Laman

Monday, February 20, 2017

Terus Berlari Menggapai Asa

Sebuah Refleksi Pribadi
(Samarinda, 21 Pebruari 2017)


Bacaan : 1 Kor. 9:24 dan Amsal 16:32

Saudaraku...

Ada satu kisah yang bagi saya secara pribadi, sangatlah inspiratif berkenaan dengan makna sebuah perjuangan yang tidak mengenal kata "MENYERAH".

Kisah ini berawal pada perhelatan pesta Olimpiade ke-19 di Mexico City tahun 1968. Adalah seorang Pelari Marathon bernama John Stephen Akhwari yang mewakili negaranya "Tanzania". Ia menjadi pusat perhatian dan pemberitaan pada perhelatan itu bukan karena ia keluar sebagai juara; ia sama sekali tidak meraih medali apapun pada event tersebut karena justru dialah peserta yang terakhir mencapai garis finish ketika para penonton mulai beranjak meninggalkan stadion karena menganggap lomba sudah usai.

Lalu mengapa ia menjadi terkenal?.

Ia menjadi terkenal berkat perjuangannya yang pantang menyerah. John mengalami insiden di mana kakinya tiba-tiba kram dan ia berhenti pada lintasan ketika para pelari berusaha merebut bagian terdepan, sehingga sejumlah pelari menabraknya dan ia terjatuh dengan sendi lutut tergeser dan ia juga mengalami memar yang cukup serius di bahu. 11 orang pelari memilih untuk tidak melanjutkan lomba, namun John tidak menyerah.

Walau terpincang-pincang dengan lutut yang dibebat kain, ia terus berlari dan masuk ke dalam stadion. Para penonton sudah mulai beranjak untuk meninggalkan stadion, namun tiba-tiba mereka mendengar pengumuman bahwa masih ada pelari yang masuk stadion menuju garis finish. Penonton kemudian berbalik dan menyaksikan bagaimana John dengan terpincang-pincang serta lutut yang dibebat dengan kain berusaha mencapai garis finish. Seketika itu stadion bergemuruh di mana semua penonton memberikan "Standing Ovation".

Ketika ia ditanya mengapa ia terus berlari dalam kondisi yang tidak memungkinkannya menyelesaikan lomba, apalagi mau meraih sebuah medali. Ia pun berkata: "Negara saya tidak mengirim saya terbang 10.000 mil jauhnya hanya untuk start berlari. Saya dikirim untuk menyelesaikan lomba".

Sebuah ungkapan yang lahir dari seorang ksatria sejati. Bukan medali menjadi tujuan, tetapi tanggung jawab demi kehormatan negara untuk menyelesaikan lomba apapun hasilnya. Dan karena perjuangannya yang pantang menyerah, ia pun diberi gelar : "a King without crwon = Raja Tanpa Mahkota". Dan pada tahun 1983, ia dianugerahi penghargaan "National Hero Medal of Honor".

Sungguh mental yang sangat luar biasa, bukan?.

Saudaraku...
Anda perlu memiliki sikap seperti John dalam menjalani hidup yang penuh tantangan, rintangan dan cobaan. Sabar dan pantang menyerah harus menjadi prinsip hidup untuk mencapai tujuan. Tantangan, rintangan dan cobaan bukan alasan untuk berhenti dalam perjuangan meraih asa. Ingatlah bahwa Allah tidak menilai apakah anda menjadi yang terdepan atau justru yang terakhir dalam sebuah perlombaan, tetapi yang diinginkanNya adalah "barangsiapa yang setia sampai akhir, kepadanya Tuhan mengaruniakan mahkota al-Hayat".

Saudaraku...
Tuhan memiliki rencana yang besar untuk hidup anda. Rencana Tuhan tidak akan pernah gagal sekali pun anda merasa diri anda gagal. Karena itu, jangan biarkan situasi dan kondisi membuat anda berhenti lalu anda menghukum diri sebagai pribadi yang gagal dan anda terus larut dalam perasaan kegagalan itu. Bangkitlah dan berjalanlah terus meraih asamu di dalam Tuhan. Sebab Tuhan tahu apa yang terbaik untuk setiap orang yang disapaNya: "engkau anakKu".

Selamat beraktivitas dan semangat terus mencapai tujuan. Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan : Telah di-Share ke WA Jemaat Masale, 21 Pebruaria 2017)

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love