
Hari Ke-18 Masa Pra Paskah
Bacaan : Markus 14:57-64
(Samarinda, 21 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)
Selamat pagi, dan Shalom bagimu.
Saudaraku...
Ada satu hal yang terus menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang dan hal itu juga selalu mengusik hati saya:
"Mengapa Orang-orang Jujur atau Orang-orang Yang Hidup Dalam Kebenaran sangat sulit mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat, terlebih jika hal itu berkaitan dengan kepentingan akan kekuasaan?".
Tentu saya tidak bermaksud untuk menyinggung segelitir orang yang dengan terang-terangan menolak orang-orang yang hidup jujur dan benar hanya karena alasan "Beda Agama", apalagi dengan tuduhan "Penista Agama". Saya hanya mengantar anda untuk menelisik perikop bacaan hari ini dan sekaligus mengantar anda untuk mencari jawabannya dengan menelusuri alasan mengapa Yesus Sang Raja Agung harus menerima fakta SALIB itu.
Saudaraku...
Mempertahankan GENGSI adalah hal yang tidak dapat dipungkiri di kalangan kelompok Farisi, Saduki dan Ahli-ahli Taurat dalam perdebatannya dengan Yesus Sang Raja Agung. Karena mereka tidak menemukan satu pun alasan yang tepat untuk memojokkan dan mempersalahkan Yesus Sang Raja Agung, sehingga mereka menghasut rakyat dengan isu "Pelanggaran Aqidah". Sangat jelas bahwa para Pemimpin Agama Yahudi dari kelompok yang disebutkan tadi menyadari bahwa kewibawaan mereka sedang dipertaruhkan di hadapan umat dan di hadapan pemerintah (Pontius Pilatus), sehingga mereka berusaha menyingkirkan Yesus Sang Raja Agung dengan tuduhan-tuduhan palsu. Yesus harus dihukum mati, -(sebab jika tidak)-, kewibawaan mereka akan tergerus sehingga mereka akan kehilangan jabatan dan kehilangan mata pencaharian.
Saudaraku...
Apa yang dipertontonkan oleh Pemimpin-pemimpin Agama Yahudi, sebenarnya juga adalah cerminan hidup kita. Kita pun memiliki natur yang sama, yakni GENGSI yang sangat berpotensi untuk menghancurkan hidup orang lain. Ketika anda melihat atau pun merasa bahwa si A menjadi ancaman buat kedudukan, jabatan, pangkat atau pun bisnis anda, -(padahal si A sedikit pun dalam hatinya tidak mempunyai maksud untuk menjadi saingan anda)-, maka inilah peluang bagi anda untuk mencari alasan yang tepat dalam rangka menyingkirkannya. Yang jelas bahwa setiap orang, -(siapa pun dia)-, tentunya tidak ingin direndahkan. Karena kecenderungan yang sudah menjadi natur kita, yakni GENGSI, membuat kita bersikap PROTEKTIF (Melindungi Diri), dan jika hal ini sangat berlebihan, tentu akan membentuk karakter diri yang POSESIF (Memiliki sifat Pencemburu). Seorang Pencemburu akan selalu Negatitive Thinking terhadap sesamanya, sehingga apapun kebaikan orang akan selalu dianggap SALAH.
Karena itu...
Berhati-hatilah dengan mempertahankan GENGSI tanpa dasar, sebab hal itu sangat berpotensi untuk membuat hidup orang lain dihancurkan. Cukuplah Yesus Sang Raja Agung menjadi korban dari GENGSI. Ia menyerahkan diri seutuhnya hanya demi sebuah GENGSI, sehingga dengan kerelaanNya, semua kebusukan itu terbongkar.
Tentu anda tidak ingin dipermalukan, bukan?.
Jika demikian, jangan korbankan orang lain demi GENGSI-mu.
Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).
No comments:
Post a Comment