Laman

Thursday, March 16, 2017

Buli-buli, Airmata dan Rambut Perempuan Berdosa Untuk Sang Raja

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-14 Masa Pra Paskah
Bacaan : Lukas 7:36-39
(Masale, 16 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)


Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga sepanjang hari ini anda mendapat karunia untuk berbagi kasih dengan semua orang yang diperjumpakan Tuhan dalam hidupmu. Sebab inilah maksud Tuhan menetapkan anda sebagai umatNya: "dan olehmu segala bangsa di bumi beroleh berkat".

Saudaraku...
Ada pertanyaan yang terus mengusik hidup saya:

Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus, Rajaku?.

Jikalau belum:

Apakah yang pantas kuberikan sebagai bukti kasih saya kepada Dia yang telah menyatakan kasih yang sempurna bagiku?.

Mungkin anda berkata dalam hari:
Mengapa anda bertanya seperti itu?.

Bukankah anda seorang pendeta?.

Bukankah anda lebih mengetahui apa yang sepatutnya diberi kepada Tuhan, dibandingkan kami ini yang adalah kaum awam?.

Saya bertanya pada diri saya sedemikian rupa, sebab saya dan juga anda bisa saja seperti Simon, -(seorang Farisi)-, yang cenderung membanggakan diri karena kehidupan keagamaannya yang taat; lalu merasa punya otoritas atau kelayakan untuk mengundang Yesus Sang Raja Agung itu masuk ke dalam realitas kehidupan pribadinya; sehingga tidak menyadari bahwa ada tamu lain yang tidak diinginkannya yang akan selalu mengusik harapan untuk menikmati keyamanan bersama dengan Yesus Sang Raja Agung itu.
Tidakkah kita sering berlaku seperti Simon yang memiliki standarisasi tentang siapa yang pantas untuk dekat dengan Yesus Sang Raja Agung?.

Saudaraku...
Memang kehidupan keagamaan yang taat, di mata Yesus Sang Raja itu adalah hal yang PENTING. Tetapi ada yang lebih penting, -(dan hal itu akan menyempurnakan kehidupan keagamaan kita)-, yakni jika selalu ada "kesadaran diri bahwa kita ini ternyata MANUSIA PENDOSA".

Sadar diri sebagai Manusia Pendosa akan mendorong kita untuk bersimpuh di bawah kaki Yesus Sang Raja untuk berharap rahmat dan ampunanNya.

Sadar diri sebagai Manusia Pendosa akan mendorong kita untuk datang kepada Yesus Sang Raja membawa Hati Yang Remuk dan dalam tangisan, kita berharap untuk dipulihkan.

Sadar diri sebagai Manusia Pendosa akan membuka mata batin kita untuk melihat dan memahami bahwa harta duniawi bukanlah jaminan kebahagiaan dan keselamatan sejati, sehingga kita datang di bawah kaki Yesus Sang Raja itu untuk memecahkan buli-buli pualam berisi minyak yang mahal, membasahi kaki itu bukan hanya dengan airmata, tetapi juga dengan minyak itu dan menyeka kaki itu dengan martabat yang sering dibangga-banggakan dan yang membuat kita sombong.

Saudaraku...
Refleksi kali ini terlalu banyak mengarah pada pertanyaan yang saya ditujukan kepada anda. Saya mau mengajak anda untuk melihat ke dalam diri anda dan berusaha untuk menyelami makna pengorbanan Yesus Sang Raja Agung itu. Tentu saya mohon agar anda lebih terbuka dengan kehidupan anda.

Tanyakanlah hal-hal ini pada diri anda sendiri:

Apakah sungguh anda sudah menjadi penyembah-penyembah benar di hadapan Yesus Sang Raja Agung dan hal itu menjadi bukti bahwa anda sungguh mengasihi Dia?.

Adakah anda sudah menjadi seperti perempuan berdosa itu yang tidak henti-hentinya menangis di bawah kaki Yesus Sang Raja Agung, yang membasahi kaki itu dengan airmata lalu menyeka kaki itu dengan rambutnya?.

Adakah anda seperti dia yang remuk hatinya karena beban dosa, sehingga tidak merasa malu di depan orang banyak untuk datang menyatakan tobat dan berharap untuk disambut dan diterima sebagai bagian dari keluarga sorga?.

Adakah anda telah datang di hadapan Yesus Sang Raja Agung itu untuk berharap kemurahanNya tanpa menghitung untung atau rugi; sehingga anda tidak peduli seberapa besar harga yang harus anda korbankan demi mendapat kemurahan hati Sang Raja Agung, dan buli-buli pualam itu menjadi saksi dari hati yang rindu untuk dipulihkan?.

Ataukan anda seperti Simon yang sudah merasa bangga diri dengan mempertontonkan tindakannya mengundang dan menjamu Yesus Sang Raja Agung itu dalam rumahnya?.

Ya...adakah anda justru sama seperti Simon yang membiarkan Yesus untuk masuk dalam hidup anda tanpa ada penyambutan sebagaimana layaknya anda menyambut tamu-tamu agung yang masuk dalam rumah anda?.

Saudaraku...
Perempuan berdosa dengan buli-buli pualam berisi minyak yang mahal, hatinya yang hancur karena dipandang kotor, ketidak mampuannya untuk berdiri di hadapan Yesus Sang Raja Agung sehingga ia tersungkur dan bersimpuh di bawah kaki itu, airmata yang membasahi kaki itu dan rambut yang adalah mahkota kewanitaannya telah dijadikan kain pembersih kaki Yesus Sang Raja Agung. Semua yang dipertontonkan perempuan yang dicap "BERDOSA" itu, telah menjadi tamparan yang keras buat rasa keagamaan kita yang cenderung bersifat RITUALISME: Legalistis-Formil.

Sudahkan yang terbaik anda berikan buat Yesus Sang Raja Agung?.

Selamat merenung dan berefleksi tentang siapa anda di hadapan Yesus.
Selamat beraktivitas.
Sang Raja Agung memberkatimu.

(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love