Laman

Saturday, March 4, 2017

Raja Tanpa Singgasana, Mahkota dan Istana

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-4 Masa Pra-Paskah
Bacaan : Matius 8 : 20
(Masale, 4 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)

Selamat pagi dan Shabbat Shalom bagi semua.
Kiranya hari ini hati anda diselimuti rasa damai dan sukacita.

Saudaraku...
Mungkin judul refleksi ini agak nyeleneh dan memang tampak aneh bagi anda. Saya tidak berkeberatan jika anda mengkomplainnya, sebab apa yang ada dalam pikiran anda itu benar dari sudut pandang dunia; apa yang anda pikirkan adalah sangat realistis.

Benar bahwa:
"Legetimasi seorang raja adalah: SINGGASANA/TAHTA, MAHKOTA & ISTANA. Mana ada raja dalam dunia ini tanpa ketiga hal tersebut? Ngimpilah jika anda yang merasa diri seorang raja sedangkan anda sendiri luntang-lantung tanpa tempat tinggal, apalagi tanpa mahkota dan tanpa singgasana?".

Saudaraku...
Saya mendukung cara berpikir anda jika orientasi anda adalah PELAYANAN, namun saya tidak akan pernah mendukung cara berpikir anda jika orientasi anda adalah KEKUASAAN. Dan anda sendiri tahu bahwa hal inilah yang membuat banyak orang pada zaman Tuhan Yesus salah dalam menilai kehadiran Tuhan Yesus sebagai MESIAS. Ketika mata mereka disilaukan dengan perkara-perkara mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, mereka mengajukan permohonan untuk di-BAIAT atau disambut dan dikukuhkan untuk menjadi pengikutNya. Mereka terobsesi dengan kuasa yang ada pada Tuhan Yesus sehingga mereka terdorong oleh nafsu untuk turut mengambil bagian dalam kekuasaan itu.

Namun apa yang ada dalam pikiran orang banyak pada zaman Tuhan Yesus, dan bisa jadi; itu juga adalah jalan pikiran anda, ternyata tidak seperti itu yang ada dalam pikiran Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Ia berkata: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya".

Tidakkah ucapan Tuhan Yesus ini menjadi sebuah tamparan yang sangat keras bagi mereka yang sering menggunakan isu agama hanya untuk kepentingan kekuasaan. Mereka mengobral janji sorgawi dengan mengatas-namakan Tuhan, hanya untuk mencapai tujuan : SINGGASANA/TAHTA, MAHKOTA & ISTANA DUNIAWI.

Saudaraku...
Ketika saya membaca bagian dari kitab Injil Matius ini, saya teringat dengan apa yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya tentang Sang Mesias itu. Sang nabi sebagai penyambung lidah Tuhan menyampaikan pesan moral ini:
"Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk (Yesaya 57:15)".

Jadi saya mau mengatakan bahwa SINGGASANA ATAU TAHTA seorang raja yang sesungguhnya adalah: "Hati yang merendahMAHKOTA dari seorang raja yang sesungguhnya adalah luka batin dari orang-orang yang hatinya remuk karena diperlakukan dengan tidak adil. Dan ISTANA dari seorang raja yang sesungguhnya adalah Penderitaan Badani dari orang-orang yang termarginalkan oleh kekuasaan para Tiran yang tidak tahu berbela-rasa.

Karena itu, orientasi mengikut Yesus bukanlah KEKUASAAN, tetapi PEMURIDAN. Dan inilah yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus dalam Mat. 25:31-46.

Saudaraku...
Ikutilah terus Sang Raja Agung bukan karena ada niat untuk duduk di atas Singgasana duniawi, bukan pula karena harapan untuk mendapatkan Mahkota duniawi atau pun bukan karena impian untuk menikmati suasana indah dalam Istana duniawi; tetapi anda mengikut Dia untuk membawa setiap orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus dalam suasana sorgawi. Dan ketika anda melakukannya dengan setia, maka apa yang tidak pernah muncul dalam pikiran anda atau pun yang tidak pernah anda minta; semuanya itu akan diberikan kepadamu.

Selamat beraktivitas.
Selamat mempersiapkan diri untuk hari esok untuk menikmati hadiratNya.
Tuhan Yesus memberkatimu.

(Cat.: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love