Laman

Friday, March 24, 2017

Sang Raja Bagi Kaum Gembel

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-20 Masa Pra Paskah
Bacaan : Matius 25:34-40
(Masale, 23 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)

Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga kasih Tuhan terus menyemangati anda dalam segala aktivitas hati ini.

Saudaraku...
Kehadiran Yesus Sang Raja Agung melalui sentuhan kasih yang penuh kelembutan bagi kaum tertindas dan pengajaranNya yang seringkali menelanjangi kehidupan kaum penguasa, kaum berada dan para rohaniawan yang bergelimang harta dan kenikmatan; telah memberi harapan baru bagi kaum termarginalkan untuk mengalami 'SHALOM" yang sesungguhnya. Keberpihakan Yesus Sang Raja Agung terhadap kaum yang tertindas dan yang mengalami penderitaan telah dikumandangkan melalui Khotbah Di Bukit:..."Berbahagialah orang yang miskin...Berbahagialah orang yang berdukacita...Berbahagialah orang yang lapar dan haus...Berbahagialah orang yang dianiaya oleh karena kebenaran...Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya (Mat. 5:3-12)".

Bahkan Yesus Sang Raja Agung sendiri memberikan gambaran bagaimana sulitnya orang kaya dalam dunia ini untuk masuk dalam Kerajaan Sorga dibandingkan dengan seekor unta untuk masuk melalui lobang jarum (Mat. 19:24). Yesus Sang Raja Agung memberikan gambaran betapa sulitnya manusia dunia ini yang sibuk mengejar dan menimbun harta benda; ya...begitu sulitnya mereka untuk menjawab Undangan Jamuan Sorgawi, sehingga karena kesibukan tersebut maka pintu sorga ditutup bagi mereka. Tetapi Gerbang Sorga dibuka bagi kaum miskin, yang cacad, yang buta, yang lumpuh dan semua yang terpinggirkan (Luk. 14:15-24). Kaum termarginalkan yang hidup di lorong-lorong, di sudut-sudut kota, emperan tokoh, bantaran sungai dan bahkan tempat pembuangan sampah; merekalah orang-orang yang tidak punya alasan untuk menolak Undangan Jamuan Sorgawi. Mereka adalah orang-orang yang sangat rindu untuk mengalami perjumpaan pribadi dengan Sang Raja Agung itu. Tanpa dijamu pun, mereka akan berusaha untuk dekat dengan Sang Raja. Sebab bukankan sebuah kebanggaan jika kita dapat berjabatan tangan, apalagi duduk bercengkerama dengan Seorang Yang Sangat Terhormat; dan bukankah dengan itu kita juga turut menjadi orang terhormat sekali pun kita hanyalah GEMBEL.

Saudaraku...
Keberpihakan Yesus Sang Raja Agung terhadap kaum termarginalkan dibuktikanNya melalui pengindentikan diriNya dengan keadaan kepapaan kaum tertindas; sehingga ketika anda melayani kaum termarginalkan itu maka sesungguhnya anda telah melayani Yesus Sang Raja Agung.

Dan ada satu pengalaman atau kisah yang sangat menggelitik, untuk membuka ranah hidup yang sangat privasi, bagaimana sesungguhnya sikap kita terhadap kaum yang termarginalkan itu. Adakah kita tulus menyambut dan melayani mereka dengan turut merasakan penderitaan itu; ataukah kita hanya pura-pura menyambut dan melayani mereka sekedar menutupi kebusukan hati kita di hadapan orang lain, -(padahal dalam lubuk hati terdalam)-, sesungguhnya kita sangat jijik untuk bersentuhan dengan mereka?
Ya...ini adalah sebuah kisah tentang 30 menit Pastor JEREMIAH STEEPEK menjadi GEMBEL di tengah ibadah pentahbisannya.

Pastor Jeremiah Steepek menyamar sebagai seorang GEMBEL ketika hendak ditahbiskan sebagai pelayan yang baru di sebuah Gereja Kota (Metropolitan). Pagi itu ia datang ke Gereja 30 menit lebih awal. Jemaat yang akan mengikuti ibadah diperkirakan + 10.000 orang. Selama 30 menit ia berjalan keliling mencari tempat sambil menyapa umat. Tapi sayang, dari sekian banyak umat yang sudah mulai berdatangan, hanya 3 orang saja yang menyapa "HALO" kepadanya. Ia pun menuju kursi yang paling depan yang sengaja dikosongkan untuk tamu-tamu terhormat, namun seorang Usher mengusirnya dan menyuruh mencari kursi paling belakang. Sambil menuju ke belakang, ia terus menyapa umat, tetapi respons mereka sangat tidak bersahabat; pandangan yang merendahkan bahkan menghakimi.

Ketika tiba saatnya nama Pastor Jeremiah Steepek disebut, maka semua umat berdiri dan bertepuk tangan untuk menyambut yang bersangkutan. Namun umat tak menyangka bahwa ternyata orang yang berpakaian GEMBEL itu adalah Sang Pastor. Suasana pun menjadi hening. Sang Pastor kemudian tampil ke depan dan mengambil microphone. Ia mengutip ayat ini:
"dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang ada di sebelah kananNya: mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan, sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, haus, sebagai orang asing, Engkau telanjang, sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Mat. 25:31-46)".

Sang pastor mulai menceritakan pengalaman yang ia rasakan sebagai seorang GEMBEL sepanjang padi di gereja itu. Isak tangis mulai terdengar, banyak jemaat meneteskan airmata dan tidak sedikit yang tertunduk malu. Ia mengakhiri sambutannya dengan berkata:
"Pagi ini, saya melihat begitu banyak orang berkumpul dalam gereja, tetapi hanya sedikit yang benar-benar murid Yesus. Jadilah seorang murid, bukan sekedar menjadi seorang pengikut. Dan ingatlah akan hal ini: sehina apapun keadaan saudaramu, sambutlah dia dan layanilah; sebab dengan itu, anda menyambut dan melayani Yesus Sang Raja Agung itu".

Sudahkan anda menjadi seorang murid?.
Atau masih perlukan Yesus Sang Raja Agung menjadi GEMBEL untuk membongkar kemunafikan dan kesombongan anda?.

Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkati.

(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love