Laman

Thursday, March 16, 2017

Sang Raja dan Pedang Petrus

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-13 Masa Pra Paskah
Bacaan : Yohanes 18:10-11
(Masale, 15 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)

Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga hari ini anda tetap tegar untuk dapat menabur senyum walau hari kemarin anda belum meraih harapan. Lupakan yang sudah lalu dan hadapi hari ini dengan IMAN, PENGHARAPAN DAN KASIH.

Saudaraku...
Ada satu hal yang patut saya syukuri bahwa akhir-akhir ini semua orang serasa baru siuman dari "Mati Rasa Beragama". Beberapa tahu sebelumnya, ketidak-pedulian pada kehidupan beragama khususnya perhatian pada Kitab Suci sungguh merasuki kehidupan dan sangat sulit untuk mendapatkan obat untuk melempuhkan kelesuan tersebut; tetapi kini, gara-gara seorang yang dicap KAFIR mengucapkan Surat Al-Maidah 51 membuat banyak orang kebakaran jenggot. Banyak yang tersinggung dan marah. Tetapi banyak juga yang bersyukur karena dengan persoalan tersebut, Mati Rasa Beragama jadi hilang dan sebagian orang sudah mulai belajar apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Hidup Bersesama dan tentang Keselamatan.

Saudaraku...
Saya mau mengatakan bahwa ternyata Kehidupan Beragama merupakan medan yang sangat sensitif dan sangat kuat mempengaruhi serta mengendalikan emosi seseorang. Rasa Beragama setiap orang merupakan hal yang sangat privasi dan ketika anda berani mengusiknya maka secara spontan orang tersebut akan bertindak di luar batas kemanusiaannya. Ia akan lupa diri dan gelap mata; siap mati demi agamanya.

Saya tidak bermaksud untuk membicarakan kehebohan dan kegaduhan yang terjadi di negeri ini karena persoalan PENISTAAN AGAMA. Yang saya mau katakan bahwa apa yang terjadi adalah gambaran nyyata untuk semua orang dengan kehidupan beragamanya masing-masing yang hanya memahami esensi agama dari kulit liarnya namun mengabaikan isinya. Tidakah semua agama mengajarkan kehidupan penuh Bela Rasa dalam bingkai Cinta-Kasih; bukan perseteruan dan bukan pula permusuhan serta bukan pula dendam.

Dan pada sisi lain pun, agama tidak butuh Pedang Manusia, sebab Agama dengan Kitab Sucinya seperti yang dicatat dalam Ibrani 4:13 "...Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata-dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sum-sum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita". Jadi bukan Agama Yang Butuh Pembelaan tetapi Manusialah yang patut dibela oleh Agama.

Dan ingat:
"Agama berbicara tentang KEBAJIKAN, KEBENARAN & KESELAMATAN", sedang manusia berada pada dua kutub yang saling tarik-menarik, yakni Kutub BENAR - Kutub SALAH. Jadi bagaimana mungkin manusia yang belum tentu benar, -(dan memang tidak pernah benar karena dosa)-, justru harus berjuang membela sesuatu yang sudah benar.
Tidakkah tindakan itu akan menodai kebenaran itu sendiri?.

Saudaraku...
Pada diri kita selalu ada Pedang Petrus. Kita tidak tega Kehidupan Iman kita diusik atau dilecehkan oleh orang lain. Kita tidak tega melihat Yesus Sang Raja Agung diperlakukan tidak benar. Kita lalu marah dan menghunus pedang untuk membunuh atau membinasakan orang yang berani mengusik kemapanan Kehidupan Beriman kita. Padahal Yesus Sang Raja Agung sendiri tidak pernah minta untuk dibela atau pun minta untuk dilindungi. Justru kerelaanNya untuk diperlakukan tidak manusiawi membuka jalan bagi kita untuk menikmati hidup yang lebih manusiawi. Ia menderita untuk membela kita agar kita dibenarkan di hadapan Allah (Yoh. 18:11b).

Karena itu, hai saudaraku...
Sarungkanlah Pedang Petrusmu dan buanglah amarahmu. Tuhan tidak membutuhkan anda untuk membela atau pun melindungiNya. Adalah lebih indah dan lebih mulia jika anda mengikuti nasehat ini: "Kuduskanlah Kristus dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah-lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka yang menfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat (1 Ptr. 3:15-17)".

Selamat beraktivitas.
Yesus Sang Raja Agung memberkatimu.

(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale)

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love