Laman

Monday, July 24, 2017

Jangan Memberangus Kebenaran Oleh Nafsu

Sebuah Refleksi Jiwa
"Perenungan Diri Di Taman Eden"

(Masale, 4 Pebruari 2017 - Pdt. Joni Delima)

Untukmu saudaraku...
Aku ingin menuturkan untaian kata,
aku tak tahu,
apakah ini sebuah nasehat, ataukah sebuah luapan emosi karena sakit hati,
atau apa...engkau sendiri yang menilainya
:

Inilah yang hendak saya tuturkan:

Jika anda telah menyimpan rasa antipati terhadap orang lain, maka anda akan terdorong untuk melakukan sesuatu dengan maksud menyingkirkan orang tersebut, walau anda harus menginjak-nginjak kebenaran bahkan mengorbankan harga diri anda sendiri demi maksud tersebut.
Saya hanya mencibirkan bibir melihat tingkah-langkahmu.
Sehebat apa pun anda bahkan setaat apa pun anda dalam melakukan syariat agama anda, jika hati anda telah dibelenggu oleh perasaan antipati pada seseorang, maka sesungguhnya anda telah mengubur nilai kemanusiaan anda dan menistakan agama anda sendiri.
Sebab nilai hidup anda tidak ditentukan oleh status yang melekat pada diri anda, dan intisari hidup keagamaan anda tidak pula ditentukan oleh fanatisme pada huruf-huruf yang mati dari sebuah kitab suci yang anda baca setiap hari; tetapi sangat ditentukan oleh penghargaan anda pada nilai-nilai kemanusiaan dan mewujudkan hidup keimanan anda lewat tindakan kasih.

Untukmu saudaraku....
Aku ingin meneriakkan kata-kata dalam batinku,
dan biarlah engkau sendiri yang menilainya,
tetapi maksud hatiku hanya untuk kebaikan kita bersama
:

Apa pun keyakinan atau agama anda, saya tahu bahwa tidak ada hal lain yang ditawarkan kepada anda sebagai satu kewajiban yang harus anda taati, yakni "melakukan kebajikan dan selalu berusaha untuk menjauhkan diri dari tindak kejahatan".

Mungkin anda tak tahu dan tak mengerti tempat ini.
Namun izinkanlah saya mengajakmu ke sana.
Tempat itu adalah sebuah Taman Yang Teduh, Getsemani namanya.
Sekali pun tempat itu terasa teduh dan damai, tetapi di situ ada peperangan yang seru walau hal itu tak tampak.
Sebuah peperangan batin antara antipati dan bela-rasa.

Taman Getsemani menjadi saksi dari tindakan bodoh Yudas yang sangat kecewa terhadap Yesus karena harapannya tak tergapai.
Yudas terbelenggu oleh rasa antipati hanya karena impiannya tak terwujud, lalu menyerahkan Yesus ke tangan tentara Romawi dengan sebuah tanda CIUMAN.

Taman Getsemani menjadi saksi sejarah di mana Yesus menegur Petrus yang hatinya telah bertabur benih kebencian dan antipati karena Tuhannya yang tak bersalah harus dinistakan.
Ya...Yesus menegur Petrus agar menyarungkan kembali pedangnya dan menasehatinya: "barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang".

Taman Getsemani menjadi saksi abadi di mana Yesus tidak terprovokasi oleh hawa nafsu, tetapi taat sepenuhnya pada maksud dan rencana Allah dalam menyelamatkan dunia dan segala isinya.
Dan inilah ungkapan hati Sang Pemenang:
"Sekiranya, jauhkanlah cawan ini dari padaKu, tetapi dalam perkara ini jangan kehendakKu yang jadi, tetapi kehendakMulah ya Bapa".

Saudaraku...

Adakah untung yang anda dapatkan dari sikap ANTIPATI?.

Adakah nama besar yang anda akan dapatkan jika anda masih terkurung dalam penjara hawa nafsu yang berlumur kebencian dan antipati pada seseorang?.

Izinkan saya hanya mau menuturkan kata-kata ini, dan jadi masalah jika anda membuangnya.
Saya hanya numpang lewat, tak disambut pun, tidak masalah bagiku.
Yang penting, saya mengatakan hal-hal ini bagimu:

Jangan nistakan dirimu dengan Rasa Benci!.

Jangan nistakan Agamamu dengan amarah yang meledak-ledak serasa tak terbeban melafalkan "Demi Nama Allah"!.

Jangan nistakan kitab sucimu jika di tanganmu masih menggenggam pedang yang selalu siap menebas kepala orang-orang yang anda sangat benci!.

Bukalah Gerbang Getsemani dan pandanglah sebuah kemenangan besar yang menanti anda, dan itu hanya mungkin terjadi jika rasa benci dan antipati terkubur oleh rasa kasih yang menggelora!.

Tataplah wajah Yesus; tak ada rasa kecewa, tak ada rasa benci atau pun antipati sekali pun Dia harus dikhianati. Konsekwensi dari cintanya terhadap anda dan saya, maka Ia rela membayar mahal harga sebuah keselamatan, yakni nyawaNya sendiri!.

Yesus sungguh mengasihimu tanpa memandang siapa diri anda!.

Ingatlah:
Getsemani akan terus memperdengarkan gaungnya, bahwa kebenaran hakiki tak akan mungkin terberangus oleh hawa nafsu.

Selamat belajar untuk melawan antipati.
Selamat belajar untuk memenangkan pertempuran menaklukkan nafsu.
Selamat untuk belajar menggelorakan batin anda dengan rasa cinta.
Selamat...Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan: Refleksi Jiwa ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love