Laman

Thursday, March 2, 2017

Yesus: Sang Raja Yang Dihinakan

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-2 Masa Pra-Paskah
Yohanes 18 : 36 - 37
(Masale, 2 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima)
.

Selamat pagi dan semoga Shalom yang dari Allah tetap meneguhkan dan menguatkan anda hari ini.

Daniel Fanous dalam bukunya "The Person of the Christ", menulis demikian:
"Bangsa Israel membayangkan Mesias adalah Raja duniawi yang sangat hebat di mana dia akan mengembalikan kejayaan Israel; ia akan membawa mereka ke zaman damai, merdeka dan makmur tak berkesudahan. Dan ketika mereka terkesan melihat kuasa dan otoritas yang ada pada Yesus, maka tidak heran jika mereka berusaha dengan paksa untuk menjadikan Yesus sebagai raja".

Saudaraku...
Memang keempat kitab Injil mencatat tentang kisah Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang, namun hanya kitab Injil Yohanes yang memberi catatan akhir dari peristiwa tersebut:
"Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakanNya, mereka berkata: Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia. Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia Raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri (Yoh. 6:14-15)".

Nubuatan nabi Yesaya tentang Ebed Yahweh dalam Yesaya psl. 49 - psl. 55, memang mengungkapkan tentang Sang Hamba yang telah ditetapkan untuk menjadi PENYELAMAT (bhs. Ibr: MESIAH) akan memerintah sebagai raja untuk selamanya, tetapi bukan raja seperti yang dipikirkan manusia dan bukan juga raja hasil rekayasa manusia. Hal inilah yang tergambar dari tindakan Yesus; Ia menyingkir ke gunung, seorang diri. Ini adalah sebuah tindakan awal bahwa tahta Yesus sebagai Raja yang harus ditinggikan, dipuji dan dimuliakan bukanlah sebuah singgasana di istana mewah, melainkan KAYU SALIB di bukit terkutuk (Tengkorak; bhs. Ibr: Golguta) dan Dia harus menanggungnya seorang diri; dan juga mahkota kebesaranNya sebagai raja bukan terbuat dari emas, tetapi dari lilitan duri-duri tajam yang pastilah ditolak oleh siapapun juga.

Saudaraku...
Konsep tentang raja sebagaimana pemikiran banyak orang, ternyata juga terpola dalam pikiran para murid Yesus sendiri, konsep tentang Mesias yang akan menegakkan kembali tahta Daud untuk mengusir kaum penindas yang membuat bangsa Israel menderita. Pemikiran seperti ini sangat kental bahkan mendarah-daging, sehingga tidaklah heran jika para murid bertengkar karena memperebutkan siapa yang pantas duduk di sebelah kanan dan kiri ketika Yesus dimaklumkan sebagai RAJA. Dan Petrus sendiri sangat tidak setuju ketika Yesis mengatakan bahwa Mesias itu harus menderita: "...Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu. Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau (Mat. 16:22)".

Untuk hal inilah, Tuhan Yesus memberi jawaban atas pertanyaan Pontius Pilatus, yang mempertanyakan: "Engkau inikah raja orang Yahudi (Yoh. 18:33)". Lalu Yesus berkata: "KerajaanKu bukan dari dunia ini...kerajaanKu bukan dari sini".

Saudaraku...
Saya hendak mengatakan hal ini kepada anda: Konteks Yesus adalah SORGA dan kehadiranNya di dunia bukan untuk membangung SORGA-DUNIA, melainkan DUNIA-SORGA. Yang saya maksudkan ialah nafsu dunia yang cenderung pada kegilaan kuasa, harta dan kesenangan tidak boleh dilegitimasi atas nama Tuhan, melainkan semua bentuk kegilaan itu harus dimatikan dan dikuburkan, sehingga otoritas Tuhanlah yang harus ditegakkan.

Anda sendiri menyaksikan bagaimana orang-orang, yang karena kepentingan duniawi, lalu mereka melegalkan tindakan kekerasan, penghancuran, perampasan, pemerkosaan bahkan membunuh dengan mengatasnamakan Tuhan. Bukankah mereka-mereka itu menganggap dirinya kaum agamis yang tekun melaksanakan ritual dan siap mati demi syariah; tetapi bagi saya, tindakan mereka lebih daripada tindakan Iblis.

Apa yang mereka inginkah?.

Yang mereka inginkan adalah SORGA-DUNIA.

Kehadiran Yesus di dunia ini adalah dengan maksud agar dunia ini dapat mengalami suasana sorgawi, yakni: "hidup dalam kebenaran". Dan misi inilah yang tidak dapat diterima oleh dunia karena bertolak-belakang dengan keinginan atau nafsu duniawi. Karena itu, konsekwensi yang harus ditanggung oleh Yesus ialah : DIHINAKAN. Tapi itulah jalan yang Tuhan pilih untuk mempertontonkan kebesaran dan keagunganNya. Yesus, Sang Raja, rela dihinakan agar kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan nafsu duniawi serta kita diselamatkan dari maut. Karena itu, berbanggalah dengan iman anda, karena harga dari iman anda itu sangat mahal, yakni DERITA & KEMATIAN SANG RAJA.

Selamat menjalani rutinitas anda dan tetaplah percaya. Yesus, Sang Raja yang dihinakan itu akan tetap menyertai, meneguhkan dan memberkati kehidupan anda.

(Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love