Laman

Wednesday, March 15, 2017

Sang Raja Dan Pohon Ara

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-12 Masa Pra-Paskah
Bacaan : Matius 21:18-22
(Masale, 14 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)

Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hati anda penuh rasa syukur atas nikmat kehidupan yang masih diperkenankanNya.

Saudaraku...
Bisa jadi, -(menurut penilaian anda)-, bahwa ada sesuatu yang aneh dari peristiwa Pohon Ara yang dikutuki Yesus Sang Raja Agung.

Anda mungkin bertanya-tanya dalam hati:

Mengapa persoalan lapar yang mendera Yesus Sang Raja membuat Pohon Ara menjadi sasaran pelampiasan amarah?.

Ada apa dengan Pohon Ara sehingga ia harus menerima kutuk itu?
.

Sesungguhnya apa yang salah pada Pohon Ara sehingga tidak ada pilihan lain yang dapat melepaskannya dari kutukan Sang Raja?.

Jika Pohon Ara itu tidak dapat memberi buah, tentu ia masih mempunyai fungsi yang lain yang dapat memberi manfaat; ia dapat menjadi tempat bernauang bagi Yesus Sang Raja di kala terik matahari mendera tubuh, bukan?.

Saudaraku...
Untuk mengetahui mengapa Yesus Sang Raja Agung itu melampiaskan  kemarahanNya; maka tahan dahulu emosi anda untuk membela si Pohon Ara itu. Tentu ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Pohon Arah dan bagaimana manfaat buahnya.

Literatur sejarah mencatat bahwa Pohon Ara sudah ada sejak 4000 tahun sebelum Kristus lahir. Pohon Ara banyak tumbuh serta dibudidayakan di negara-negara Timur Tengah, khususnya daerah-daerah sekitar Meditarania. Pohon Ara sangat spesial di kalangan kaum berada dan para bangsawan Timur Tengah karena buahnya. Buah Ara, -(atau lebih dikenal dengan nama Buah Tin)-, memiliki rasa dan aroma mirip buah jambu biji; teksturnya empuk, sedikit mengandung air, bijinya banyak namun enak dimakan.

Sejak zaman dahulu, bangsa-bangsa Timur Tengah telah mengenal manfaat Buah Ara atau Buah Tin dengan kandungan Nutrisi yang baik untuk tubuh. Setiap 100 gram Buah Ara mengandung 250 kalori, terutama Karbohidrat, Kalsium dan Serat. Buah Ara juga mengandung Vitamin B Kompleks, Vitamin C, Vitamin K, Zat Besi, Magnesium, Kalium, Fosfor dan berbagai Anti Oksidan. Karena itu, Buah Ara atau Buah Tin sangat bermanfaat bagi tubuh, khususnya mencegah Kanker, menurunkan Kadar Kolesterol dalam tubuh, Nutrisi Kulit dan mencegah Penyakit Diabetes.

Saudaraku...
Melihat fakta ini, maka sesungguhnya bukan persoalan PERUT LAPAR saja yang menjadi biang kerok kemarahan sehingga keluar KUTUK dari mulut Yesus Sang Raja Agung, tetapi karena keberadaannya yang sama sekali tidak memberi dampak bagi lingkungan di mana dia ada. Pohon itu hanya menyerap semua unsur hara yang terkandung dalam tanah sehingga ia tumbuh subur dengan batangnya yang kekar dan daunnya yang rindang; namun ternyata tidak memberi atau menghasilkan buah. Pohon Ara sangat diharapkan menghasilkan buah sebagai asupan makanan bagi manusia dan bagi binatang hutan; ternyata nama saja yang besar atau mentereng, sedangkan actionnya (buahnya) tidak ada.

Ini adalah gambaran yang nyata dari kebanyakan orang; suka untuk diberi tetapi terlalu sulit untuk berbagi. Suka untuk diperhatikan, tetapi terlalu sukar untuk memberi perhatian. Hanya mau menuntut dikasihi, tetapi terlalu sungkan untuk mengasihi tanpa pamrih.

Saudaraku...
Setiap kita sesungguhnya telah menikmati begitu banyak kasih dan kemurahan Tuhan; dan Tuhan hanya berharap buahnya dan buah itu adalah KERELAAN UNTUK BERBAGI. Sungguh inilah fakta yang tidak dapat disangkal bahwa kita merasa bangga dengan segala hal yang melekat pada diri kita; baik itu nama besar keluarga (keturunan ningrat), kekayaan, kedudukan atau jabatan, kekuatan dan kekuasaan, gelar, dan berbagai kebanggaan diri lainnya; namun semua itu tidak mengandung arti di mata Yesus Sang Raja jika kita tidak bisa hidup dalam Praktek Berbagi Kasih untuk menolong orang-orang yang hidup dalam kekurang-beruntungan (LAPAR). Dan untuk hal ini, saya teringat akan warning Tuhan sebelum anak-anak Israel memasuki Tanah Kanaan: "Apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembuh sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, janganlah engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan Tuhan Allahmu...jangan engkau katakan dalam hatimu; kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini (Ulangan 8:12-14, 17)".

Saudaraku...
Mengapa setiap kita merasa sulit untuk memberi buah bagi orang lain?
Jawabannya adalah "Kekuatiran".
KUATIR adalah natur kita. Kita merasa kuatir tentang hari esok; tentang apa yang akan kita makan, tentang apa yang akan kita minum, tentang masa depan keluarga dan masa depan anak-anak, kita kuatir tentang banyak hal yang kita perlukab untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak kita inginkan. Hal-hal seperti itu adalah MANUSIAWI. Tetapi jangan karena persoalan kekuatiran menghalangi kita untuk berbagi kasih dengan orang lain. Iman kepada Yesus Sang Raja Agung itu, harus menjadi senjata dalam menghadapi ketakutan atau kekuatiran akan hari esok. Untuk itulah Yesus Sang Raja Agung berkata: "apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Mat. 21:22)".

Karena itu, jika anda tidak ingin ditolak bahkan tidak ingin mendapat laknat, maka hasilkanlah BUAH KEBAJIKAN. Sabda Yesus Sang Raja: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu (Yoh. 15:16)".

Selamat beraktivitas.
Selamat untuk terus berbuah.
Selamat menjadi Buah Ara yang memberi manfaat kehidupan.
Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love