Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-37 Masa Pra Paskah
(7 Ucapan Sang Raja Agung Dari Salib).
Bacaan : Matius 27:46
(Masale, 12 April 2017 - Pdt. Joni Delima)
Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Sebelum anda beraktivitas, mari berkontemplasi sejenak untuk menyelami beratnya derita yang ditanggung oleh Yesus Sang Raja Agung akibat dosa manusia.
Saudaraku...
Untuk kesekian kalinya saya mengajak anda untuk hening sejenak. Pejamkab mata, kosongkan batin dan berusahalah untuk merasakan perihnya luka-luka di sekujur tubuh Yesus Sang Raja Agung. Luka-luka itu membuat tubuhNya bergetar dan darah segar yang menetes di sekujur tubuh itu sudah mulai mengering. Dari sejak subuh di Getsemani menuju ke benteng Antonio tempat Pengadilan Pilatus, dan dari situ menuju ke rumah Imam Besar Hanas dan balik lagi ke benteng Antonio, lanjut menapaki jalan menanjak ke Golguta; sungguh-sungguh telah menguras tenaga Yesus Sang Raja Agung. Tidak secuil roti yang diberikan kepadaNya, pun tak seteguk air disuguhkan bagiNya. Hingga pukul 15.00, Ia merasakan tubuhNya menggigil di atas salib itu. Ia mengalami Dehidrasi, dan keadaan itu tak mampu lagi ditahan sehingga Ia berseru: "Aku Haus".
Saudaraku...
Rasakanlah betapa hausnya Dia, dan sekiranya anda ada di situ, dapatkah anda bertindak untuk memberikan kepadaNya segelas air segar?
Apakah anda berani untuk menerobos barikade tentara pengawal penyaliban itu dan mengunjukkan ke bibir yang kering itu setetes saja air sejuk?
Ah...pastilah anda akan mencari jalan aman karena anda tidak mau bermasalah dalam perkara itu, ataukah anda berkata dalam hati: "itu bukan urusan saya!".
Saya sendiri tidak dapat menjamin bahwa saya bisa mengatasi persoalan ini. Saya tidak dapat memastikan bahwa saya berani mengambil sikap untuk tampil melawan arus, menerobos barikade tentara itu dengan segelas air mineral di tangan untuk memenuhi apa yang Yesus Sang Raja Agung minta; sekali pun, -(bisa jadi)-, saya dibentak, dipukul, ditendang atau dicambuk, bahkan diancam dengan hukuman mati.
Saudaraku...
Adakah hati yang tergerak oleh belas kasihan untuk memberi air kepadaNya?
Tidak ada, bukan?
Justru tindakan yang tidak manusiawi yang diterimaNya. Tetapi bukannya air yang tersedia, namun 3 jenis anggur: 1). Anggur bercampur Mur (Markus 15:23), 2). Anggur bercampur Empedu (Mat. 27:34), dan 3). Anggur Asam (Yohanes 19:29).
Dua jenis anggur yang disebut pertama, yakni Anggur bercampur Mur dan Anggur bercampur Empedu adalah bahan untuk penghilang rasa nyeri atau untuk penghilang rasa sakit. Para prajurit berusaha memberikan kepadaNya dengan harapan bahwa mereka mempunyai kesempatan yang cukup lama untuk memperlakukan Yesus Sang Raja Agung sebagai tontonan; mengolok-olok Dia dan menyiksaNya. Namun kedua minuman itu ditolakNya.
Justru Anggur Asam (Oxos = Cuka) yang tidak pantas disuguhkan bagi seorang yang mengalami luka luar-dalam, itulah yang disambut dan diminumNya. Ini menunjukkan penderitaan yang sempurna. Ia haus, namun Anggur Asam yang disambutNya. Anggur Asam itulah simbol dari isi cawan derita yang dihadapi di dalam Getsemani. Isi cawan itu adalah kutuk bagi kita, namun itulah yang diminumNya, agar dengan jalan itu kita terlepas dari MAUT.
Karena itu saudaraku...
Yesus Haus agar dahaga kita akan keselamatan terpenuhi. Kutuk itu ditanggung seorang diri, agar jalan menuju Sumber Air Hidup terbuka lebar bagi anda dan saya. Ia menyambut air laknat agar kepada anda dan saya disuguhkan Air Al-Hayat.
Selamat beraktivitas.
Selamat berharap kasihNya.
Selamat menyambut Kamis Putih.
Tuhan memberkatimu.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale)
Hari Ke-37 Masa Pra Paskah
(7 Ucapan Sang Raja Agung Dari Salib).
Bacaan : Matius 27:46
(Masale, 12 April 2017 - Pdt. Joni Delima)
Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Sebelum anda beraktivitas, mari berkontemplasi sejenak untuk menyelami beratnya derita yang ditanggung oleh Yesus Sang Raja Agung akibat dosa manusia.
Saudaraku...
Untuk kesekian kalinya saya mengajak anda untuk hening sejenak. Pejamkab mata, kosongkan batin dan berusahalah untuk merasakan perihnya luka-luka di sekujur tubuh Yesus Sang Raja Agung. Luka-luka itu membuat tubuhNya bergetar dan darah segar yang menetes di sekujur tubuh itu sudah mulai mengering. Dari sejak subuh di Getsemani menuju ke benteng Antonio tempat Pengadilan Pilatus, dan dari situ menuju ke rumah Imam Besar Hanas dan balik lagi ke benteng Antonio, lanjut menapaki jalan menanjak ke Golguta; sungguh-sungguh telah menguras tenaga Yesus Sang Raja Agung. Tidak secuil roti yang diberikan kepadaNya, pun tak seteguk air disuguhkan bagiNya. Hingga pukul 15.00, Ia merasakan tubuhNya menggigil di atas salib itu. Ia mengalami Dehidrasi, dan keadaan itu tak mampu lagi ditahan sehingga Ia berseru: "Aku Haus".
Saudaraku...
Rasakanlah betapa hausnya Dia, dan sekiranya anda ada di situ, dapatkah anda bertindak untuk memberikan kepadaNya segelas air segar?
Apakah anda berani untuk menerobos barikade tentara pengawal penyaliban itu dan mengunjukkan ke bibir yang kering itu setetes saja air sejuk?
Ah...pastilah anda akan mencari jalan aman karena anda tidak mau bermasalah dalam perkara itu, ataukah anda berkata dalam hati: "itu bukan urusan saya!".
Saya sendiri tidak dapat menjamin bahwa saya bisa mengatasi persoalan ini. Saya tidak dapat memastikan bahwa saya berani mengambil sikap untuk tampil melawan arus, menerobos barikade tentara itu dengan segelas air mineral di tangan untuk memenuhi apa yang Yesus Sang Raja Agung minta; sekali pun, -(bisa jadi)-, saya dibentak, dipukul, ditendang atau dicambuk, bahkan diancam dengan hukuman mati.
Saudaraku...
Adakah hati yang tergerak oleh belas kasihan untuk memberi air kepadaNya?
Tidak ada, bukan?
Justru tindakan yang tidak manusiawi yang diterimaNya. Tetapi bukannya air yang tersedia, namun 3 jenis anggur: 1). Anggur bercampur Mur (Markus 15:23), 2). Anggur bercampur Empedu (Mat. 27:34), dan 3). Anggur Asam (Yohanes 19:29).
Dua jenis anggur yang disebut pertama, yakni Anggur bercampur Mur dan Anggur bercampur Empedu adalah bahan untuk penghilang rasa nyeri atau untuk penghilang rasa sakit. Para prajurit berusaha memberikan kepadaNya dengan harapan bahwa mereka mempunyai kesempatan yang cukup lama untuk memperlakukan Yesus Sang Raja Agung sebagai tontonan; mengolok-olok Dia dan menyiksaNya. Namun kedua minuman itu ditolakNya.
Justru Anggur Asam (Oxos = Cuka) yang tidak pantas disuguhkan bagi seorang yang mengalami luka luar-dalam, itulah yang disambut dan diminumNya. Ini menunjukkan penderitaan yang sempurna. Ia haus, namun Anggur Asam yang disambutNya. Anggur Asam itulah simbol dari isi cawan derita yang dihadapi di dalam Getsemani. Isi cawan itu adalah kutuk bagi kita, namun itulah yang diminumNya, agar dengan jalan itu kita terlepas dari MAUT.
Karena itu saudaraku...
Yesus Haus agar dahaga kita akan keselamatan terpenuhi. Kutuk itu ditanggung seorang diri, agar jalan menuju Sumber Air Hidup terbuka lebar bagi anda dan saya. Ia menyambut air laknat agar kepada anda dan saya disuguhkan Air Al-Hayat.
Selamat beraktivitas.
Selamat berharap kasihNya.
Selamat menyambut Kamis Putih.
Tuhan memberkatimu.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale)
No comments:
Post a Comment