Laman

Wednesday, March 8, 2017

Raja Berjubah Ungu & Bermahkota Duri

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-7 Masa Pra-Paskah
Bacaan : Markus 15:17-18
(Masale, 8 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)


Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Kiranya kasih Yesus, Sang Raja, akan menyempurnakan sukacita anda dalam meraih sukses; dan kedahsyatan kuasaNya meneguhkan anda untuk tegar menghadapi berbagai tantangan.

Saudaraku...
Apakah yang muncul dalam benak anda ketika orang membicarakan Jubah dan Mahkota?

Jubah dan Mahkota adalah simbol Kekuasaan dan Keagungan. Kewibawaan sebuah kerajaan tergambar pada Jubah dan Mahkota itu. Jubah dan Mahkota dikenakan pada seseorang ketika ia dinobatkan menjadi raja. Karena itu, merupakan sebuah kehormatan jika seseorang mendapat kesempatan untuk mengenakannya.

Demikianlah seharusnya kita dapat memaklumi jika Yesus yang adalah Tuhan tentunya layak untuk mendapat kehormatan mengenakan JUBAH & MAHKOTA, bukan? Tetapi sangat disayangkan, Jubah dan Mahkota yang dikenakan kepadaNya kontradiktif dengan fakta; "jauh panggang dari api". Jubah yang seharusnya mengisyaratkan KEHORMATAN, KEMULIAAN & NAMA BESAR, -(yang seharusnya dikenakan pada Yesus)-, namun yang disodorkan dan yang dikenakan kepadaNya adalah JUBAH UNGU yang adalah simbol KEHINAAN & KENISTAAN. Mahkota yang mengisyaratkan KEAGUNGAN & KEKUASAAN MUTLAK yang seharusnya diletakkan di atas kepala Yesus, namun yang diberikan kepadaNya adalah lingkaran dari anyaman duri-duri tajam yang menembus dan merobek kulit kepalaNya.

Inilah fakta yang sangat kontradiktif di catat oleh penulis kitab Injil Markus: "mereka mengenakan jubah ungu kepadaNya, menganyam sebuah mahkota duri dan ditaruh di atas kepalaNya (Mark. 15:17)".

Saudaraku...
Pernahkan anda berpikir bahwa Jubah Ungu Sang Raja Agung itu sesungguhnya adalah Pakaian Keberdosaan kita?
Kehormatan, Kemuliaan serta Kekudusan namaNya sungguh ditanggalkanNya dan Sang Bapa mengharuskan Dia untuk rela dihinakan dan dinistakan dengan mengenakan PAKAIAN DOSA kita. Rasul Paulus membahasakan fakta Jubah Ungu Sang Raja Agung dengan kata-kata ini: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21)". Dan Rasul Petrus pun memberi kesaksian fakta Jubah Ungu demikian: "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh (1 Ptr. 2:24)".

Saudaraku...
Pernahkan anda berpikir bahwa kitalah yang menjadi duri-duri yang ada pada Mahkota Sang Raja Agung?

Sungguh...Kelakuan-kelakuan kita yang bejat telah melukai dan merobek-robek Keagungan dan Kekuasaan Yesus.

Sungguh...Tutur kata kita bagaikan duri-duri yang tajam menorehkan luka yang sangat dalam pada kepala Yesus, membuat darahNya mengucur deram menetes di sekujur tubuhNya.

Sungguh...Pikiran-pikiran negatif kita telah menjadi duri yang tajam yang merusak wajah mulia dari Sang Raja Agung sehingga aura ketampanan dan keagunganNya menjadi sirna.

Sehingga hal-hal tersebut di atas kembali mengingatkan saya pada nubuatan nabi Yesaya: "Ia tidak tampan dan semarakNya pun tidak ada sehingga kita memandang Dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkanNya...Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia dan bagi kita pun Dia tidak masuk hitungan (Yes. 53, 2-3)".

Saudaraku...
Jika Yesus telah rela untuk membiarkan diriNya dihinakan karena anda dan saya, maka sewajarnyalah kita merasa malu. Tetapi Yesus tahu bahwa kita tidak mempunyai kuasa sedikit pun untuk luput dari murka Allah karena dosa, sebab upah dosa adalah MAUT (Roma 6:23). Karena itu, BERSYUKURLAH, sebab Yesus begitu baik bagi kita yang percaya kepadaNya. Bersyukurlah, karena Ia sendiri telah merelakan diriNya dipermalukan dengan mengenakan JUBAH UNGU & MAHKOTA DURI, agar dengan itu anda dan saya dibenarkan oleh Allah.

Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkati anda.

(Catatan : Telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love