
Hari Ke-31 Masa Pra Paskah
Bacaan : Mat. 27:57-60, Mark. 15:42-46, Luk. 23:50-53, Yoh. 19:38-41
(Masale, 5 April 2017 - Pdt. Joni Delima)
Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Semoga kasih dan kemurahan Tuhan menopang anda dalam rutinitas hari ini.
Saudaraku...
Saya mau mengatakan bahwa ketika kondisi sangat menantang komitmen iman anda sebagai pengikut Yesus Sang Raja Agung, lalu anda berani menerobos tantangan tersebut dengan tidak memikirkan lagi resiko yang akan timbul karena tindakan anda itu, maka iman anda adalah "Iman Yang Excellent". Dan refleksi hari ini, saya hendak berbicara tentang kepribadian Yusuf dari Arimatea, -(yang bagi saya)-, ia telah mempertontonkan "Iman Yang Excellent". Ya...ketika para murid yang sudah sejak awal dipilih oleh Yesus Sang Raja Agung seharusnya bersatu-padu mengupayakan agar jenazah Sang Raja diturunkan dari salib itu dan mereka makamkan dengan baik, namun faktanya, mereka justru lari dan bersembunyi; dan di moment yang krusial inilah, Yusuf dari Arimatea mengungkapkan jati dirinya sebagai Murid Sejati dengan mempertaruhkan jabatan dan juga masa depannya dengan memakamkan Yesus Sang Raja Agung secara terhormat.
Saudaraku...
Saya mau menyingkapkan rahasia Yusuf dari Arimatea di balik moment pemakaman Yesus Sang Raja Agung, dan mudah-mudahan hal ini akan menggugah hati anda dan anda pun dapat mempertontonkan Iman Yang Excellent. Saya mau mengungkapkan fakta ini kepada anda bahwa, keempat kitab Injil mencatat nama Yusuf dari Arimatea dan masing-masing kitab memberikan penilaian yang baik tentang status dan kepribadiannya:
(1). Da adalah seorang yang KAYA RAYA, namun hal ini tidak serta-merta membuat dia sombong atau besar kepala. Da tetap tampil apa adanya seperti orang biasa. Statusnya sebagai seorang yang KAYA RAYA tidak menjadi penghalang baginya untuk membangun hubungan yang intim dengan siapa pun tanpa memandang muka. Da dapat berelasi dengan pejabat seperti PILATUS dan dengan sesamanya yang kaya seperti NIKODEMUS, namun dia juga tidak merasa risih untuk membangun relasi atau pertemanan dengan Yesus Sang Raja Agung dan kelompok murid-muridNya yang tidak lain dan tidakbukan, adalah kelompok orang yang dicap oleh lingkungannya "kaum udik atau orang pinggiran". Bahkan dia rela melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan kaum papa atau budak, yakni "MENGAFANI JENAZAH". Di hadapan Jenazah Yesus Sang Raja Agung, ia menjadi seorang yang sangat miskin sekali pun fakta menyebutkan bahwa dirinya itu KAYA RAYA. Baginya, HARTA atau KEKAYAAN bukan tujuan akhir dari pencaharian hidupnya akan Kebahagiaan Yang Sejati, tetapi yang dicari dan yang dinanti-nantikannya adalah KERAJAAN ALLAH.
(2). Dia adalah seorang yang TERPANDANG, bahkan Markus 15:43 versi KJV (King James Version) menyebut dirinya sebagai "Seorang Yang Terhormat = Honorable Counselor", tapi hal ini tidak menjadikan dirinya GILA HORMAT, -(bhs. Toraja: Kapuji-pujian, atau Kasede-sedean),- lalu memandang hina orang lain. Sekalipun dia adalah salah satu dari anggota Majelis Besar, -(Majelis Agama Yahudi yang disebut Sanhedrin)-, tetapi ia tetap mempertontonkan kepribadian yang RENDAH HATI. Baginya, KEHORMATAN atau status sebagai orang TERPANDANG bukanlah tujuan dari perziarahan hidupnya, tetapi yang dirindukan adalah KERAJAAN ALLAH.
(3). Dia adalah seorang yang BIJAKSANA dan memiliki wawasan (pengetahuan yang bai), sehingga dia dapat membedakan antara "ISU/GOSIP" dengan "FAKTA". Dia tidak termasuk dalam kelompok yang mengklaim diri AGAMAIS lalu memakai ISU SARA, lalu turun ke jalan untuk melakukan aksi sama seperti aksi 212 atau 313, atau semacamnya untuk melengserkan orang yang dituduh "Penista Agama dan Menghina Ulama". Ia tidak setuju dengan sikap, tindakan dan keputusan yang diambil oleh Majelis Agama, -(Sanhedrin = MUI-nya orang Yahudi)-, yang mengeluarkan FATWA PENISTAAN AGAMA. Ia dapat membedakan mana yang disebut KEBENARAN dan mana yang disebut ISU/GOSIP. Tujuan dari petualangannya untuk mencari makna kehidupan bukan berada dalam arus kepentingan dunia, tetapi berada dalam KERAJAAN ALLAH.
(4). Dia adalah seorang yang memiliki INTEGRITAS yang tinggi. Antara KATA dan TINDAKAN-nya itu "Menyatu". Dia bukan lagi seorang yang munafik. Kitab Injil Yohanes mengungkapkan Transformasi Iman yang terjadi dalam dirinya; dulu menjadi pengikut Yesus Sang Raja Agung dengan "diam-diam atau sembunyi-sembunyi", -(karena takut pada kaumnya atau rekan seprofesi, atau takut karena jabatannya sebagai anggota Majelis Besar)-, sekarang setelah semua orang yang mengklaim dirinya "Pengikut" pada lari dan bersembunyi, justru di moment yang krusial ini, dia secara terbuka mengakui dirinya sebagai murid Yesus Sang Raja Agung dan siap menanggung resiko dari keputusannya itu. Diaa tidak sekedar "mengaku dengan mulut", tetapi dia membuktikan pengakuannya dengan "tindakan"; menghadap Pilatus, menurunkan jenazah itu, mengafaniNya dan memakamkan di tempat pemakaman yang dia buat bagi dirinya namun direlakan tanpa pamrih buat Yesus Sang Raja Agung. Integritas dirinya telah mengantar poada pencapaian perziarahan batinnya untuk ada dalam KERAJAAN ALLAH.
Saudaraku...
Silahkan anda berkontemplasi!.
Bertanyalah pada diri anda sendiri?.
Apakah tujuan dari perziarahan hidup anda di tengah dunia ini?.
Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).
No comments:
Post a Comment