Sebuah Refleksi Pribadi
Masale, 23 Pebruari 2017
Bacaan : Lukas 6 : 37 - 40
Saudaraku...
Ada sebuah kisah yang bagi saya sangat inspiratif untuk membahas tema pagi ini, yakni "Kisah Seorang Buta dan Lenteranya".
Konon, ada seorang buta yang sedang berjalan di malam hari dengan tongkat penuntun di tangan kanannya dan tangan kirinya menenteng sebuah lentera. Tentu pemandangan ini dirasa aneh oleh setiap orang yang berpapasan dengannya. Lalu ada seorang anak muda yang mendekatinya dan terjadilah perbincangan ini:
Pemuda : Pak tua, mengapa anda membawa lentera?.
Si Buta : Lentera ini berfungsi sebagai penerang.
Pemuda : Tapi anda 'kan buta dan anda tidak dapat melihat jalan yang anda lalui meski ada lentera sebagai penerang?.
(Dengan tersenyum penuh persahabatan, si Buta memberi jawab)
Si Buta : Sesungguhnya lentera ini menjadi penerang bagi anda yang bisa melihat dan hal itu merupakan sebuah keuntungan bagi saya, sebab dengan adanya lentera ini, anda pasti tidak akan menabrak saya ketika anda berjalan, bukan?.
Saudaraku...
Mudah-mudahan anda menyadari bahwa apa yang anda lakukan kepada orang lain, sesungguhnya anda sedang melakukannya untuk diri anda sendiri. Dan benarlah bagi saya ungkapan ini: "Setiap kali anda memberi, maka sesungguhnya anda sedang menerima; namun jika anda hanya mau menerima dan tidak mau memberi, maka sesungguhnya anda sedang membuang dengan percuma harta yang terbaik untuk diri anda sendiri. Sebab pada saat anda mengulurkan tangan untuk membantu seseorang, pada saat yang sama, anda sedang menolong diri anda sendiri; sebab anda sedang berinvestasi untuk kebajikan".
Saudaraku...
Inilah rahasia kehidupan yang tersembunyi bagi banyak orang, karena banyak orang merasa senang MENERIMA daripada MEMBERI, dan lebih suka DITOLONG daripada MENOLONG.
Inilah rahasia kehidupan itu: "Adalah lebih baik memberi daripada menerima (Kis. 20:35)". Itulah sebabnya, mengapa Rasul Paulus mendorong jemaat di Galatia untuk tidak jemu-jemu berbuat baik, sebab akan tiba waktunya, jemaat akan menuai hasilnya (Galatia 6:9).
Ingat akan hal ini:
Allah telah memberikan AnakNya dan telah mengorbankanNya untuk kita. Karena itu, tidak ada alasan bagi setiap orang percaya untuk tidak memberi hidupnya bagi orang lain. Kehadiran setiap anak-anak Tuhan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang dalam konteks kekinian, sedang "haus akan kasih sayang"
Untuk itu, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus memancarkan karakter Allah dalam hidup bersesama agar setiap orang yang berjumpa dengan kita dapat merasakan kasih Allah lalu mereka memuliakan Tuhan.
Sekarang katakan pada diri anda sendiri: "Adalah lebih baik memberi daripada menerima".
Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati.
(Catatan: Telah di-Share ke WA Jemaat Masale, tgl. 23 Pebruari 2017).
Masale, 23 Pebruari 2017
Bacaan : Lukas 6 : 37 - 40
Saudaraku...
Ada sebuah kisah yang bagi saya sangat inspiratif untuk membahas tema pagi ini, yakni "Kisah Seorang Buta dan Lenteranya".
Konon, ada seorang buta yang sedang berjalan di malam hari dengan tongkat penuntun di tangan kanannya dan tangan kirinya menenteng sebuah lentera. Tentu pemandangan ini dirasa aneh oleh setiap orang yang berpapasan dengannya. Lalu ada seorang anak muda yang mendekatinya dan terjadilah perbincangan ini:
Pemuda : Pak tua, mengapa anda membawa lentera?.
Si Buta : Lentera ini berfungsi sebagai penerang.
Pemuda : Tapi anda 'kan buta dan anda tidak dapat melihat jalan yang anda lalui meski ada lentera sebagai penerang?.
(Dengan tersenyum penuh persahabatan, si Buta memberi jawab)
Si Buta : Sesungguhnya lentera ini menjadi penerang bagi anda yang bisa melihat dan hal itu merupakan sebuah keuntungan bagi saya, sebab dengan adanya lentera ini, anda pasti tidak akan menabrak saya ketika anda berjalan, bukan?.
Saudaraku...
Mudah-mudahan anda menyadari bahwa apa yang anda lakukan kepada orang lain, sesungguhnya anda sedang melakukannya untuk diri anda sendiri. Dan benarlah bagi saya ungkapan ini: "Setiap kali anda memberi, maka sesungguhnya anda sedang menerima; namun jika anda hanya mau menerima dan tidak mau memberi, maka sesungguhnya anda sedang membuang dengan percuma harta yang terbaik untuk diri anda sendiri. Sebab pada saat anda mengulurkan tangan untuk membantu seseorang, pada saat yang sama, anda sedang menolong diri anda sendiri; sebab anda sedang berinvestasi untuk kebajikan".
Saudaraku...
Inilah rahasia kehidupan yang tersembunyi bagi banyak orang, karena banyak orang merasa senang MENERIMA daripada MEMBERI, dan lebih suka DITOLONG daripada MENOLONG.
Inilah rahasia kehidupan itu: "Adalah lebih baik memberi daripada menerima (Kis. 20:35)". Itulah sebabnya, mengapa Rasul Paulus mendorong jemaat di Galatia untuk tidak jemu-jemu berbuat baik, sebab akan tiba waktunya, jemaat akan menuai hasilnya (Galatia 6:9).
Ingat akan hal ini:
Allah telah memberikan AnakNya dan telah mengorbankanNya untuk kita. Karena itu, tidak ada alasan bagi setiap orang percaya untuk tidak memberi hidupnya bagi orang lain. Kehadiran setiap anak-anak Tuhan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang dalam konteks kekinian, sedang "haus akan kasih sayang"
Untuk itu, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus memancarkan karakter Allah dalam hidup bersesama agar setiap orang yang berjumpa dengan kita dapat merasakan kasih Allah lalu mereka memuliakan Tuhan.
Sekarang katakan pada diri anda sendiri: "Adalah lebih baik memberi daripada menerima".
Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati.
(Catatan: Telah di-Share ke WA Jemaat Masale, tgl. 23 Pebruari 2017).
No comments:
Post a Comment