Mencari Yang Hidup Di Antara Yang Mati

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Kedua Minggu Paskah
Bacaan : Lukas 24:4-8
(Masale, 17 April 2017 - Pdt. Joni Delima)

Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Saya memohon kepada Rajaku, semoga kebangkitanNya membawa damai di hatimu.

Saudaraku...
Ada saatnya di mana anda mengalami hal ini:

Ketika anda sedang bercakap-cakap dengan seseorang lalu tiba-tiba anda lupa apa yang ingin anda sampaikan.

Ketika anda hendak baca koran, tiba-tiba anda mencari kacamata anda padahal apa yang anda cari itu ada di atas kepala anda.

Ketika anda hendak menulis, tiba-tiba anda mencari ballpoint padahal ballpoint itu terselip di celah telinga atau terselup di antara kancing baju anda.

Ketika anda masuk ke sebuah ruangan untuk melakukan ini atau itu, tiba-tiba anda lupa apa yang hendak anda lakukan lalu anda bertanya mengapa anda masuk ke ruangan itu.

Ketika anda ke pasar hendak berbelanja ini dan itu, tiba-tiba anda lupa apa yang hendak anda beli. Mungkin tadinya anda hendak membeli tomat, ternyata yang anda beli justru wortel.

Inilah yang disebut "Lupa Ingatan Sesaat atau Short Term Memory Lost Syndrom". Tetapi mohon maaf, saya tida bermaksud untuk membicarakan hal ini dari sidit pandang dunia kesehatan, -(sebab itu bukan bidang saya)-, namun saya mau fokus pada apa yang terjadi di kalangan para murid yang dalam waktu sesaat, lupa pada apa yang sudah mereka dengar dan apa yang sudah mereka alami bersama-sama dengan Yesus Sang Raja Agung sebelum peristiwa Getsemani - Gabata - Golguta. Dan Short Term Memory Lost Syndrom tidak hanya terjadi pada diri pengikut Yesus Sang Raja Agung pada peristiwa yang saya sebutkan tadi, tetapi hal itu menjadi fakta yang terus terulang sampai sekarang ini.

Tidakkah begitu banyak orang Kristen yang dalam sesaat lupa akan Tuhan; jangankan pada kondisi susah, tetapi juga dalam kondisi senang?.

Ketika mereka susah, bukannya mereka datang kepada Tuhan tetapi datang kepada tuan; dan tuan itu adalah kuasa kegelapan, yakni: dukun, paranormal/peramal nasib, pengasihan/pelet, persugihan/pemujaan arwah atau jin, jimat/peruntungan, teluh/santet, bahkan horoskop.

Tuan itu juga dapat tampil dalam bentuk Mammon dengan menjual diri (persundalan/WTS/Gigolo, semburit atau perilaku seks yang menyimpang seperti homoseks: gay dan lesbi), atau dalam bentuk Mammon Modern (penggunaan napza atau sabu-sabu).

Dan sebagaimana yang saya katakan; bukan hanya pada saat susah, saat senang pun fakta Short Term Memory Lost Syndrom tak dapat dipungkiri.

Tidakkah begitu banyak orang Kristen ketika mereka senang, mereka lupa saat mereka masih susah. Saat susah mereka cari Tuhan, namun saat kelimpahan mereka lupa bersyukur. Saat susah datang bernazar di hadapan Tuhan, saat senang datang ke bazaar dan berpesta pora. Saat susah mereka kushyuk berdoa, saat senang berdugem ria di diskotik atau di cafe.

Saudaraku...
Sungguh banyak orang Kristen mencari Yang Hidup di antara Yang Mati. Mereka mencari sumber bahagia tetapi datang di tempat yang salah.
Itulah sebabnya, Paskah ini mengingatkan anda tentang Short Term Memory Syndrom.
Paskah mengingatkan anda pada kecenderungan Lupa Ingatan Sesaat.
Paskah ini menyadarkan anda yang tahu apa itu ibadah namun Lupa Esensi Ibadah. Mendengarkan khorbah dengan tenang, tetapi tidak tahu apa yang dikhotbahkan. Membaca dan mendengarkan Firman, tetapi tidak tahu apa yang dibaca dan didengarkan itu.
Akibatnya, kita datang mencari Yang Hidup di antara Yang Mati.

Paskah ini mengingatkan kita bahwa YESUS HIDUP, dan karena itu kita pun harus hidup, dan Hidup Yang Bersumber Dari SANG HIDUP adalah hidup yang menghasilkan buah KEBAJIKAN. Yesus Sang Raja Agung bersabda: "bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa di dalam namaKu, diberikanNya kepadamu (Yoh. 15:16)".

Selamat Paskah.
Tuhan memberkatimu.

(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).