Laman

Friday, June 9, 2017

Padahal Kami Berharap

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Keenam Minggu Paskah
Bacaan Alkitab : Lukas 24:19-24
(Masale, 21 April 2017 - Pdt. Joni Delima)


Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Mari kita bersyukur bahwa kontestasi politik yang penuh intrik di Jakarta dapat berjalan dengan baik dan aman sekali pun ada rasa kecewa di hati.
Khusus untuk kaum ibu, izinkan saya mengucapkan Hari Kartini.
Semoga Kartini-Kartini baru bermunculan untuk memperjuangkan hak-hak kaum termarginalkan; jadilah berkat bagi dunia anda.

Saudaraku...
Saya pernah membaca tentang kisah seorang pria yang hidup sebatangkara di rumah peninggalan orangtuanya. Ia hidup sangat sederhana bahkan kehidupannya tidak lebih daripada seorang gembel. Pada akhirnya ia meninggal dunia dengan tidak memiliki apa-apa, kecuali warisan rumah tua dan sebuah lukisan yang terpajang di sudut kamar; dan semuanya itu kemudian diwariskan kepada kaum keluarganya.

Ya...tidak ada yang berharga kecuali lukisan itu. Kemudian keluarganya sefakat untuk menjual lukisan tersebut dengan harga yang sangat murah. Pada suatu hari, sang pembeli lukisan itu mencari tahu lukisan itu, dan ternyata lukisan itu dibuat tahun 1800-an oleh seorang pelukis terkenal Henri de Toulouse Lautrec. Akhirnya sang pembeli membawa lukmisan itu ke rumah lelang dan laku dengan nilai yang sangat fantastic (sekian juta dolars) yang membuat orang itu seketika berubah menjadi OKB (Orang Kaya Baru = Millyaner).

Saudaraku...
Apa kaitan kisah ini dengan kedua murid yang melakukan perjalanan dari Yerusalem ke Emaus?
Tahukah anda bahwa kehadiran Yesus dengan pelayanan dan pengajaranNya yang jauh berbeda dengan cara mengajar dan melayani oleh Guru-guru Yahudi dan Ahli-ahli Taurat, justru membangkitkan "Semangat Mesianik" di kalangan masyarakat Yahudi, khususnya mereka yang termarginalkan.
Dan bukan hanya itu, mujizat yang dilakukanNya semakin meneguhkan keyakinan bahwa saatnya sudah tiba, takhta Daud akan ditegakkan kembali dan kerajaan Israel dimaklumkan!

Itulah sebabnya banyak orang meninggalkan kampung halamannya dan semua rutinitasnya lalu fokus pada satu hal: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi (Lukas 19:38)".
Tidakkah lagu ini menjadi jawaban orang banyak atas nyanyian para malaikat saat kelahiran Yesus:
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya".
Ya... dengan nyanyian ini, sekarang diamini bahwa Janji Sang Mesias telah digenapi dan Yesus harus dimaklumkan menjadi RAJA.

Tapi apa yang terjadi dalam satu hari di Via Dolorosa telah meruntuhkan Harapan Mesianic.
Berita kebangkitan yang disampaikan para perempuan-perempuan Yerusalem tidak mampu menegakkan kembali harapan itu. Rasa kecewa tergambar di wajah Kleopas dan temannya: "Padahal kami dahulu mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel (Luk. 24:21a)".

Saudaraku...
Inilah yang hendak saya katakan bahwa: "terkadang kondisi yang sedang kita alami membutakan pandangan dan mematikan kesadaran bahwa kita sesungguhnya sangat berharga, dan karena kita sangat berharga, maka sesungguhnya kita adalah orang yang kaya raya di dalam Tuhan".
SALIB di mata para murid adalah LUKISAN TAK BERNILAI. Hal ini disebabkan oleh pikiran mereka yang terpola: "orang yang mati di kayu salib adalah manusia terkutuk". Mindset seperti ini yang memiskinkan iman para murid, padahal mereka adalah pewaris harta sorgawi. Pilihan Allah pada Via Dolorosa = Jalan Derita, terlalu sulit diterima sebagai pilihan Allah yang tepat untuk mengarahkan langkah kita ke Via Victoria = Jalan Kemenangan.

Karena itu, mindset ini harus diubah melalui perjumpaan pribadi dengan Dia Yang Bangkit. Dia Yang Bangkit tidak mau, orang yang percaya melangkah mundur , -(dari Yerusalem ke Emaus)-, tetapi langkah itu harus terus maju: "Dari Emaus ke Yerusalem dan dari Yerusalem ke seluruh dunia, dan dari seluruh penjuru dunia menuju kedatangan Yerusalem Yang Baru".

Saudaraku...
Salib tak dapat dinilai dengan apapun, sebab hal itu adalah pertaruhan sorga demi manusia. SALIB adalah LUKISAN SANG MAESTRO untuk mengembalikan citra diri anda sebagai Gambar dan Rupa Allah. Karena itu, jangan memiskinkan diri anda karena memandang hina SALIB, tetapi bangkitkan keyakinan bahwa justru SALIB itulah yang membuat anda KAYA dalam kasih karunia.

Karena itu saudaraku...
Camkan hal ini:
Fakta SALIB diteguhkan oleh fakta KEBANGKITAN dan fakta KEBANGKITAN mengarahkan langkah hidup anda menuju MARANATHA.

Selamat merefleksikan Paskah.
Tuhan memberkatimu.

(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love