Laman

Thursday, April 27, 2017

Eli, Eli, Lama Sabakhtani

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-36 Masa Pra Paskah
(7 Ucapan Sang Raja Agung Dari Salib)
Bacaan : Matius 27:46
(Masale, 11 April 2017 - Pdt. Joni Delima)
.

Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga hari ini anda tetap diberkati sehingga dengan penuh sukacita dalam kelimpahan kasihNYa, anda dimungkinkan untuk berbagi berkat dengan yang lain.

Saudaraku...
Untuk sekian kalinya saya mengajak anda untuk hening sejenak. Pejamkan mata, kosongkan batin dan berusahalah untuk merasakan gejolak batin Yesus Sang Raja Agung, ketika dari puncak salib itu Ia menyaksikan satu per satu muridNya pergi dan meninggalkanNya dalam derita, dan satu pun dari mereka yang sudah mengalami berkat dari pengajaranNya serta mujizat dan kasihNya, menyatakan rasa empati; justru mereka berbalik mencemooh dan menyiksaNya.

Bisakah anda menggambarkan bagaimana perasaan anda sendiri ketika anda telah menolong seseorang lalu orang itu berbalik menampar wajah anda? Sangat menyakitkan, bukan?
Jangankan itu!
Ketika anda sudah menolong lalu yang bersangkutan nyelonong pergi tanpa mengucapkan terima kasih, hati anda pasti sakit, bukan?

Saudaraku...
Cobalah memposisikan diri anda pada kondisi yang sedang dialami Yesus Sang Raja Agung. Tidakkah dalam pergumulan yang sangat berat, anda membutuhkan kehadiran orang-orang yang turut merasakan derita anda dan sangat berharap ada yang menolong anda untuk mengatasi persoalan itu. Anda butuh tempat CURHAT. Namun sungguh amat menyakitkan jika satu per satu orang yang anda sebut sahabat atau anda anggap saudara lalu berbalik mengejek dan menghakimi anda. Dan betapa hancurnya hati anda ketika orangtua anda sendiri tidak mau tahu lagi siapa diri anda. Tidakkah tempat satu-satunya yang anda akan tuju adalah TUHAN? Dan tidakkah anda akan berteriak ketika anda merasa bahwa Tuhan pun ikut DIAM dalam persoalan anda? Bukankah anda juga akan berseru-seru: "Eli, Eli, Lama Sabakhtani = Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?".

Saudaraku...
Saya tidak mau berasumsi terlalu jauh tentang keadaan anda dengan bertolak dari seruan: Eli, Eli, Lama Sabakhtani. Saya hanya mau mengungkapkan beberapa makna teologis dari kedalaman iman saya pada Sang Rajaku sehingga Ia harus berteriak seperti itu.

Pertama:
Seruan ini adalah bukti kelapangan hati Tuhan menanggung aib manusia.
Yesus Sang Raja Agung rela menggenapi nubuatan para nabi: "Aku memberi punggungKu kepada orang-orang yang memukul Aku dan pipiKu kepada orang-orang yang mencabut janggutKu. Aku tidak menyembunyikan mukaKu ketika Aku dinodai dan diludahi (Yes. 50:6). Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungNya dan kesalahan kitalah yang dipikulNya...Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita (Yes. 53:4-5)".
Sungguh sangat menyakitkan bahwa Dia harus dicampakkan bukan karena kesalahanNya tetapi karena kesalahan kita. Dan Yesus Sang Raja Agung tahu bahwa hanya pilihan ini: "Ia ditinggalkan supaya kita yang berdosa ini, asal mau bertobat dan mau percaya, tentu akan disambut oleh Sang Bapa".

Kedua:
Seruan ini adalah gambaran dari penderitaan kita di dalam NERAKA.
Saya mau tegaskan kepada anda, bahwa jang pernah anda beranggapan bahwa NERAKA itu hanyalah dunia ide atau hayalan atau mimpi, yang hanya mau menakut-nakuti atau pun membodohi anda. NERAKA bukanlah sesuatu yang ABSTRAK atau pun ABSURD.
Seruan ini menggambarkan bahwa NERAKA itu adalah KENYATAAN atau FISIKAL, dan Yesus Sang Raja Agung mengambil-alih realita kemanusiaan dengan turun ke alam itu (Alam Maut = NERAKA). Tempat itu adalah tempat ketiadaan asa, yang menjadi nyata dengan kegelapan yang menyelimuti seluruh daerah itu disertai gempa bumi yang dahsyat (Mat. 27:45, 51). Seruan: "Eli, Eli, Lama Sabakhtani" adalah Babak Baru Kehidupan di mana Gerbang Sorga dibuka bagi yang mau bertobat dan percaya.

Ketiga:
Seruan ini adalah seruan dari hati yang dipenuhi CINTA.
Yesus Sang Raja Agung sedang mendemonstrasikan CINTA Sang Mempelai Pria terhadap kekasihnya. HatiNya yang terbakar oleh gelora CINTA akan membuat Dia bertindak tanpa berhitung UNTUNG-RUGI.
Ya...Yesus Sang Raja Agung sadar bahwa jika Ia tidak berseru maka Sang Mempelai Wanita akan hilang dan tersesat dalam keberdosaannya dan hukuman kekal menantinya.
Ya...Yesus Sang Raja Agung rela menggenapi apa yang dikatakan dalam Hab. 1:13a, "MataMu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman". Yesus Sang Raja Agung tidak tega melihat Iblis menginjak-injak Citra Diri Manusia yang diciptakan Segambar dan Serupa dengan Allah, dan Ia tidak tega memandang manusia dicampakkan ke tempat di mana ulat tidak akan mati dan api tidak dapat dipadamkan (Mark. 9:44). Ya...Ia tidak akan membiarkan anda dan saya terbuang ke dalam tempat kebinasaan kekal karena tipu daya Iblis.

Karena itu saudaraku...
Seruan: Eli, Eli, Lama Sabakhtani adalah bukti CINTANYA agar kita diterima Allah dan Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan kita. Untuk hal ini saya mau tegaskan: "Banggalah kepada Yesus anda. Jangan mudah terprovokasi untuk meninggalkan Dia jikalau anda sendiri tidak mau ditinggalkan Allah serta anda tidak ingin dicampakkan ke dalam NERAKA".

Selamat beraktivitas.
Selamat menikmati kasihNya.
Tuhan memberkatimu.

(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love