Laman

Friday, December 23, 2016

Natal adalah Pesta Kehidupan

Khotbah Ibadah Natal
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Tgl. 25 Desember 2016


Bacaan : Titus 3:1-8

Salam damai Natal bagi kamu semua.
Kiranya Natal tahun ini membawa berkat bagi kamu sekalian.
Dan untuk hal inilah saya mengajak sidang jemaat untuk memberi salam satu dengan yang lain; sambil berkata: Salam bagimu, mohon maaf lahir dan batin. Tuhan Yesus memberkati anda.

Saudara-saudaraku yang kekasih.

Sengaja saya memulai Khotbah Natal saya dengan mengajak saudara untuk saling memberi salam dan saling memberi maaf. Sebab tanpa hal ini, Natal hanya sebatas perayaan seremonial untuk mengenang kelahiran Sang Bayi Kudus, namun tidak memberi efek positif bagi saudara untuk merayakan kehidupan yang penuh damai dengan orang-orang yang ada di sekitar anda.

Ya.......
Apalah arti sebuah perayaan yang penuh dengan pernak-pernik sukacita, namun hati anda masih dibelenggu oleh rasa benci dan rasa dendam terhadap orang lain; dan saya mau katakan bahwa Perayaan Natal yang anda nikmati adalah "Hambar Kasih Sayang" dan bersifat "Rituaslime belaka". Dan perayaan seperti ini adalah kekejian bagi Tuhan sehingga Tuhan muak melihatnya, sama seperti yang dikatakan dalam Yes. 1:13-15, demikian: "jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kekejian bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuan yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagiKu, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya".

Tidakkah ucapan Ilahi ini sangat keras sehingga menjadi awasan untuk setiap Perayaan-perayaan dan Ibadah-ibadah yang kita lakukan; apakah semua yang sudah kita lakukan itu telah menyenangkan hati Tuhan, atau justru sebaliknya, Tuhan merasa muak melihatnya.

Saudara-saudaraku, sidang Masaraya Natal yang saya kasihi dalam Tuhan!

Sungguh menarik bahwa perenungan Natal tahun ini berpijak pada Surat Kiriman Rasul Paulus kepada Titus. Sepintas lalu, uraian Paulus tidak ada kaitannya dengan peristiwa kelahiran Kristus di Bethlehem. Dan memang sedikit pun tidak menyinggung hal tersebut; jauh dari kelaziman yang kita rasakan ketika kita merayakan Natal. Sebab bagi umat Kristen, berita Natal adalah fakta yang tidak terbantahkan; bagaimana Kristus lahir serta dampak yang ditimbulkan oleh kelahiranNya. Tapi sekali lagi, fakta itu tidak sedikitpun disinggung dalam perikop bacaan kita, sehingga pertanyaannya ialah: apa yang hendak disampaikan lewat perayaan Natal tahun ini dengan berpijak pada Titus 3:1-8?

Saudaraku.......
Untuk menyatakan sebuah kebenaran maka perlu ada pembuktian. Dan dunia cenderung pada pembuktian; baik itu menyangkut hal-hal yang bersifat bendawi maupun hal-hal yang bersifat rohani. Karena itu, anda sangat sulit untuk mengatakan bahwa, anda ada pada posisi yang benar, tanpa anda mampu membuktikan kebenaran itu sendiri; terlebih jika hal tersebut adalah perkara ROHANI. Ingat prinsip aqidah Islam dalam QS Al Kafirun 6....."Lakum diinukum wa Liya Diin", yang artinya: "bagimu agamamu, bagiku agamaku". Jadi silahkan anda mengklaim bahwa ibadah andalah yang benar, tetapi klaim itu tidak akan berlaku bagi orang lain; sebab orang lain juga akan mengklaim bahwa ibadah merekalah yang benar.

Karena itu, saya sangat setuju jika perenungan Natal tahun ini berpijak pada Titus 3:1-8, sebab perikop ini menekankan tentang pembuktian dari kehidupan beriman anda. Bagian ini tidak berbicara tentang kehidupan beriman yang didemonstrasikan melalui ritual atau ibadah formal, tetapi kehidupan iman yang didemonstrasikan dalam perbuatan.

Sangat indah uraian Rasul Paulus dalam perikop ini.
Ada beberapa hal yang dicatat sebagai bukti bahwa kehidupan iman yang benar.

(1). Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk kepada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa.

Tahukah saudara bahwa bagian ini mau mengantar kita kembali mengingat Kisah Natal itu sendiri. Dalam kondisi yang tidak memungkinkan Maria dan Yusuf untuk meninggalkan Nazareth sebab Maria sedang mengandung dan tinggal menunggu hari persalinannya; namun Lukas mencatat hal ini: "pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri (Luk. 2:1-3)".
Semua orang kembali ke kotanya; ke tempat asal-usul nenek-moyang mereka. Termasuk Yusuf dan Maria pergi dari Nazareth ke Bethlehem, karena mereka adalah keturunan Daud.

Seandainya anda ada pada posisi Yusuf dan Maria, tentu anda mempunyai alasan yang kuat untuk tidak pergi, bukan?

Karena itu, Natal mengajak setiap orang Kristen untuk kembali melihat diri masing-masing; apakah kita sudah menjadi warga negara yang baik? Apakah kita sudah menjadi warga negara yang taat dan siap untuk mendukung pemerintah dalam melakukan setiap pekerjaan yang baik?

Dalam konteks kekinian, di mana wibawa pemerintah sering dirongrong; orang Kristen ditantang untuk mempertontonkan gaya hidup yang berbeda dengan orang lain. Ketika orang lain cenderung melakukan kekerasan dan bahkan pengrusakan, justru di situ orang Kristen harus tampil dalam kelemah-lembutan dan dalam kasih.

Saya sangat terkesan dengan Doa Pancaran Kasih dari Beato Kardinal Newman, yang bunyinya demikian:
"Ya Allah Tuhanku, tolonglah aku menyebarkan keharumanMu ke mana pun aku pergi. Penuhilah jiwaku dengan semangat dan hidupMu. Resapilah dan kuasailah seluruh pribadiku sedemikian rupa sehingga seluruh hidupku hanyalah merupakan pancaran cinta kasihMu...Biarlah aku memujiMu dengan cara yang paling berkenan di hatiMu dengan membawa sinarMu menerangi orang-orang disekelilingku. Biarkanlah aku mewartakanMu tanpa mengkhotbahi bukan dengan kata-kata, melainkan dengan suri teladanku, dengan daya yang menawan dan pengaruh lembut dari apa yang kulakukan, menjadi bukti nyata dari keutuhan cinta kasihku kepadaMu....Amin".

Ketika Natal anda maknai seperti ini, itulah pembuktian iman anda yang tidak akan terbantahkan, dan jujur saya mau mengatakan bahwa sesungguhnya negeri ini sangat membutuhkan kehadiran anda.

(2). Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah-lembut terhadap semua orang.

Bagian ini mau mengingatkan kita bahwa ketika kita merayakan Natal maka efek Natal itu harus dirasakan oleh orang lain. Orang Kristen harus memiliki Akhlak Mulia. Gaya hidup Manusia Lama, yakni hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci, semua itu harus ditinggalkan. Dunia ini hanya bersimpati dan menaruh hormat kepada orang-orang yang berakhlak mulia. Dan benar apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus: "siapakah yang akan berbuat jahat kepada kamu, jikalau kamu rajin berbuat baik. Tetapi sekalipun kamu harus menderita karena kebenaran, kamu akan berbahagia (1 Ptr. 3:13, 14)".

Karena itu, milikilah cara hidup yang baik di tengah angkatan yang bengkok ini, sebab untuk itulah Natal dikaruniakan bagi kita, yakni supaya kita dapat menjadi berkat bagi dunia.

(3). Supaya kita berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.

Natal adalah peristiwa di mana "Sorga menyapa Dunia".
Ketika dunia kehilangan harapan, Natal menghadirkan pengharapan baru yang tidak hanya menjawab kebutuhan sesaat, tetapi lebih dari itu; memberi kepastian tentang masa depan dan kehidupan yang kekal.

Dan di sinilah orang Kristen harus berani, ketika kita sudah mempertontonkan kehidupan yang sesuai dengan kehendakNya; katakan pada dunia: "kita adalah orang-orang yang menang bahkan lebih daripada pemenang".

Selamat Hari Natal; selamat merayakan kehidupan dengan orang lain.
Songsonglah hari esok dengan pengharapan yang baru.
Tuhan Yesus Sang Putra Natal memberkati hidup anda.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love