Laman

Friday, March 17, 2017

Cambuk Sang Raja Agung

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-15 Masa Pra Paskah
Bacaan : Yohanes 2:14-17
(Masale, 17 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)

Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga kasih Tuhan senantiasa melingkupi hidup, karya dan pelayanan anda hari ini. Teruslah melangkah dalam iman untuk meraih asamu. Katakan hal ini: "sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor. 5:7)".

Saudaraku...
Ini merupakan peringatan Yesus Sang Raja Agung bagi setiap mereka yang dengan enteng menyembunyikan imannya di luar tembok TABERNAKEL, -(sebuah Ruang Mahasuci yang tidak boleh disentuh atau pun dimasuki dengan sembarangan kecuali Imam Besar). Tidak cukup bagi anda untuk berkata: "yang penting saya sudah melaksanakan tuntutan RITUAL, -(bersekutu, berdoa, membawa korban dan mendengarkan firman)-, pasti hati Tuhan senang".

Jika sungguh anda ingin menyenangkan Tuhan, pastilah hal itu TERMANIFESTASI dalam tindakan anda untuk menghormati kesucian dan kekudusan nama Tuhan yang terpancar dari Ruang TABERNAKEL, dan hal itu anda nampakkan lewat action di luar tembok itu. Dan inilah yang muncul dalam benak saya bahwa, sungguh sangat keji di mata Yesus Sang Raja Agung, ketika anda menyatakan diri anda sebagai manusia yang taat ketika berada di altar atau di dalam gedung peribadahan, namun dalam keseharian di mana anda berinteraksi dengan sesama dan dengan dunia anda, -(dunia kerja, dunia bisnis, dunia pertemanan, dunia politik, dunia persekutuan, dan dunia keluarga serta dunia masyarakat)-, ternyata hidup dan tingkah langkah anda penuh dengan kekotoran, kebusukan, tipu muslihat, iri, dengki, saling menggigit dan saling menghancurkan.

Saudaraku...
Saya mau mengatakan hal ini, -(entah anda setuju atau tidak)-, bahwa panggilan hakiki setiap kita yang mengklaim diri sebagai pengikut Yesus Sang Raja Agung adalah: "kamu adalah terang".

Tahukah anda apa yang saya maksudkan?.

Inilah yang saya maksudkan:

TERANG memiliki sifat PENAKLUK.

Ya,... TERANG menaklukkan KEGELAPAN.

TERANG menelanjangi KEPALSUAN.

TERANG membongkar KEMUNAFIKAN.

TERANG menonjok segala niat hati yang cenderung pada KEJAHATAN.

Karena itu, dunia tidak suka pada TERANG dan dunia lebih memilih serta suka pada KEGELAPAN. Sebab dalam KEGELAPAN, segala bentuk KEPALSUAN, KEMUNAFIKAN dan KEJAHATAN tak akan nampak, tetapi dalam terang, semua hal itu menjadi nampak.

Saudaraku...
Tindakan Yesus Sang Raja Agung dalam mengusir semua orang yang mengotori Bait Allah dengan mengubah fungsi Bait Allah itu sebagai Tempat Penyembahan menjadi sebuah PASAR, dalam pandangan saya sangatlah REVOLUSIONER. Dan Yesus Sang Raja Agung itu sadar bahwa tindakanNya untuk mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai Tempat Penyembahan akan mendapatkan perlawanan yang sengit dari Kaum Berjubah dan Bersorban yang berusaha mencari keuntungan diri dengan Menjual Agama/Bait Allah.

Apa sesungguhnya pesan moral yang hendak dikatakan dari peristiwa ini untuk konteks kekinian?.

Saudaraku...
Ketika segala bentuk kemunafikan, kepalsuan dan niat jahat yang dibungkus dalam Jubah Agama' seperti: Persekongkolan/Konspirasi jahat dalam menyingkirkan orang-orang jujur, Korupsi Berjemaah dengan penjarahan uang negara dengan jumlah Trilliunan, Niat Busuk sekelompok orang yang Memanipulasi Kemiskinan untuk memperkaya diri dengan Menilep Dana Bansos, menjadikan Isu Sara sebagai jembatan untuk meraih Kekuasaan. Ketika semua itu mulai terbongkar satu per satu, saya baru mengerti jalan pikiran Pakde Jokowi yang menyerukan REVOLUSI MENTAL dengan melakukan KERJA...KERJA...KERJA (yang jujur). Mulai saat ini mata saya terbuka menyaksikan tontonan yang sangat mengerikan bahwa, ternyata selama ini negeri yang kaya raya telah berada di bawah kekuasaan para Penggarong (Kleptokrasi).

Gaung REVOLUSI MENTAL menjadi cambuk penghancur bagi mereka yang BERMENTAL PASAR, mental yang menghalalkan banyak cara untuk menipu pembeli supaya meraup untung yang besar. Bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa Barang Busuk disulap menjadi Segar dan Sampah sekali pun diubah menjadi makanan siap saji tanpa peduli dampak yang ditimbulkan buat para penikmat; yang penting UNTUNG besar dan yang BUNTUNG adalah pembeli.

Saudaraku...
Cambuk Sang Raja Agung juga diarahkan kepada kita yang menjadikan hidup ini menjadi PASAR.
Ingatlah bahwa hidup anda dan saya adalah BAIT ALLAH. Jika anda dan saya tidak ingin dicambuk dan diusir sehingga langkah anda dan saya tidak lagi mengarah ke Sorga (Firdaus = TABERNAKEL, Tempat Kudus dan Mulia) melainkan mengarah ke Neraka (GEHENNA); maka jangan cemari hidup anda dengan MENTAL PASAR. Jadilah TERANG dan jadilah BERKAT bagi sesama dalam hal Hidup Berketeladanan.

Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love