Khotbah Pada Ibadah Syukur
63 Tahun Lembaga Alkitab Indonesia
Masale, 9 Pebruari 2017
Pembacaan Alkitab : Yesaya 43 : 14 - 21 (Alkitab versi Bahasa Indonesia Masa Kini/BIMK)
Dibebaskan Dari Babel
14. Tuhan penyelamatmu, Yang Kudus Israel, berkata, "Demi kamu, Aku mengirim tentara ke Babel, dan Kudobrak palang-palang pintu penjara; sorak-sorai orang Kasdim Kuubah menjadi ratapan. 15. Akulah Tuhan, Allahmu yang kudus, Rajamu, yang menciptakan engkau, hai Israel!" 16. Tuhan telah membuat sebuah jalan melalui laut, melalui air yang bergelora. 17. Ia menyuruh tentara dan perwira-perwiranya berperang, dan mereka maju dengan kereta berkuda. Tetapi mereka jatuh, tak dapat bangkit lagi, mereka mati seperti sumbuh yang padam. 18. Tuhan berkata, "Tak ada gunanya mengingat masa lalu, percuma mengenang yang sudah-sudah. 19. Perhatikanlah, Aku membuat sesuatu yang baru; sekarang sudah mulai, tidakkah kau lihat? Aku akan membuat jalan di padang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara. 20. Binatang liar akan mengagungkan Aku; serigala dan burung unta akan memuji Aku sebab Aku mengalirkan air di padang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara untuk memberi minum kepada umat pilihanKu. 21. Merekalah bangsa yang Kubentuk bagi diriKu, agar dapat mewartakan pujian bagiKu".
Salam sejahtera bagi kamu sekalian.
Pertama-tama, patutlah kita mengangkat puji dan syukur Kepada Allah di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena karunia dan berkatNyalah sehingga hari ini kita diberi kesempatan untuk merayakan 63 tahun perjalanan pelayanan Lembaga Alkitab Indonesia di negeri yang sama kita cintai ini. Dan jujur kita harus akui bahwa, tanpa campur tangan dari Dia yang sudah berfirman sejak bumi ini tercipta, maka perjalanan pelayanan LAI akan berhenti tanpa memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan iman warga Gereja masa kini dan bagi dunia di mana Gereja Tuhan berada. Tapi yang pasti adalah; Allah terus berkarya, sehingga LAI dalam perjalanan pelayanannya selama 63 tahun, telah menjadi alat di tangan Tuhan dalam rangka memperlengkapi umatNya atau GerejaNya untuk pekerjaan penyelamatan bagi dunia. Karena itu, mari kita mengapresiasi karya Tuhan yang sudah dinyatakanNya melalui perjalanan 63 tahun pelayanan LAI. Mari bertepuk tangan, untuk memberi kemuliaan bagi Tuhan.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan!
Tema perenungan kita pada HUT ke-63 LAI tahun ini adalah: "Diciptakan Untuk Berkarya Cipta". Tentu LAI memilih tema ini dengan berangkat dari Visi dan Misi LAI untuk menjawab konteks kekinian. Dengan tema ini kita diajak untuk memahami apa maksud dan rencana Tuhan bagi kehidupan masing-masing kita yang adalah ciptaanNya. Ya...kita diajak untuk berkontemplasi sejenak: "untuk apa Tuhan menciptakan kita? Apa maunya Tuhan sehingga kita ini ada?". Dan ketika kita bertanya pada diri masing-masing, maka kita akan sadar diri bahwa ternyata Tuhan mempunyai rencana yang terindah bagi setiap pribadi orang yang percaya, dengan melibatkan setiap kita untuk turut mengambil bagian dalam karya penciptaanNya, agar dunia mengalami kepenuhan Allah di dalam Kristus. Dan berdasarkan tema inilah, kita mau merenungkan firman Tuhan dari Yesaya 43:14-21 yang saya sudah baca dalam versi Bahasa Indonesia Masa Kini.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Umat Tuhan dalam konteks kitab Yesaya sedang berada dalam kondisi yang sangat memprihantinkan. Semangat iman mereka menjadi pudar seiring dengan masa-masa sulit yang mereka alami di negeri pembuangan Babel. Mereka merasa terpuruk karena kondisi yang ada dan dalam keadaan seperti itu, mereka mempertanyakan status mereka sebagai umat pilihan Tuhan dan juga keberpihakan Tuhan terhadap umatNya pun dipertanyakan. Dan yang sangat fatal ialah mereka terjebak dalam romantisme iman di masa lampau, sehingga mereka kehilangan kepekaan bahwa Allah sedang bekerja untuk mempersiapkan masa depan mereka.
Di tengah-tengah kondisi seperti inilah, Tuhan datang menyapa umatNya dengan bahasa keberpihakan: "Demi kamu (ay. 14)" dan Allah menyapa umatNya dengan bahasa penguatan: "Akulah Tuhan, Allahmu yang kudus, Rajamu, yang menciptakan engkau, hai Israel (ay. 15)". Ya.....demi Israel-lah, maka Allah bertindak. Seperti orangtua yang tidak tega membiarkan anak-anaknya hidup dalam penderitaan....demikianlah Allah tidak tega membiarkan Israel terus ada dalam tekanan batin yang berkepanjangan; demi Israel, Allah bertindak dengan caraNya sendiri dan sebagai Raja, Allah berkuasa memakai bangsa lain untuk memporak-porandakan kuasa yang menindas umatNya. Ya...demi Israel, Allah tampil sebagai "Pembebas" dan sebagai King of King, Allah telah memakai Khoresy sebagai Mesias bagi Israel.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan!
Tuhan mempunyai cara tersendiri dalam menyatakan karya penyelamatanNya bagi umat. TindakanNya terkadang tak terselami oleh akal pikiran kita. Ketika kondisi umat sedang terpuruk dan tanpa daya untuk membebaskan diri mereka dari kuasa yang menindas, maka Tuhan menobrak kemustahilan itu dengan cara-cara yang tidak masuk di akal umatNya. Ayat 19 yang sekaligus menjadi nast perenungan kita, menegaskan: Tuhan membuat sesuatu yang baru. Ia membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.
Apa yang mau dikatakan dari ayat 19 ini.
Yang mau dikatakan ialah bahwa di tempat yang tidak mungkin ada jalan, di situ Tuhan buat jalan dan Tuhan membuka jalan. Di tempat di mana dahaga akan kebenaran tidak akan mungkin teratasi, di situ Tuhan membuat sungai sehingga semua makhluk yang merindukan kesejukan, dahaga mereka menjadi sirna. Inilah yang saya mau tegaskan, bahwa: sesulit apa pun jalan yang harus kita lalui, jikalau itu pilihan Tuhan, jalanilah dan tempuhlah dengan iman, sebab di ujung jalan itu Tuhan menyediakan mahkota kemenangan.
Nast perenungan kita sangat tepat untuk kita terus renungkan ddi hari ulang tahun yang ke 63 Lembaga Alkitab Indonesia. Jika ini umur manusia, maka ini adalah waktu pensiun, waktu untuk menikmati hasil, waktu untuk bernostalgia bersama anak-cucu kita. Umur 63 tahun bagi manusia adalah waktu untuk beristirahat. Tetapi saudara-saudara, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa: jangan ingat masa lalu. Jangan ingat kembali hal-hal yang sudah lalu. Tentu kita bertanya: apa maunya Tuhan! Di saat kita mau beristirahat dan menceritakan banyak hal yang sudah kita lakukan buat anak-cucu, Tuhan katakan "PERCUMA". Di ulang tahun yang ke-63, Tuhan mau mengatakan kepada kita bahwa tidak ada waktu bagi kita untuk bercerita tentang hal-hal masa lalu, tetapi yang harus kita lakukan ialah mempergunakan kesempatan yang Tuhan masih beri untuk menorehkan karsa dan karya demi dunia..
Saudara-saudara....
Konteks kita sekarang ini tidak lebih jauh perbedaannya dengan konteks Israel dalam masa pembuangan di Babel. Situasi dan kondisi diperhadapkan kepada kita sangat sulit dan selalu selalu ada saja orang yang menilai perbuatan baik kita dari sudut pandang negatif. Kita ada di tengah-tengah masyarakat dan bangsa yang tidak semuanya membuka diri untuk menerima kita terlebih menyambut firman Tuhan. Sikap INTOLERANSI menjadi tantangan Lembaga Alkitab masa kini dan juga Gereja Tuhan yang menjadi mitra kerja bagi Lembaga Alkitab Indonesia dalam mewartakan kebenaran dan keadilan.
Lalu apakah dalam konteks seperti ini kita harus berkeluh kesah?
Mari saudara-saudara, apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya, seperti itu juga yang akan dilakukan Tuhan dalam konteks kekinian. Di tempat yang bagi kita mungkin kita tidak akan mampu melakukan banyak hal, bahkan kita mengatakan: "Mustahil kita menjawab dan melakukan panggilan pelayanan", ternyata di situ Tuhan sedang bekerja untuk membuat jalan dan membuka jalan. Ketika semua orang berkeluh kesah untuk mencari kebenaran dan keadilan, dan kita melihat dan menyaksikan bagaimana sulitnya kita menyuarakan kebenaran dan keadilan, lalu banyak di antara kita mencari jalan aman; tapi firman Tuhan mengajak kita semua untuk terus berkarya menyuarakan kebenaran dan keadilan Tuhan tanpa jenuh. Yang pasti, apa yang disuarakan oleh Lembaga Alkitab bersama dengan GerejaNya, semuanya akan mendatangkan buah. Segala sesuatu akan disingkapkan dan firman Tuhan akan digenapi: bahwa "segala lutut akan bertekuk dan segala lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus Itulah Tuhan".
Kita diciptakan saudara-sudara untuk berkarya cipta bukan menjadi penonton dan bukan pula menjadi seorang pencerita tentang hal-hal masa lalu. Mari kita memakai kesempatan yang Tuhan beri, sekecil apa pun yang kita perbuat dalam pelayanan kita bersama, Tuhan sendiri yang akan menyempurnakannya.
Selamat atas ulang tahun Lembaga Alkitab Indonesia yang ke-63. Kita berharap, segala karya yang sudah dilakukan sepanjang tahun-tahun yang sudah lalu, akan terus meningkat untuk tahun-tahun ke depan, sehingga Lembaga Alkitab Indonesia bersama dengan Gereja-gereja yang menjadi mitra kerja, sungguh-sungguh menjadi saksi Tuhan mewartakan firman Tuhan sampai ke ujung bumi.
Terpuji nama Kristus.....haleluyah...amin.
63 Tahun Lembaga Alkitab Indonesia
Masale, 9 Pebruari 2017
Pembacaan Alkitab : Yesaya 43 : 14 - 21 (Alkitab versi Bahasa Indonesia Masa Kini/BIMK)
Dibebaskan Dari Babel
14. Tuhan penyelamatmu, Yang Kudus Israel, berkata, "Demi kamu, Aku mengirim tentara ke Babel, dan Kudobrak palang-palang pintu penjara; sorak-sorai orang Kasdim Kuubah menjadi ratapan. 15. Akulah Tuhan, Allahmu yang kudus, Rajamu, yang menciptakan engkau, hai Israel!" 16. Tuhan telah membuat sebuah jalan melalui laut, melalui air yang bergelora. 17. Ia menyuruh tentara dan perwira-perwiranya berperang, dan mereka maju dengan kereta berkuda. Tetapi mereka jatuh, tak dapat bangkit lagi, mereka mati seperti sumbuh yang padam. 18. Tuhan berkata, "Tak ada gunanya mengingat masa lalu, percuma mengenang yang sudah-sudah. 19. Perhatikanlah, Aku membuat sesuatu yang baru; sekarang sudah mulai, tidakkah kau lihat? Aku akan membuat jalan di padang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara. 20. Binatang liar akan mengagungkan Aku; serigala dan burung unta akan memuji Aku sebab Aku mengalirkan air di padang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara untuk memberi minum kepada umat pilihanKu. 21. Merekalah bangsa yang Kubentuk bagi diriKu, agar dapat mewartakan pujian bagiKu".
Salam sejahtera bagi kamu sekalian.
Pertama-tama, patutlah kita mengangkat puji dan syukur Kepada Allah di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena karunia dan berkatNyalah sehingga hari ini kita diberi kesempatan untuk merayakan 63 tahun perjalanan pelayanan Lembaga Alkitab Indonesia di negeri yang sama kita cintai ini. Dan jujur kita harus akui bahwa, tanpa campur tangan dari Dia yang sudah berfirman sejak bumi ini tercipta, maka perjalanan pelayanan LAI akan berhenti tanpa memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan iman warga Gereja masa kini dan bagi dunia di mana Gereja Tuhan berada. Tapi yang pasti adalah; Allah terus berkarya, sehingga LAI dalam perjalanan pelayanannya selama 63 tahun, telah menjadi alat di tangan Tuhan dalam rangka memperlengkapi umatNya atau GerejaNya untuk pekerjaan penyelamatan bagi dunia. Karena itu, mari kita mengapresiasi karya Tuhan yang sudah dinyatakanNya melalui perjalanan 63 tahun pelayanan LAI. Mari bertepuk tangan, untuk memberi kemuliaan bagi Tuhan.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan!
Tema perenungan kita pada HUT ke-63 LAI tahun ini adalah: "Diciptakan Untuk Berkarya Cipta". Tentu LAI memilih tema ini dengan berangkat dari Visi dan Misi LAI untuk menjawab konteks kekinian. Dengan tema ini kita diajak untuk memahami apa maksud dan rencana Tuhan bagi kehidupan masing-masing kita yang adalah ciptaanNya. Ya...kita diajak untuk berkontemplasi sejenak: "untuk apa Tuhan menciptakan kita? Apa maunya Tuhan sehingga kita ini ada?". Dan ketika kita bertanya pada diri masing-masing, maka kita akan sadar diri bahwa ternyata Tuhan mempunyai rencana yang terindah bagi setiap pribadi orang yang percaya, dengan melibatkan setiap kita untuk turut mengambil bagian dalam karya penciptaanNya, agar dunia mengalami kepenuhan Allah di dalam Kristus. Dan berdasarkan tema inilah, kita mau merenungkan firman Tuhan dari Yesaya 43:14-21 yang saya sudah baca dalam versi Bahasa Indonesia Masa Kini.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Umat Tuhan dalam konteks kitab Yesaya sedang berada dalam kondisi yang sangat memprihantinkan. Semangat iman mereka menjadi pudar seiring dengan masa-masa sulit yang mereka alami di negeri pembuangan Babel. Mereka merasa terpuruk karena kondisi yang ada dan dalam keadaan seperti itu, mereka mempertanyakan status mereka sebagai umat pilihan Tuhan dan juga keberpihakan Tuhan terhadap umatNya pun dipertanyakan. Dan yang sangat fatal ialah mereka terjebak dalam romantisme iman di masa lampau, sehingga mereka kehilangan kepekaan bahwa Allah sedang bekerja untuk mempersiapkan masa depan mereka.
Di tengah-tengah kondisi seperti inilah, Tuhan datang menyapa umatNya dengan bahasa keberpihakan: "Demi kamu (ay. 14)" dan Allah menyapa umatNya dengan bahasa penguatan: "Akulah Tuhan, Allahmu yang kudus, Rajamu, yang menciptakan engkau, hai Israel (ay. 15)". Ya.....demi Israel-lah, maka Allah bertindak. Seperti orangtua yang tidak tega membiarkan anak-anaknya hidup dalam penderitaan....demikianlah Allah tidak tega membiarkan Israel terus ada dalam tekanan batin yang berkepanjangan; demi Israel, Allah bertindak dengan caraNya sendiri dan sebagai Raja, Allah berkuasa memakai bangsa lain untuk memporak-porandakan kuasa yang menindas umatNya. Ya...demi Israel, Allah tampil sebagai "Pembebas" dan sebagai King of King, Allah telah memakai Khoresy sebagai Mesias bagi Israel.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan!
Tuhan mempunyai cara tersendiri dalam menyatakan karya penyelamatanNya bagi umat. TindakanNya terkadang tak terselami oleh akal pikiran kita. Ketika kondisi umat sedang terpuruk dan tanpa daya untuk membebaskan diri mereka dari kuasa yang menindas, maka Tuhan menobrak kemustahilan itu dengan cara-cara yang tidak masuk di akal umatNya. Ayat 19 yang sekaligus menjadi nast perenungan kita, menegaskan: Tuhan membuat sesuatu yang baru. Ia membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.
Apa yang mau dikatakan dari ayat 19 ini.
Yang mau dikatakan ialah bahwa di tempat yang tidak mungkin ada jalan, di situ Tuhan buat jalan dan Tuhan membuka jalan. Di tempat di mana dahaga akan kebenaran tidak akan mungkin teratasi, di situ Tuhan membuat sungai sehingga semua makhluk yang merindukan kesejukan, dahaga mereka menjadi sirna. Inilah yang saya mau tegaskan, bahwa: sesulit apa pun jalan yang harus kita lalui, jikalau itu pilihan Tuhan, jalanilah dan tempuhlah dengan iman, sebab di ujung jalan itu Tuhan menyediakan mahkota kemenangan.
Nast perenungan kita sangat tepat untuk kita terus renungkan ddi hari ulang tahun yang ke 63 Lembaga Alkitab Indonesia. Jika ini umur manusia, maka ini adalah waktu pensiun, waktu untuk menikmati hasil, waktu untuk bernostalgia bersama anak-cucu kita. Umur 63 tahun bagi manusia adalah waktu untuk beristirahat. Tetapi saudara-saudara, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa: jangan ingat masa lalu. Jangan ingat kembali hal-hal yang sudah lalu. Tentu kita bertanya: apa maunya Tuhan! Di saat kita mau beristirahat dan menceritakan banyak hal yang sudah kita lakukan buat anak-cucu, Tuhan katakan "PERCUMA". Di ulang tahun yang ke-63, Tuhan mau mengatakan kepada kita bahwa tidak ada waktu bagi kita untuk bercerita tentang hal-hal masa lalu, tetapi yang harus kita lakukan ialah mempergunakan kesempatan yang Tuhan masih beri untuk menorehkan karsa dan karya demi dunia..
Saudara-saudara....
Konteks kita sekarang ini tidak lebih jauh perbedaannya dengan konteks Israel dalam masa pembuangan di Babel. Situasi dan kondisi diperhadapkan kepada kita sangat sulit dan selalu selalu ada saja orang yang menilai perbuatan baik kita dari sudut pandang negatif. Kita ada di tengah-tengah masyarakat dan bangsa yang tidak semuanya membuka diri untuk menerima kita terlebih menyambut firman Tuhan. Sikap INTOLERANSI menjadi tantangan Lembaga Alkitab masa kini dan juga Gereja Tuhan yang menjadi mitra kerja bagi Lembaga Alkitab Indonesia dalam mewartakan kebenaran dan keadilan.
Lalu apakah dalam konteks seperti ini kita harus berkeluh kesah?
Mari saudara-saudara, apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya, seperti itu juga yang akan dilakukan Tuhan dalam konteks kekinian. Di tempat yang bagi kita mungkin kita tidak akan mampu melakukan banyak hal, bahkan kita mengatakan: "Mustahil kita menjawab dan melakukan panggilan pelayanan", ternyata di situ Tuhan sedang bekerja untuk membuat jalan dan membuka jalan. Ketika semua orang berkeluh kesah untuk mencari kebenaran dan keadilan, dan kita melihat dan menyaksikan bagaimana sulitnya kita menyuarakan kebenaran dan keadilan, lalu banyak di antara kita mencari jalan aman; tapi firman Tuhan mengajak kita semua untuk terus berkarya menyuarakan kebenaran dan keadilan Tuhan tanpa jenuh. Yang pasti, apa yang disuarakan oleh Lembaga Alkitab bersama dengan GerejaNya, semuanya akan mendatangkan buah. Segala sesuatu akan disingkapkan dan firman Tuhan akan digenapi: bahwa "segala lutut akan bertekuk dan segala lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus Itulah Tuhan".
Kita diciptakan saudara-sudara untuk berkarya cipta bukan menjadi penonton dan bukan pula menjadi seorang pencerita tentang hal-hal masa lalu. Mari kita memakai kesempatan yang Tuhan beri, sekecil apa pun yang kita perbuat dalam pelayanan kita bersama, Tuhan sendiri yang akan menyempurnakannya.
Selamat atas ulang tahun Lembaga Alkitab Indonesia yang ke-63. Kita berharap, segala karya yang sudah dilakukan sepanjang tahun-tahun yang sudah lalu, akan terus meningkat untuk tahun-tahun ke depan, sehingga Lembaga Alkitab Indonesia bersama dengan Gereja-gereja yang menjadi mitra kerja, sungguh-sungguh menjadi saksi Tuhan mewartakan firman Tuhan sampai ke ujung bumi.
Terpuji nama Kristus.....haleluyah...amin.
No comments:
Post a Comment