always easy, you'd never need strength and courage. But then you would miss great opportunities to get to know God intimately. Only as we face one faith-stretching challenge after another and experience God's faithfulness will we learn to depend on Him instead of ourselves".
(Jika hidup anda selalu lancar, anda tak pernah merasa memerlukan kekuatan dan keberanian. Namun anda kehilangan berbagai kesempatan yang indah untuk mengenal Tuhan lebih dalam. Hanya setelah kita menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan iman dan mengalami kesetiaan Allah, kita akan belajar makin bergantung padaNya dan bukan pada diri sendiri).
Saudaraku.................
Satu bulan terakhir ini, saya merasakan betapa berat beban pikiran yang menguras tenaga saya, bukab karena pelayanan sebagai Hamba Tuhan di tengah jemaatNya, tetapi karena dua orang anak kandung saya dan satu orang anak angkat saya. Ketiganya telah menyelesaikan satu tahap dalam pendidikan mereka (2 orang yang menyeledsaikan pendidikan di tingkat SMA dan 1 orang yang menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMP). Dan kini mereka akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Saya mau katakan bahwa ketika mereka lulus, tidakkah itu sebuah kemenangan yang membuat hati bangga dan senang. Tetapi hal tersebut hanya berlangsung beberapa waktu. Namun kini mereka, termasuk saya sebagai orangtuanya, sedang diperhadapkan dengan tantangan yang lebih besar dan menempatkan saya beserta anak-anak saya pada bayang-bayang "Kegagalan".
Tapi syukur bahwa karena keadaan seperti inilah, kita baru melihat realita hidup yang sesungguhnya, bahwa ternyata kita butuh topangan tangan Tuhan untuk menghadapi segala bentuk ketidak-mungkinan. Justru dengan tantangan ini, iman bertumbuh dan berbuah.
Saudaraku................
Raja Daud menjadi cermin kehidupan bagi semua anak-anak Tuhan di kala tekanan datang melanda. Raja Daud menyadarkan kita bahwa dengan mengandalkan hikmat dan kekuatan sendiri maka hidup ini akan hancur. Tetapi setiap orang yang berharap pada Tuhan, pasti akan mendapatkan kepuasan lahir dan batin. Sebab Tuhan tahu dan Tuhan mengerti setiap persoalan. Juga Tuhan tahu hal-hal yang kita butuhkan dalam menjalani bhidup.
Karena itu, satu hal yang kurindukan, yaitu: "Tuhan menaruh tanganNya di atasku".
Ya....berkat dan kuasaNya, itulah yang kunantikan.
Ketika tangan Tuhan ada di atasku, maka aku yakin, segala masalahku akan diselesaikanNya dan aku pun akan keluar sebagai pemenang.
No comments:
Post a Comment