Laman

Thursday, March 30, 2017

Sang Raja dan Kuasa Penyelamatan

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-26 Masa Pra Paskah
Bacaan : Yohanes 19:11-12
(Masale, 30 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)


Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Kasih karunia dan damai sejahtera yang dari Allah di dalam Yesus Sang Raja Agung, menyertai hidupmu sepanjang hari ini.

Saudaraku...
Memulai refleksi hari ini, saya teringat sebuah ilustrasi tentang "Seorang Yang Beriman dan Seorang Atheis". Kisahnya demikian:

Suatu hari di sorga, menghadap seorang Atheis dan seorang yang mengaku beriman serta "sangat fanatik".

Yang Seorang (si Atheis) semasa hidupnya sangat bermasa bodoh dengan kehidupan spiritual bahkan sama sekali tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Baru pada saat ajal sudah mulai menjemput, barulah ia tersadar bahwa ternyata Tuhan itu ada lalu ia bertobat.

Sedang yang seorang (yang mengaku beriman), kehidupannya sangat agamais, selalu menyebut nama Tuhan dan sangat tabuh berhubungan atau bersentuhan dengan hal-hal yang najis.

Ternyata Tuhan memutuskan untuk memasukkan si Atheis ke dalam sorga, sedang orang yang mengaku beriman malah dimasukkan ke dalam neraka.

Melihat kenyataan tersebut, yang merasa beriman ini protes keras kepada Tuhan. Ia menggerakkan orang-orang yang mengaku beriman namun dijebloskan ke dalam neraka untuk mendemo Tuhan.

Tetapi Tuhan menjawab:
Sesungguhnya kamu ini sangat sombong dengan kehidupan agamamu. Emangnya Aku bisa kau tipu dengan kehidupan agamamu itu? Terus-terang kamu ini bisanya sok-sokkan atau suka pamer kehidupan agamamu. Bersorban dan berjubah putih seolah-olah tanpa dosa, tekun menjalankan syariat agama dan berusaha menorehkan tanda hitam di dahi seolah-oleh jadi petunjuk bahwa kamu itu alim dan taat beribadah. Kamu juga memaklumkan untuk membela Aku dengan membentuk organisasi Laskar Allah atau Pasukan Berani Mati Untuk Tuhan!.

Aku mau kasih tahu kamu bahwa Aku tidak perlu dibela. Aku bisa membela diriKu sendiri dan tak butuh demo-demomu yang katanya untuk menegakkan kitabKu agar tidak dinistakan. Kamu ini harus tahu bahwa Aku ini Akbar atau Mahakuasa sehingga Aku sanggup dan bisa membela diriKu sendiri dan apa pun yang keluar dari hati dan mulutKu, pastilah akan terlaksana.

Hai kamu yang mengklaim diri agamais; kamu memang bisanya cuma ngerepotin melulu. Sakit bukannya minum obat, malah nyuruh Aku yang sembuhin. Kamu yang banyak utang, malah suruh Aku yang lunasin. Aku disuruh jadi satpam untuk jaga rumah kamu, sedang kamu enak-enakan berfoya-foya. Baru ngasih 10 ribu saja, Aku diminta balikin rezeki ke kamu 100 juta dan malah minta sebanyak-banyaknya. Kamu yang enak-enakan bikin anak, eeh...malah Aku yang disuruh pelihara dan lindungi anak kamu dari ancaman penyakit dan orang-orang jahat. Kemarin kamu mati gara-gara sudah tahu hipertensi, eeh...malah makan sate kambing dan makan duren. Sekarang kamu mati, semuanya keluargamu bilang Aku yang memanggil kamu.

Sekarang kamu ke sini demo, maumu itu apa?.
Dulu kamu jadikan Aku seperti ban reserep. Kamu cuma mau masuk rumahKu jika bermasalah, bukan? Sungguh enak-enak kamu mau memerintah dan mengatur Aku.

Kamu lihat tuh...si Atheis!.
Dia tidak pernah ngerepotin Aku. Tiap hari melakukan kebaikan sekalipun ia tidak mengerti dan tahu tentang siapa Aku. Tetapi sekarang dia mau percaya Aku. Hatinya tulus tanpa pamrih, semua perbuatan baiknya tidak berharap balasan. Dia juga tidak pernah meminta-minta apapunkepadaKu. Jadi lebih baik Aku pilih dia dari pada kamu yang mengakunya beriman namun tidak mengerti apa maunya Aku dan tidak bisa melaksanakan perintah-perintahKu untuk berbagi cinta-kasih; malah kamu menebar kebencian dengan mengatasnamakan Aku! Emangnya Aku ini jahat sehingga seenaknya bunuh orang?.

Percumalah kamu ngakunya jadi pengikutKu, tapi tidak pernah jadi orang baik; semua perbuatanmu minta pamrih! Kamu tidak pantas disebut orang beriman! Jadi sorry...tempat kamu bukan di sorga, tetapi di dalam neraka jahanam.

Saudaraku...
Terkadang kita merasa diri punya otoritas atau kuasa untuk menentukan baik-buruknya sesuatu dari sudut pandang kita, sehingga setiap ide yang tidak sejalan, lalu kita anggap itu sebagai KESESATAN.

Kita sering merasa bangga dengan pengorbanan harta benda untuk membangun rumah-rumah ibadah bahkan kesiapan untuk menjadi syuhada (martyr = mati demi membela agama) dan menjadikan hal itu sebagai tolok ukur untuk masuk sorga.

Kita terkadang merasa punya garansi ketika menampar muka seseorang bahkan mencebloskan orang tersebut ke dalam penjara dengan alsan bahwa yang bersangkutan telah menistakan nama Tuhan atau kitab Tuhan.

Kita terkadang merasa punya hak untuk menuntut Tuhan ketika kita sudah berbuat ini dan itu dalam pelayanan Gereja. Ya...seolah-olah kita merasa punya kuasa untuk mengatur Tuhan menurut yang kita mau dengan dasar bahwa kita KRISTEN, padahal kekristenan tidak punya daya untuk memberikan keselamatan. Kekristenan hanyalah petunjuk arah untuk berjumpa dengan Sang Empunya Keselamatan dan kesiapan diri untuk dijadikan hamba dalam tugas memperjumpakan keselamatan itu kepada orang lain melalui tindakan kasih tanpa berharap pamrih.

Saya menyadari kini, mengapa Yesus Sang Raja Agung sampai berkata demikian: "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan...Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga. Pada waktu itulah Aku akan berterus terangn kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan (Mat. 7:22-23)".

Kuasa penyelamatan hanya mungkin menjadi realita hidup ketika kita menjadi Hamba keselamatan itu sendiri, bukan tuan atas keselamatan. Menjadi Hamba untuk tugas penyelamatan menunjuk pada sikap dan karakter hidup yang penuh dengan "Kerendahan Hati" dan "Kelemah-lembutan"; sebab orang yang rendah hati itu suci hatinya, -(tidak dikotori oleh nafsu kekuasaan)-, dan hanya mereka yang suci hatinya yang dapat melihat Allah (Mat. 5:8). Dan orang yang "Lemah Lembut" adalah orang yang selalu memperlakukan sesamanya sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri, sehingga hanya orang yang lemah lembutlah yang akan menguasai bumi (Mat. 5:5).

Karena itu, jadilah hamba keselamatan dan jangan pernah merasa diri menjadi tuan atas keselamatan.

Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkati.

(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke dalam WA Jemaat Masale)

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love