Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-9 Masa Pra-Paskah
Bacaan: Markus 11:1-7
(Masale, 10 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)
Selamat pagi dan Shalom.
Saya berharap hari ini saudara tetap mendapat kesempatan untuk mengecap kebaikan Tuhan; dengan karunia kekuatan dan kesehatan yang bersahabat, mendapat hikmat untuk mengelolah dan menjalani hidup dengan takut akan Tuhan.
Saudaraku...
Kebesaran, Martabat atau Status Sosial yang tinggi di mata sesama adalah harapan dan kerinduan banyak orang. Dan tidak sedikit orang yang siap mengorbankan miliknya hanya untuk mendapatkan pengakuan atau legalitas dari orang lain. Inilah konsekwensi dari hal tersebut: "Penampilan atau Gaya atau STYLE-nya harus lebih waow...daripada orang lain. Seleranya harus berkelas EXECUTIVE bukan kelas pinggiran atau kelas emperan. Fasilitas yang dipergunakan harus berkelas MALL dan ORIGINIL, bukan kelas pasar loakan atau kelas pasar malam dalam lorong dengan KW1,KW2,KW3 dan seterusnya; dalam arti, Tampilan OK OCE alias Kinclong tapi mutunya, sekali pake langsung dibuang. Yang penting mirip dengan ORI dan sulit untuk dibedakan. Demikian juga jkendaraan yang ditumpangi haruslah ber-STANDART INTERNASIONAL sekelas Rolls Royce Phantom atau Ghost atau Wraith atau semacamnya, bahkan bekasnya pun masih dapat dibanderol dengan harga Puluhan bahkan Ratusan Milyar, bukan kelas sepeda atau motor atau bukan pula mobil sejuta umat, -(murah, irit dan dapat muat semua anggota keluarga)".
Saudaraku...
Yerusalem adalah Kota Suci (The Holy City anda The Holyland). Bait Allah berdiri megah dan semua orang merindukan untuk ada di pelatarannya. Tetapi Yerusalem bukan hanya berbicara tentang Simbol-simbol Spiritual, melainkan juga berbicara tentang Simbol-simbol Kekuasaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang. Karena itu istana Daud didirikan di sini dan tembok sekelilingnya menyatu dengan tembok Bait Allah.
Itulah sebabnya, ketika Yesus sudah dekat ke Yerusalem, semua orang sudah berkesimpulan bahwa Yesus akan memaklumkan diriNya sebagai RAJA untuk kembali mendirikan "Kebesaran dan Keagungan Kerajaan dan Tahta Daud".
Benar bahwa Yesus masuk ke kota ini diiringi gegap gempita sorak kemenangan sebagaimana pengiringan dan penyambutan Daud dan Saul ketika kembali dari medan peperangan. Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, ada sorak sukacita menyambut kedatanganNya laksana seorang Raja Besar: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah kerajaan yang datang, kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi (Mark. 11:9-10)".
Tapi lihat...Yesus masuk ke Yerusalem tidak berkelas.
Tampilannya seperti orang udik...orang pinggiran dengan mengendarai seekor keledai.
Keledai tidak sekuat Kuda, harganya pun jauh beda dengan Kuda.
Namun Keledai yang diambil dari lorong/pinggiran, -(itu pun status PINJAMAN)-, tetapi itulah yang dipilih Yesus. Ya...Keledai Muda yang baru belajar bagaimana ia harus berdiri dan berjalan sambil membawa beban.
Anda bisa bayangkan?
Ia belum pernah ditunggangi. Ia pasti tertatih-tatih atau terseok-seok dengan lututnya yang gemetaran menanggung beban tubuh Yesus. Ia harus berjalan sangat lamban diantara himpitan manusia yang berjubel dan saling dorong-dorongan untuk menyaksikan Raja itu.
Tak ada Karpet Merah (RED CARPET) yang dihamparkan sebagaimana layaknya penyambutan Sang Raja, tetapi yang ada hanyalah pakaian-pakaian "BEKAS PAKAI" yang dihamparkan untuk menjadi permadani memasuki Yerusalem Mulia.
Sangat kontras, bukan?.
Tapi inilah maknanya.
Keledai itu adalah anda dan saya. Belum tahu atau belum mengerti apa-apa. Kita adalah Keledai yang tertambat di lorong sempit pinggiran kampung, bukan mobil Rolls Royce yang melintas di Highway tengah kota dan terparkir di depan gedung pencakar langit. Kita adalah Keledai Murahan dan bahkan Keledai Kreditan, yang tidak bernilai di mata mereka yang hidupnya berkelimpahan; status kita hanyalah "Pinjam Pakai" setelah itu terlupakan. Tetapi Keledai itulah yang dihargai tinggi oleh Sang Raja Agung.
Itu berarti bahwa, sehina dan seburuk apa pun penilaian orang tentang diri anda bahkan anda sama sekali tidak diperhitungkan; tapi di mata Tuhan, anda mendapat nilai EXCELLENT. Seburuk bahkan selemah apapun anda, Yesus Sang Raja Agung sungguh percaya bahwa anda kuat untuk menjadi tungganganNya; sehingga Yesus Sang Raja Agung itu masih tetap menjatuhkan pilihanNya untuk memakai hidup anda bagi kemuliaanNya.
Karena itu...
Jangan hakimi diri anda karena anda merasa tidak dapat melakukan atau pun menikmati kehidupan sama seperti mereka yang berkelimpahan.
Lihat, di lorong yang sempit sekali pun di mana keledai itu tertambat, Yesus melihat itu dan justru itu yang dipilihNya. Yang bodoh bagi dunia, itu yang Tuhan pakai untuk kemuliaanNya.
Sekarang camkan hal ini:
"Yesus Sang Raja Agung memilih anda. Syukurilah itu".
Selamat beraktivitas.
Tuhan memberkati.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).
Hari Ke-9 Masa Pra-Paskah
Bacaan: Markus 11:1-7
(Masale, 10 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)
Selamat pagi dan Shalom.
Saya berharap hari ini saudara tetap mendapat kesempatan untuk mengecap kebaikan Tuhan; dengan karunia kekuatan dan kesehatan yang bersahabat, mendapat hikmat untuk mengelolah dan menjalani hidup dengan takut akan Tuhan.
Saudaraku...
Kebesaran, Martabat atau Status Sosial yang tinggi di mata sesama adalah harapan dan kerinduan banyak orang. Dan tidak sedikit orang yang siap mengorbankan miliknya hanya untuk mendapatkan pengakuan atau legalitas dari orang lain. Inilah konsekwensi dari hal tersebut: "Penampilan atau Gaya atau STYLE-nya harus lebih waow...daripada orang lain. Seleranya harus berkelas EXECUTIVE bukan kelas pinggiran atau kelas emperan. Fasilitas yang dipergunakan harus berkelas MALL dan ORIGINIL, bukan kelas pasar loakan atau kelas pasar malam dalam lorong dengan KW1,KW2,KW3 dan seterusnya; dalam arti, Tampilan OK OCE alias Kinclong tapi mutunya, sekali pake langsung dibuang. Yang penting mirip dengan ORI dan sulit untuk dibedakan. Demikian juga jkendaraan yang ditumpangi haruslah ber-STANDART INTERNASIONAL sekelas Rolls Royce Phantom atau Ghost atau Wraith atau semacamnya, bahkan bekasnya pun masih dapat dibanderol dengan harga Puluhan bahkan Ratusan Milyar, bukan kelas sepeda atau motor atau bukan pula mobil sejuta umat, -(murah, irit dan dapat muat semua anggota keluarga)".
Saudaraku...
Yerusalem adalah Kota Suci (The Holy City anda The Holyland). Bait Allah berdiri megah dan semua orang merindukan untuk ada di pelatarannya. Tetapi Yerusalem bukan hanya berbicara tentang Simbol-simbol Spiritual, melainkan juga berbicara tentang Simbol-simbol Kekuasaan. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang. Karena itu istana Daud didirikan di sini dan tembok sekelilingnya menyatu dengan tembok Bait Allah.
Itulah sebabnya, ketika Yesus sudah dekat ke Yerusalem, semua orang sudah berkesimpulan bahwa Yesus akan memaklumkan diriNya sebagai RAJA untuk kembali mendirikan "Kebesaran dan Keagungan Kerajaan dan Tahta Daud".
Benar bahwa Yesus masuk ke kota ini diiringi gegap gempita sorak kemenangan sebagaimana pengiringan dan penyambutan Daud dan Saul ketika kembali dari medan peperangan. Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, ada sorak sukacita menyambut kedatanganNya laksana seorang Raja Besar: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah kerajaan yang datang, kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi (Mark. 11:9-10)".
Tapi lihat...Yesus masuk ke Yerusalem tidak berkelas.
Tampilannya seperti orang udik...orang pinggiran dengan mengendarai seekor keledai.
Keledai tidak sekuat Kuda, harganya pun jauh beda dengan Kuda.
Namun Keledai yang diambil dari lorong/pinggiran, -(itu pun status PINJAMAN)-, tetapi itulah yang dipilih Yesus. Ya...Keledai Muda yang baru belajar bagaimana ia harus berdiri dan berjalan sambil membawa beban.
Anda bisa bayangkan?
Ia belum pernah ditunggangi. Ia pasti tertatih-tatih atau terseok-seok dengan lututnya yang gemetaran menanggung beban tubuh Yesus. Ia harus berjalan sangat lamban diantara himpitan manusia yang berjubel dan saling dorong-dorongan untuk menyaksikan Raja itu.
Tak ada Karpet Merah (RED CARPET) yang dihamparkan sebagaimana layaknya penyambutan Sang Raja, tetapi yang ada hanyalah pakaian-pakaian "BEKAS PAKAI" yang dihamparkan untuk menjadi permadani memasuki Yerusalem Mulia.
Sangat kontras, bukan?.
Tapi inilah maknanya.
Keledai itu adalah anda dan saya. Belum tahu atau belum mengerti apa-apa. Kita adalah Keledai yang tertambat di lorong sempit pinggiran kampung, bukan mobil Rolls Royce yang melintas di Highway tengah kota dan terparkir di depan gedung pencakar langit. Kita adalah Keledai Murahan dan bahkan Keledai Kreditan, yang tidak bernilai di mata mereka yang hidupnya berkelimpahan; status kita hanyalah "Pinjam Pakai" setelah itu terlupakan. Tetapi Keledai itulah yang dihargai tinggi oleh Sang Raja Agung.
Itu berarti bahwa, sehina dan seburuk apa pun penilaian orang tentang diri anda bahkan anda sama sekali tidak diperhitungkan; tapi di mata Tuhan, anda mendapat nilai EXCELLENT. Seburuk bahkan selemah apapun anda, Yesus Sang Raja Agung sungguh percaya bahwa anda kuat untuk menjadi tungganganNya; sehingga Yesus Sang Raja Agung itu masih tetap menjatuhkan pilihanNya untuk memakai hidup anda bagi kemuliaanNya.
Karena itu...
Jangan hakimi diri anda karena anda merasa tidak dapat melakukan atau pun menikmati kehidupan sama seperti mereka yang berkelimpahan.
Lihat, di lorong yang sempit sekali pun di mana keledai itu tertambat, Yesus melihat itu dan justru itu yang dipilihNya. Yang bodoh bagi dunia, itu yang Tuhan pakai untuk kemuliaanNya.
Sekarang camkan hal ini:
"Yesus Sang Raja Agung memilih anda. Syukurilah itu".
Selamat beraktivitas.
Tuhan memberkati.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).
No comments:
Post a Comment