Laman

Wednesday, March 22, 2017

Sang Raja Yang Dikhianati

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-17 Masa Pra Paskah
Bacaan : Yohanes 18:2-3
(Samarinda, 20 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)


Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Awalilah hari ini dengan doa dan tersenyumlah menyambut sang surya.
Semoga kasih Tuhan tetap menyertai hidup anda untuk meraih yang terbaik.

Saudaraku...
Saya dapat memahami bahwa dikhianati oleh seorang sahabat adalah sesuatu yang paling menyakitkan hati, dan hal itu pun sudah saya alami. Dan wajar jika sang pemazmur menyatakan hal ini:
"Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. Tetapi engkau yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku: kami yang bersama-sama bergaul dengan baik dan masuk Rumah Allah di tengah-tengah keramaian (Mzm. 55:13-15)".

Bila memperhatikan liku-liku perjalanan hidup Daud, yang melakukan pengkhianatan dan berbuat jahat terhadapnya; bukan orang jauh atau lawan-lawan dari bangsa lain. Tetapi musuh yang sesungguhnya, -(dan hal itu sangat menyakitkan)-, adalah orang-orang terdekat yang makan sehidangan dengan dia dan yang duduk bersama dalam penyembahan kepada Tuhan.

Bukankah hal ini sering terjadi dalam kehidupan kita?
.

Bukankah pengkhianatan, gosip, fitnahan, iri hati, umpatan dan caci maki, datangnya bukan dari musuh, melainkan dari orang-orang yang kita anggap sebagai teman, sahabat dan orang yang kita kasihi?.

Saudaraku...
Ini adalah fakta dan mungkin anda pernah mengalaminya: Rekan kerja di kantor, teman satu sekolah, teman sepermainan waktu kecil hingga remaja, suami atau isteri yang anda kasihi, bahkan saudara seiman satu gereja di mana kita bersekutu bersama-sama; ternyata, -(di luar dugaan)-, malah merekalah yang MENYAKITI & MENGKHIANATI kita lebih dari pada perlakuan seorang musuh. Para pelayan Tuhan yang tampaknya dari luar begitu kompak dalam pelayanan, ternyata satu sama lain saling menjatuhkan. Sahabat itu..."mengacungkan tangannya kepada mereka yang hidup damai dengan dia, janjinya dilanggarnya; mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi ia berniat menyerang; perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus (Mzm. 55:21-22)".

Jangankan Daud, Yesus Sang Raja Agung pun mengalami hal yang sangat menyakitkan. Ia dikhianati oleh salah satu dari muridNya sendiri, yaitu Yudas Iskariot; yang setiap hari makan semeja dengan Dia. Ketika Yesus Sang Raja Agung ditangkap musuh-musuhNya, murid-muridNya justru meninggalkan mereka sendirian. Inilah yang dicatat oleh penulis Injil Matius: "Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri (Mat. 26:56b)".
Betapa pedih dan sakitnya dikhianati orang-orang terdekat.

Saudaraku...
Jangan anda menyangka bahwa saudara dan saya tidak pernah atau tidak akan pernah melakukan tindakan bodoh sama seperti murid-murid Yesus Sang Raja Agung. Ingat bahwa, selalu ada kecenderungan di mana anda dan saya akan melakukan hal yang sama. Ya...ketika anda terdesak oleh kebutuuhan anda, peluang karier anda terjepit di antara mereka yang tak seiman, kesempatan atau bujukan yang menggiurkan untuk melakukan penyelewengan kekuasaan, dan masih banyak hal lain yang membuat anda kecewa; sesungguhnya di situlah potensi untuk mengkhianati Yesus Sang Raja Agung kita akan pertontonkan.

Karena itu, berusahalah untuk melawan godaan pengkhianatan dengan tekun berdoa dan membaca Alkitab.

Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love