Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : 1 Yohanes 4 : 7 - 21.
(Masale, 14 Oktober 2017 - Pdt. Joni Delima).
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda terus diberkati.
Saudaraku...
Saya harus jujur mengatakan bahwa saya sangat rapuh. Begitu rapuhnya saya sehingga sangat mudah terluka dan jika hal itu terjadi maka luka itu sangat sulit untuk dipulihkan. Ya...ketika hati kita tersakiti, jujur kita harus akui bahwa hal itu tidak mudah untuk diobati sehingga pulih 100%. Butuh waktu yang lama untuk menormalisasi keadaan menjadi seperti semula.
Saya sendiri banyak belajar dari situasi kerapuhan yang melekat pada diri saya dan terus melatih diri saya untuk tidak terjebak dalam sikap yang tidak benar; membiarkan diri terbelenggu oleh kebencian, dendam dan amarah. Bagi saya secara pribadi, tidak ada hal yang terbaik, yang harus dilakukan dalam rangka memulihkan luka batin, selain: "menguburkan sakit hati itu dalam peti pengampunan".
Saudaraku...
Saya hanya mau mengatakan hal ini kepada anda:
"Jika anda masih menuntut balas atas luka batin anda dan tidak mau melapangkan hati anda untuk memaafkan, maka anda sedang menggali kubur untuk diri anda sendiri. Sebab orang yang dibelenggu oleh rasa benci akan semakin merapuhkan dirinya sendiri sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Sebab bagi saya, 100% dari penyakit yang mematikan itu adalah akibat dari ketidak-mampuhan untuk mengelolah konflik batin".
Orang yang hari-harinya diselimuti oleh rasa benci, biasanya memiliki kesehatan yang buruk dan penelitian sendiri menunjukkan bahwa orang yang terus menerus dibelenggu rasa benci, sangat rawan terserang KANKER. Dengan demikian, saya mau mengatakan bahwa, benar apa yang dikatakan Douglas Steere: "Kebencian adalah bentuk bunuh diri yang dilakukan perlahan-lahan".
Saudaraku...
Kita harus bersyukur karena Tuhan selalu mengingatkan kita pada kerapuhan yang melekat pada diri kita masing-masing dan mengajak kita untuk tidak memperparah kerapuhan itu. Dan firman Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa: "Hanya dengan jalan mengampuni, maka kerapuhan itu akan dipulihkan".
Coba anda renungkan dan pertimbangkan dengan baik; sekiranya Tuhan tidak membuka diriNya untuk mengulurkan tangan pengampunan dan maaf kepada kita, apa jadinya kita. Dan lebih dari itu, Allah sendiri menyangkali hakekat diriNya sebagai KASIH. Dan jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka kita masih berada di bawah LAKNAT. Tetapi realita yang ada ialah: "Allah adalah KASIH dan IA tidak dapat menyangkali diriNya itu. Karena begitu bersar KASIH-Nya, maka IA mengorbankan Anak TunggalNya untuk menjadi tebusan atas dosa dan pelanggaran kita".
Inilah dasarnya sehingga Rasul Yohanes mengatakan:
"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita saling mengasihi (1 Yoh. 4:11)".
Untuk itulah maka saya mau menegaskan hal ini:
"Pengampunan itu memulihkan. Pengampunan itu indah bagi yang menerima terlebih bagi yang memberi. Dan yang lebih lagi, jika anda mengampuni maka hati anda adalah hati Tuhan dan anda pantas disebut MAN of GOD".
Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale)
Bacaan : 1 Yohanes 4 : 7 - 21.
(Masale, 14 Oktober 2017 - Pdt. Joni Delima).
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda terus diberkati.
Saudaraku...
Saya harus jujur mengatakan bahwa saya sangat rapuh. Begitu rapuhnya saya sehingga sangat mudah terluka dan jika hal itu terjadi maka luka itu sangat sulit untuk dipulihkan. Ya...ketika hati kita tersakiti, jujur kita harus akui bahwa hal itu tidak mudah untuk diobati sehingga pulih 100%. Butuh waktu yang lama untuk menormalisasi keadaan menjadi seperti semula.
Saya sendiri banyak belajar dari situasi kerapuhan yang melekat pada diri saya dan terus melatih diri saya untuk tidak terjebak dalam sikap yang tidak benar; membiarkan diri terbelenggu oleh kebencian, dendam dan amarah. Bagi saya secara pribadi, tidak ada hal yang terbaik, yang harus dilakukan dalam rangka memulihkan luka batin, selain: "menguburkan sakit hati itu dalam peti pengampunan".
Saudaraku...
Saya hanya mau mengatakan hal ini kepada anda:
"Jika anda masih menuntut balas atas luka batin anda dan tidak mau melapangkan hati anda untuk memaafkan, maka anda sedang menggali kubur untuk diri anda sendiri. Sebab orang yang dibelenggu oleh rasa benci akan semakin merapuhkan dirinya sendiri sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. Sebab bagi saya, 100% dari penyakit yang mematikan itu adalah akibat dari ketidak-mampuhan untuk mengelolah konflik batin".
Orang yang hari-harinya diselimuti oleh rasa benci, biasanya memiliki kesehatan yang buruk dan penelitian sendiri menunjukkan bahwa orang yang terus menerus dibelenggu rasa benci, sangat rawan terserang KANKER. Dengan demikian, saya mau mengatakan bahwa, benar apa yang dikatakan Douglas Steere: "Kebencian adalah bentuk bunuh diri yang dilakukan perlahan-lahan".
Saudaraku...
Kita harus bersyukur karena Tuhan selalu mengingatkan kita pada kerapuhan yang melekat pada diri kita masing-masing dan mengajak kita untuk tidak memperparah kerapuhan itu. Dan firman Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa: "Hanya dengan jalan mengampuni, maka kerapuhan itu akan dipulihkan".
Coba anda renungkan dan pertimbangkan dengan baik; sekiranya Tuhan tidak membuka diriNya untuk mengulurkan tangan pengampunan dan maaf kepada kita, apa jadinya kita. Dan lebih dari itu, Allah sendiri menyangkali hakekat diriNya sebagai KASIH. Dan jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka kita masih berada di bawah LAKNAT. Tetapi realita yang ada ialah: "Allah adalah KASIH dan IA tidak dapat menyangkali diriNya itu. Karena begitu bersar KASIH-Nya, maka IA mengorbankan Anak TunggalNya untuk menjadi tebusan atas dosa dan pelanggaran kita".
Inilah dasarnya sehingga Rasul Yohanes mengatakan:
"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita saling mengasihi (1 Yoh. 4:11)".
Untuk itulah maka saya mau menegaskan hal ini:
"Pengampunan itu memulihkan. Pengampunan itu indah bagi yang menerima terlebih bagi yang memberi. Dan yang lebih lagi, jika anda mengampuni maka hati anda adalah hati Tuhan dan anda pantas disebut MAN of GOD".
Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale)
No comments:
Post a Comment